Neandra

🔹 Akhir 🔹

Seminggu kemudian.

Neandra baru saja pulang dari pemakaman. Dia berdiri di tepi balkon menatap foto orang yang meninggalkannya kini. Dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi, buliran bening membasahi wajahnya, melihat orang yang disayanginya meninggal.

"Hiks.. hiks, maafkan aku" ucap Neandra menangis terisak.

Terlihat Naira melihat putranya sangat tertekan sekarang. Dia segera menghampirinya.

"Neandra" pangil mamanya.

"Ma, hiks..hiks"

Naira menenangkan putranya itu, "Neandra, mama tahu ini berat, kita harus bisa mengikhlaskan semuanya"

"Ini semua salahku, gara- gara aku dia meninggal. Sungguh, aku tidak bisa memaafkan diriku"

"Neandra, jangan menyalahkan dirimu. Kau harus kuat nak" Naira memeluk putranya itu. Seminggu sudah putranya ini hidup dalam kesedihan.

"Hiks... hikss" Neandra kembali menangis terisak.

"Neandra, kau harus bangkit lagi. Kau harus kuat demi anak dan istrimu"

"Sekarang kita hanya bisa berdoa, semoga Pak Handi mendapat tempat yang terbaik disisi Tuhan"

Neandra mengangguk, menyeka air matanya. Dia harus bangkit lagi mengikhlaskan semuanya.

Pak Handi adalah pengasuh Neandra dari kecil. Neandra sangat menyayanginya meskipun hubungan mereka hanya pengasuh dan majikan. Neandra menganggap pak Handi adalah orang tua keduanya. Dia sangat mengerti Neandra. Dia juga menemaninya dan menjaganya saat kuliah di Amerika.

Malam itu beliau ingin berkunjung kerumah Neandra lagi. Dia melihat kejadian itu dengan jelas. Langsung membantu pengawal lainnya untuk menangkap orang yang menembak Naurie. Namun naas, beliau mengalami kecelakaan tragis saat menangkap pria sialan itu. Pak Handi mengalami luka berat, dan Ryan tewas ditempat.

Neandra tidak pernah menyangka jika akan begini jadinya. Dia sudah mencoba memberikan perawatan terbaik, dan merekomendasikan dokter terbaik untuknya. Tapi sayang, takdir berkata lain. Tuhan lebih menyayanginya. Sampai saat ini Neandra belum terima dengan hal itu.

"Terimakasih, aku tidak akan pernah melupakan semuanya" ucap Neandra menangis terisak.

"Neandra, kau harus kuat nak. Pak Handi sudah tenang disana. Dia tidak mau melihat kau seperti ini"

Neandra menyeka air matanya,
menyimpan foto itu kembali. "Iya, aku harus kuat demi anak dan istriku"

Naira tersenyum, akhirnya putranya itu bisa mengikhlaskan semuanya.

"Sayang, istrimu sudah sadar. Apa kau tidak ingin menemuinya?"

"Benarkah ma?"

"Iya, tuan Dalene tadi menelpon mama. Naurie sudah siuman"

"Syukurlah" ucap Neandra senang.

"Temui Naurie sekarang. Dia akan sangat bahagia bisa melihatmu" kata mamanya kepada putranya itu.

"Baiklah, Aku pergi sekarang" ucap Neandra mencium tangan mamanya, langsung beranjak keluar.

"Hati- hati Neandra"

🔹🔹🔹

Neandra memasuki ruangan rawat inap kelas VIP. Memang, tadi ayah mertuanya yang menjaga Naurie. Tapi dia harus pergi mendadak, karena ada urusan penting. Neandra tersenyum melihat istrinya sudah sadarkan diri. Sekarang Naurie tengah mengajari putranya itu berhitung. Sungguh, pemandangan yang sangat dia impikan. Akhirnya Nicholas bisa mendapatkan kasih sayang ibunya lagi.