Page 8: She's The Poison

6.8K 1.3K 592
                                    

Kangen Reynand si anak ganteng baik? 🙋

Btw jgn ditagihin ya, aku tau kapan harus up. Aku yg nulis, mikir, bikin cerita, kamu yg kasih feedback (vomen) itu uda adil bgt shay~ so mohon kerja samanya. Berasa up setaun sekali kalo disuruh dan ditagih2 tuh, pdhl seminggu 2x lho update-nya 😛

Terus kenapa ada target vote? Yeeeu masa ga boleh? Kan w uda cape2 nulis dan rajin up -_-

Page ini 480 vote 200 komen ya  👁️👅👁️

*** Happy Reading***

*** Happy Reading***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Berani lo nyipok gue? Minum satu botol ama gue aja lo mau semaput!”

Vania sudah berbalik menghadap Reynand dengan kedua tangan bertolak pinggang. Dia tertawa mengejek ingat reaksi Reynand ketika pertama kali mereka makan bekal bersama.

Reynand tidak mengatakan apa pun, tapi ia menarik pinggang Vania mendekat. Cowok itu menunduk sementara Vania mendongak. Tidak ada ketakutan di mata cewek itu, tapi ketika Reynand mulai memangkas jarak di antara mereka… dada Vania berdetak menggila.

“L-lo nggak beneran mau nyipok gue di sini, ‘kan?”

Mata Vania jelalatan melihat orang-orang di sekitar mereka, tapi mereka tidak peduli dan asyik dengan dunianya sendiri. Vania tidak tahu siapa yang meneriakkan isi hatinya  di depan sana, yang jelas… tidak ada lagi melodi keras yang memekakan telinga. Hanya ada petikan senar gitar, dan suara seorang pria yang melafalkan lirik-lirik romantis penuh perasaan.

“B-banyak orang… kita bisa langsung digrebek kalau cipokan di sini,” kata Vania menahan dada Reynand dengan kedua tangannya.

Cowok itu masih bungkam, bahkan ia tidak tersenyum sama sekali. Namun yang pasti, jarak di antara mereka semakin menipis dan hampir habis. Hingga akhirnya hidung keduanya pun bersinggungan… mengalirkan percik kecil dalam diri Vania.

“R-Rey….”

Vania menutup matanya ketika Reynand tak mengindahkan. Embusan hangat dari hidung cowok itu mulai terasa, sementara kedua kaki Vania telah lemas dan bergetar seperti orang kelaparan.

Hingga akhirnya….

“Darah….” Reynand menangkup wajah Vania dan melihatnya lebih jelas. “Lo, mimisan?” tanya cowok itu seraya mengusap darah yang mulai mengucur dari hidung Vania.

Bodoh.

Konyol seperti cewek di dalam anime yang baru pertama kali berkencan.

Vania membuka mata dan mengerjap beberapa kali. Reynand dengan sigap melepas jaketnya untuk mengelap darah Vania. Cowok itu menahan kepala Vania agar tetap mendongak.

Sweet Karma (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang