Capa kangen Reynand dan Paniah? 😬👕👙
Yg blm baca dan vote page 12 kuy vote dulu, ntar lu bingung baca page ini wkwkwk. Btw selamat berbuka puasa yes, mari nikmati kisah uwu-uwu ini, kalo bisa baca malem aja hahah kalo siang tar puasa lu bolong 🌚👙
***Happy Reading***
***
“Ciyeee… kangen banget nih ye.” Vania menggelitiki dagu Reynand ketika cowok itu masih berdiri di depan pintu.
“Perasaan tadi elo deh yang minta cepet-cepet disamperin,” balas Reynand lalu menggiring tubuh pacarnya ke dalam. “Mbak Lili belum pulang?”
“Udah, tapi pergi lagi. Dia lagi hectic banget akhir-akhir ini.”
Vania memeluk lengan Reynand dan duduk di samping cowok itu.
“Kalau lo tempelin gue terus kayak gini kapan ngerjain PR-nya?”
Cewek itu tergelak lucu dan semakin mengeratkan pelukannya kepada Reynand. “Ayang Bebeb mah gitu…. Ayang Cantik kan kangen banget sama Ayang Bebeb.”
“Kita udah ketemu tadi di sekolah.”
“Kurang. Maunya duapuluh empat jam!”
“Mana bisa.”
“Bisaaaa!” seru Vania lalu berbisik ke telinga Reynand. “Kalau udah jadi suami-istri hihi….”
Reynand tertawa kecil lantas menarik hidung Vania. “Kerjain dulu PR lo, baru ngomongin masa depan.”
“Bantuin tapinya, susah banget soal yang dikasih Pak Nangis. Dia kasih contoh gampang, eh pas kasih soal pusingnya minta ampun.”
Vania mencebik kesal karena selama satu minggu berpacaran dengan Reynand dia masih belum pintar-pintar. Sampai Vania bertanya dalam hati, ke mana dia saat Tuhan membagikan kecerdasan. Namun di satu sisi Vania bangga karena dia bodoh. Kalau tidak ada orang bodoh, maka tidak akan ada orang pintar. Jadi, Reynand dan semua orang pintar di dunia ini harus berterima kasih padanya.
“Abis ini jalan-jalan ya, Rey. Bosen pacaran di rumah mulu.”
“Kata lo lebih enak kalau di rumah, nggak ada yang ganggu.” Reynand mengulum senyum geli mendengar ucapannya sendiri. Entahlah, semenjak dekat dengan Vania, ia menjadi sering tersenyum daripada biasanya.
“Percuma mojok duaan kalau lo aja nggak pernah bales ciuman gue. Sebel,” gerutu Vania seraya membuka buku matematikanya. “Semua setan kayak nggak berguna keberadaannya, mereka selalu gagal bikin lo khilaf dan akhirnya gue dongkol sendiri,” kata Vania lagi.
Sementara itu, Reynand mengembuskan napas panjang. Ceweknya itu benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ia katakan. Jika Reynand memulai duluan, mungkin itu tidak akan berhenti di sebuah kecupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Karma (TAMAT)
Teen FictionThe wrong one will find you in a piece and leave you in a pieces. The right one will find you in a pieces and lead you to piece. 🎐Bagi Vania Athalita, bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan. Di tengah kesepian yang kian menggerogo...