Neandra

🔹Kebetulan 🔹

Neandra melaju mobilnya kencang, namun, baru saja lampu merah menyala didepannya.

"Sial!" gerutunya sambil memukul stir mobilnya.

Kenapa kepalanya sangat sakit sekarang? memikirkan wanita itu.

Pria itu mengedarkan pandangannya, terlihat seorang pemulung bersama putranya yang sedang mengais makanan dari tempat sampah.

Neandra terus memperhatikan gerak-gerik pemulung itu, terlihat mereka sangat bahagia mendapatkan makanan yang masih terbungkus rapi, tapi mungkin itu sudah basi.

"Lihat putraku, hari ini kita makan juga" kata pemulung itu membuka bungkusan makanan basi itu, langsung memakannya sambil menyuapi anaknya.

"Iya ayah hari ini kita tidak kelaparan lagi" sahut bocah yang kemungkinan umurnya masih usia 7 tahunan.

Neandra tertegun melihat apa yang ada didepan matanya, dia mencoba membandingkan hidupnya dengan pemulung itu.

Pria itu sangat kekurangan harta benda, tapi bisa menghidupi keluarganya seorang diri, serta membesarkan putranya itu.

Sedangkan dirinya sangat berkelimpahan dan kaya raya, mungkin hartanya tidak akan habis menghidupi anak dan istrinya kelak.

"Apa ini keputusan yang benar?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Apakah aku harus menggugurkan anakku itu?"

Neandra memarkirkan mobilnya di samping jalanan, dia segera menghampiri pemulung beserta putranya itu.

"Terima ini" kata pria itu mengulurkan amplop coklat yang isinya uang.

"Terimakasih tuan, ini terlalu banyak"

"Terima saja, belikan makanan yang enak untuk putramu"

"Terimakasih tuan, kami sangat bersyukur karena masih ada orang baik seperti anda. Semoga saja, tuan diberikan kebahagiaan untuk keluarga tuan"

"Amin" ucap mereka mendoakan pria itu.

"Ya sudah, saya pergi dulu"

"Terimakasih tuan, semoga anda mendapatkan kebahagiaan untuk anak dan istri anda" kata pemulung itu sangat senang dengan kebaikan Neandra.

Neandra hanya tersenyum mendengarnya, anak dan istrinya.

Apakah semua itu akan terjadi?

Bersambung...