Gilak sih eyke nungguin tembus vote ampe kering, ternyata emang banyak yg ga dpt notif page 11 🙃
Begitulah shaay, makanya follow akun eyke biar ga kudet. At least bisa baca announcements sama check works eyke kan. Kaga usah takut kebanyakan following, abis tamat lapak ini langsung aja unfoll eyke, gosah sedih. Ga nyari followers juga, pentingnya mah lapak rame dan ada yg baca. Ya gak siiiee....
Page ini 650 vote yes bodo amat, kaga vote eyke slepet galonnya Atuy Galon 😛
***Happy Reading***
***
Embusan angin menerpa wajah Vania ketika Reynand membawanya ke rooftop. Siang itu langit terlihat biru bersih dengan beberapa awan yang menggantung indah. Tangan mereka masih bertaut, Reynand tidak mengatakan apa pun selama beberapa detik.
Cowok itu memejamkan mata sejenak, sebelum menarik napas panjang. Vania yang tidak bisa diam pun mengayun tangan mereka seperti anak kecil yang selalu bersemangat.
“Biasanya kalau di film-film romance Jepang ini bau-baunya bakal ditembak sih,” gumam Vania membuat Reynand tersenyum tipis.
“Oh ya? Jadi itu yang ada di pikiran lo sekarang?”
Vania mengangguk yakin lalu mereka berdiri berhadapan. “Soalnya segalanya tuh udah mendukung banget. Langitnya cerah, rooftop-nya aestetik, terus… guenya cantik. Pasti lo mau nembak gue, ‘kan?” Vania menggigit bibirnya sementara ia tak berniat melepas tangan cowok itu sama sekali. Begitu juga dengan Reynand.
“Lo mau sama gue?” tanya Reynand setelah memangkas jarak yang cukup banyak.
Vania mengangguk lagi, kali ini ia mengulum senyum malu. “Mau banget, hehe….”
“Tapi… kalau udah sama gue lo nggak bisa ke mana-mana lagi. Lo yakin?”
Reynand menyelipkan rambut Vania yang dibawa angin ke belakang telinga. Melihat lebih dekat kepada pipi yang sedang bersemu merah muda itu. “Gue mau kita bareng, tapi ini bukan untuk main-main. Lo harus siap dan yakin atas perasaan lo ke gue.”
“Yakin! Gue mau kok jadi cewek lo!” seru Vania antusias. Bahkan, ia mencengkeram bagian depan seragam Reynand. “Kita pacaran aja yuk, Rey! Daripada masuk sektenya Zian mending kita pacaran! Yah, mau yah?” pinta Vania seperti meminta permen dari Reynand.
“Lo bakal sama gue terus, Vania, dan itu bukan dalam waktu yang sebentar. Mungkin, bisa selamanya… lo nggak pa-pa?”
“Lo ngeremehin gue? Sampek jadi nenek-nenek peyot juga gue jabanin! Gue janji nggak akan main-main sama cowok lain atau ke club lagi. Pokoknya gue akan bersikap sebagai pacar yang manis, lemah lembut, nggak teriak-teriak dan penurut!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Karma (TAMAT)
Teen FictionThe wrong one will find you in a piece and leave you in a pieces. The right one will find you in a pieces and lead you to piece. 🎐Bagi Vania Athalita, bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan. Di tengah kesepian yang kian menggerogo...