🔹Jealous🔹

130K 7.6K 173
                                    

Naurie pergi menuju ruangan Neandra, dia ingin pulang lebih cepat hari ini, karena dirinya akan menemui seseorang. Dia berencana meminta izin dari pria itu, agar tidak menimbulkan bencana nantinya.

Terlihat pintu ruangan itu terbuka, Naurie mengetuk pintunya, namun tidak ada yang menyahutinya.

"Tok, tok, tok."

Naurie mencoba mengetuk pintunya lagi. Hasilnya tetap nihil, tidak ada yang menyahutinya.

Dengan terpaksa, Naurie langsung masuk ke dalam ruangan itu. Namun, apa yang terjadi? terlihat seorang wanita yang bersama Neandra dengan keadaan yang cukup mesra saat ini. Wanita itu menyenderkan kepalanya di dada suaminya.

"Aku tidak menyangka, ini terjadi kepadaku" ucap wanita itu menangis terisak.

Terlihat Neandra mengelus rambut kecoklatan wanita itu, mencoba menenangkannya. "Maafkan aku, aku sudah mencobanya, tapi--" ucap Neandra terlihat bersalah.

"Berjanjilah, kau tidak akan meninggalkanku" ucap wanita itu mengacungkan jari kelingkingnya.

"Tentu" sahut Neandra tersenyum memeluk wanita itu.

Naurie terdiam melihat hal itu, 'Siapa wanita ini?' batin Naurie penasaran. 'Apakah dia pacar Neandra?' simpulnya melihat kedekatan hubungan mereka.

Naurie mulai membuka suaranya, karena tidak ingin berlama-lama disini, "Permisi pak" ucapnya sesopan mungkin.

Terlihat mereka berdua terkejut lalu melepaskan pelukannya.

"Kenapa kau tidak mengetuk pintunya hah?! Tidak sopan sekali!" bentak pria itu.

"Maaf, aku sudah mengetuknya berkali- kali, namun anda tidak menjawabnya, dan aku terpaksa masuk" jelas Naurie.

"Lancang sekali dirimu, masuk tanpa persetujuanku!" 

Ingin rasanya Naurie membungkam mulut pria itu, kenapa dia selalu judes kepadanya? Naurie juga tidak tahu jika mereka akan bermesraan di tempat ini.

"Neandra, jangan membentaknya, dia sedang hamil" ucap wanita itu membela Naurie.

"Maafkan aku, aku hanya ingin meminta izinmu untuk pulang lebih awal hari ini"

"Pulanglah! Kenapa kau sangat mengangguku hari ini?!"

"Terimakasih" sahut wanita itu langsung keluar dari ruangan itu.

🔹🔹🔹

Terlihat Naurie terus mengumpat pria judes itu. "Lihatlah! Kenapa dengan wanita itu dia terlihat sangat lembut sekali? Sedangkan, kenapa dia selalu ketus denganku? Memangnya apa salahku?" gerutunya kesal.

"Sial! Kenapa aku harus memikirkan pria sialan itu? Tenang saja Naurie hidupmu akan bebas setelah anak ini lahir" ucap Naurie menenangkan dirinya. Wanita itu membereskan barang-barang memasukan semuanya ke dalam tasnya.

Naurie bergegas keluar dari kantor itu, terlihat dia langsung memasuki mobil yang sudah menunggunya dari tadi.

"Maaf, jika membuatmu lama menunggu"

"Tidak papa" sahut pria itu, "Apa kau sudah meminta izinnya?"

"Tidak, Kenapa aku harus meminta izin dari pria itu? Aku boleh pergi kemanapun yang aku inginkan, dia tidak bisa melarangku" ucap Naurie terdengar kesal jika mengingatnya lagi.

Naurie tidak peduli lagi, ini adalah hidupnya, dirinya bebas melakukan apapun dan bertemu dengan siapapun.

🔹🔹🔹

20.00 WIB.

Neandra memasuki apartemennya, terlihat masih sepi, dimana wanita itu sekarang? Dia mengira Naurie sudah pulang lebih awal hari ini, tetapi tidak terlihat wanita itu ada disini, Neandra mencoba menghubungi ponsel wanita itu, namun tidak aktif.

NeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang