🔹Romantis🔹

65.6K 4K 175
                                    

Siang ini Naurie menjemput Nicholas ke sekolahnya. Memang, dia sudah berjanji kepada Neandra akan menjemputnya hari ini. 

Naurie menghentikan langkahnya. Melihat Nicholas terdiam, saat semua teman-temannya disuapi oleh ibu mereka masing-masing. Mungkin, Nicholas sangat iri dengan hal itu.

Naurie merasa kasihan dengan Nicholas. Kenapa ada seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya seperti ini? Apa dia tidak tahu? Anaknya sangat sedih tidak memiliki ibu sekarang. Memang, wanita tidak tahu diri.

"Nicholas" Naurie langsung memanggil anak itu.

"Mommy"

Naurie tersenyum mendengarnya.
Memang, dirinyalah yang menyuruh Nicholas memanggilnya seperti itu.

"Hati-hati sayang, jangan lari, kakimu masih belum pulih"

Brak!

Baru saja Naurie memperingatkannya, dia sudah terjatuh.

"Kyaaaa...." anak itu menangis keras.

"Nicholas!"

Naurie langsung menghampirinya, "Kan mommy sudah bilang, Nicho nggak boleh lari"

Mommy? Entahlah, dia merasa sangat aneh mengatakan itu. tapi tidak papa, ini hanya untuk beberapa hari kedepan.

Naurie mengambil kotak P3K, langsung membersihkan luka anak itu. Dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Nicholas. Naurie mengoleskan obat merah, lalu membalut lukanya menggunakan perban.

"Apa masih sakit?"

Nicholas menggeleng.

"Maafin Nicho mommy" ucap anak itu.

"Mulai sekarang Nicho harus nurutin kata mommy, nggak boleh jadi anak nakal" ucap Naurie menasehatinya.

Terlihat seorang pria tersenyum melihat hal itu. Dia sangat senang Naurie sangat perhatian kepada putranya.

"Apa yang terjadi dengan Nicholas?" tanya Neandra.

"Dia jatuh tadi, padahal aku sudah memperingatkannya"

"Maafin Nicho daddy, Nicho jadi anak nakal. Nggak ngedengerin kata- kata mommy"

"Mommy?"

"Iya, dia sekarang memanggilku seperti itu. Aku sangat kasihan Nicholas tidak memiliki ibu. Jadi, aku akan menjadi ibunya untuk beberapa hari kedepan"

Neandra tersenyum senang, "Tapi kau memang ibunya" kata pria itu.

"Hah?!"

"Nicholas adalah putra kandungmu Naurie"

"Kenapa kau selalu mengatakan itu Neandra? Apa gara- gara aku mirip dengan istrimu, kau terus mengatakan itu?!"

"Tapi Naurie..."

"Jangan pernah lagi mengatakan aku istrimu, aku bukan wanita itu. Aku tidak ingin kau menyamakan diriku dengan wanita tidak tahu diri itu, tega sekali dia meninggalkan anaknya seperti ini!" umpat Naurie kesal.

Neandra hanya tersenyum, wanita itu sedang mengumpat dirinya sendiri sekarang.

"Baiklah, ayo kita makan siang bersama, kau belum makan kan?" ajak Neandra.

"Tapi..."

"Ayolah Naurie"

Neandra mengendong putranya, lalu menggandeng tangan Naurie. Sungguh, mereka terlihat seperti keluarga kecil yang sangat bahagia.

"Kau tahu? Di dekat sini ada restoran enak, aku yakin kau akan menyukainya"

"Benarkah?"

"Tentu, pilihanku tidak mungkin salah"

NeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang