🔹 Want married?🔸

196K 10.4K 30
                                    

Semua orang terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu. Bagaimana mungkin Neandra berubah pikiran secepat ini?

"Ku mohon, jangan pernah bunuh anakku!" pinta pria itu, membuat semua orang tersenyum ke arahnya, kecuali Naurie.

"Terimakasih, akhirnya anda membuat keputusan yang tepat" kata dokter itu tersenyum sambil menepuk bahu Neandra.

"Jadi anakku masih hidup?"

"Untung saja kami memperlambat semuanya, kami tidak yakin melakukan itu"

"Terimakasih, hampir saja aku membunuh anakku" sahut Neandra merasa lega.

Dokter tersenyum ke arah Neandra, akhirnya dia membuat keputusan yang tepat. Beberapa menit kemudian, terlihat Naurie yang sudah berganti pakaian seperti semula.

"Apa anakku baik-baik saja?" tanya pria itu terlihat peduli dengan Naurie.

"Kenapa kau melakukan semua ini? Biarkan saja dia mati!" sahut Naurie ketus.

"Apa kau gila, kau akan membunuh anakku?"

"Hey! Dia tumbuh di rahimku nanti, Apa yang mereka pikirkan tentang aku nantinya?!" pekik Naurie kesal.

Mungkin mereka akan mengganggap wanita itu hanyalah wanita penggoda yang hamil di luar nikah.

"Lebih baik aku mengugurkannya dengan caraku sendiri" kata Naurie beranjak pergi. Namun, seseorang menarik tangannya, sehingga tubuhnya terhuyung menempel dinding.

"Jangan pernah berpikir membunuh anakku lagi!" kata Neandra menatap tajam mata wanita itu.

"Tapi, aku yang akan mengandungnya, bagaimana bisa aku mengurusnya nanti tanpa ayahnya?"

"Lebih baik dia mati, sebelum dia terbentuk!" sambungnya.

"Aku akan menikahimu, aku akan bertanggung jawab"

"Tidak! Aku tidak mau menikah dengan pria sepertimu! Lepaskan aku!" ucapnya memberontak.

"Kenapa kau tidak mau menikah denganku?"

Naurie mendorong pria itu. Namun sayang, tenaga Neandra sangat kuat, sehingga tubuh Naurie terkunci sempurna, dia tidak bisa berkutik sedikitpun.

"Aku bilang lepaskan!" ucap wanita itu terus memberontak.

Neandra mendekatkan wajahnya, deru nafasnya terdengar jelas, refleks Naurie memejamkan matanya.

"Cup"

Satu kecupan berhasil mendarat di kening wanita itu.

Neandra menyentuh dagu Naurie agar mendongak kearahnya, "Jangan pernah menolakku, atau kau akan menderita nantinya!" ucap Neandra tersenyum menatap mata wanita dihadapannya.

"Tapi--"

Pria itu langsung memeluk Naurie erat.

"Dengar jangan pernah melakukan hal bodoh itu lagi, aku ingin anakku lahir di dunia ini" ucap Neandra masih memeluk wanita itu.

Sedangkan Naurie hanya diam dipeluk oleh pria itu. Entah kenapa, Naurie merasakan sisi lain dari Neandra saat memeluknya.

"Ekhmm" terdengar deheman seseorang, dan ternyata ada suster di belakang mereka.

Neandra segera menjauhkan dirinya dari wanita itu.

"Maaf, dokter sudah menunggu kalian" kata suster itu.

"Baiklah" sahut Neandra menggandeng tangan Naurie menuju ruangan dokter.

Mereka memasuki ruang itu, terlihat dokter yang tersenyum ke arah mereka.

"Terimakasih, anda telah membuat keputusan yang benar" kata dokter tersenyum senang.

Neandra hanya tersenyum, entah kenapa, dia merasa keputusan ini memang benar.

"Ini ada vitamin untuk memperkuat janinnya, jangan biarkan dia kelelahan, atau merasa stress sekalipun"

Wanita itu hanya mengangguk.

"Terimakasih dok" ucap Neandra tersenyum mendengar hal itu.

"Ingat! Jangan pernah melakukan hal yang bodoh seperti tadi"

"Tenang saja, aku tidak akan gegabah seperti itu" sahut Neandra terdengar yakin.

"Dan selamat juga, semoga anda menjadi ayah yang baik"

"Pasti, aku akan menjaga anakku dan ibunya, bukankah begitu?" ucap pria itu tersenyum melirik ke arah Naurie.

Sedangkan wanita itu hanya diam, tidak tahu harus menjawab apa.

Bersambung...

NeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang