Naurie terdiam sambil melipat kedua tangannya, menatap sinis kearah pria paruh baya dihadapannya. Memang, ayahnya sangat bersikukuh untuk membatalkan penerbangannya ke Paris.
"Ayah, kau sudah berjanji kepadaku. Jika aku menyetujui pernikahanmu dengan wanita ini, kau akan membiarkanku pergi ke Paris"
"Itu dulu, tapi sekarang tidak" sahut Dalene menentangnya.
"Apa?!"
"Ayah, aku mohon, aku yakin perusahaanku berkembang pesat disana. Aku akan kembali 3-4 tahun kedepan, dan membuka cabang baru di Indonesia"
"Tidak Naurie, ayah tidak akan membiarkanmu pergi"
"Kenapa hah?! Apa kau tidak percaya kepadaku?"
Dalene hanya terdiam, dia tidak menyahuti putrinya yang keras kepala itu.
Naurie berlutut di depan ayahnya, "Ayah, tolong biarkan aku pergi"
"Aku mohon ayah" pinta wanita itu.
"Tidak!"
Naurie mengarah kearah wanita paruh baya yang duduk dikursi rodanya. Iya, itu adalah ibu tirinya, istri kedua ayahnya.
"Ibu tiriku, eh maksudku mama, tolong bujuk suamimu itu, beri dia pengertian agar aku bisa pergi ke Paris, kau adalah wanita dicintainya"
Dalene memberi isyarat agar Elena tidak menyetujuinya.
"Ayolah, bujuk dia, dia suamimu" ucap Naurie memohon.
"Tidak sayang, kau harus menuruti ayahmu" sahut Elena lembut, "Kau tidak boleh pergi"
Memang, semenjak kecelakaan itu, sikap ibu tirinya berubah drastis, sekarang dia sangat baik dan penyayang seperti ibu kandungnya. Mungkin dia merasa bersalah atas apa yang dia lakukan kepada Naurie, dan sekarang Elena menganggap Naurie seperti putri kandungnya sendiri.
"Aku berjanji akan memperlakukan Devan seperti adikku sendiri" Naurie beranjak merangkul bahu adik tirinya.
"Jadi, tolong biarkan aku pergi"
"Tidak kak, kau tidak boleh pergi"
"Aish! Kenapa kalian semua melarangku? Ini adalah mimpiku sejak lama" gerutu wanita itu kesal.
"Naurie, ayah bukan menghalangi mimpimu, kau sudah menikah nak, bagaimana dengan suamimu nantinya?"
"Menikah? Kenapa kau terus mengatakan itu?"
"Aku belum menikah ayah! Mana mungkin aku membuang waktuku untuk kehidupan pernikahan, bahkan memikirkannya saja aku muak"
"Jaga bicaramu Naurie! Ayah tidak akan pernah mengizinkanmu pergi ke Paris, kau harus mendengarkan ucapan ayah!" bentak ayahnya.
Naurie mengambil pisau yang digunakan untuk memotong apel. Dia mengarahkan pisau itu kearah pergelangan tangannya.
"Naurie, apa yang kau lakukan?!" ucap mereka panik.
"Izinkan aku pergi, atau kalian tidak akan melihatku selamanya!" ancamnya.
Devan mencoba mengambil pisau itu. Namun, Naurie semakin bertindak bodoh.
"Jauhkan pisau itu darimu kak!"
"Jangan menghalangiku! Biarkan aku pergi atau..."
Mereka saling menatap, terlihat ayahnya pasrah dengan kelakuan putrinya. Dia tidak tahu, kenapa Naurie sangat bersikukuh untuk pergi kesana.
"Baiklah, kau boleh ke Paris" ucap ayahnya pasrah.
"Benarkah?" Naurie membuang pisau itu sembarang, dia langsung memeluk ayahnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neandra
Romance[Completed] Seorang CEO muda, tampan, kaya raya, pewaris dari perusahaan Aland Corp. Semua wanita sangat menginginkan posisi menjadi istri dari seorang Neandra Alanda, namun sifat pria itu sangatlah dingin, menutup hatinya begitu rapat dengan semua...