🔸Restu🔹

150K 8.8K 64
                                    

Hari ini Neandra bekerja seperti biasanya, dan kali ini terlihat seketaris barunya sudah mulai bekerja. Siapa lagi kalau bukan Naurie yang kini memasuki ruangannya.

"Siang pak, hari ini bapak tidak ada jadwal untuk menemui klien" kata wanita itu ramah layaknya seorang sekretaris, padahal sebenarnya calon istrinya.

"Baiklah, kau urus jadwal baru untuku"

"Baik pak"

Memang, Neandra menyuruh Naurie untuk memanggil dirinya seperti bos dan seketaris, agar tidak ada yang curiga jika ada hubungan diantara mereka.

"Oh iya, besok kita akan bertemu dengan orang tuaku"

"Apa?!" sahut wanita itu terkejut.

"Besok aku akan menjemputmu"

"Tapi aku--"

"Kau bisa keluar" ketus pria itu.

Naurie hanya diam, langsung keluar dari ruangan pria itu. Memang, tidak pantas berharap dengan pria judes seperti Neandra. Jadi, jangan harap mereka akan saling mencintai nantinya.

Hari ini Neandra berencana menemui tuan Dalene, ayah dari wanita itu. Meskipun Naurie tidak mengizinkannya, tapi Neandra tidak ingin berbohong tentang ini. Karena ini menyangkut masa depan anaknya.

Neandra melaju mobilnya ke arah perusahaan besar itu, terlihatlah perusahaan megah bertuliskan DALENE GROUP, memang perusahaan yang sangat terkenal. Dia melangkahkan kakinya memasuki perusahaan yang besar itu.

"Kenapa wanita itu bodoh sekali meninggalkan semua ini? Lalu bekerja di perusahaanku" batinnya, melihat interior ruangannya sangat mewah.

"Selamat siang tuan, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang reception.

"Aku ingin bertemu dengan tuan Dalene"

"Apa anda mempunyai janji sebelumnya?"

"Hmm, iya, kami mempunyai urusan yang sangat penting"

"Baiklah security ini akan mengantarkan anda" kata reception itu.

Neandra hanya mengangguk mengikuti security itu. Namun, dia ingin mengetahui bagaimana sebenarnya Naurie diperlakukan disini, dan security itulah yang akan menjadi narasumbernya.

"Apa kau kenal dengan putri tuan Dalene?" tanya Neandra kepada security itu.

"Ohh, nona Naurie, aku sangat mengenalnya, dia wanita yang sangat baik dan ramah. Sangat beruntung bagi pria yang akan menjadi suaminya nanti"

"Apa kau mau menjadi suaminya?"

"Jangan bercanda tuan, mana mungkin itu terjadi. Nona tidak pantas untukku, mungkin pengusaha seperti anda sangat pantas menjadi suami dari nona Naurie" kata security itu.

"Apa kau tahu dimana dia sekarang?"

"Aku rasa nona ke luar negeri saat ini, karena beberapa bulan ini aku tidak pernah melihatnya lagi"

Neandra terdiam, apakah tidak ada yang mengetahui keadaan wanita itu saat ini.

"Ini ruangan tuan Dalene"

"Terimakasih, kau boleh pergi"

Security itu mengangguk meninggalkan Neandra.

Pria itu langsung menuju ke arah ruang direktur perusahaan itu.

"Tok, tok, tok"

Neandra mengetuk pintunya tiga kali.

"Aku bilang aku sibuk!"

"Aku ada urusan yang sangat penting denganmu tuan Dalene" ucap Neandra sopan.

"Masuk!"

Neandra melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu, terlihat pria paruh baya, yang sedang memperhatikan gerak-geriknya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.

"Selamat siang tuan Dalene" sapa Neandra ramah.

"Siapa dirimu? Ada hal penting apa sampai kau harus berurusan denganku?"

"Bisakah anda menawarkanku untuk duduk dulu tuan, begitukah anda memperlakukan seorang klien?"

"Ayo katakan! Jangan membuang waktuku!" bentaknya.

"Baiklah, perkenalkan aku Neandra Alanda, pemilik perusahaan Aland Corp"

"Aland Corp, perusahaan yang besar itu?"

Neandra hanya mengangguk.

"Jadi apa yang kau inginkan dariku?"

"Aku akan menikahi putrimu bulan ini"

"Apa? menikahi putriku?!" tanya pria paruh baya itu terkejut.

"Iya, dia mengandung anakku"

Plak!

Satu tamparan langsung mendarat di pipi pria itu.

"Dasar pria kurang ajar! Kenapa kau menghamili putriku?!" bentak Dalene terlihat sangat marah.

"Kenapa sekarang anda jadi menyalahkan ku? bukankah anda yang menjualnya ke tempat haram itu?" tanya Neandra dengan tatapan sinisnya.

"Dan untung saja aku yang meniduri putrimu malam itu. Jika tidak, mungkin dia sudah mengakhiri hidupnya sekarang"

"Apa maksudmu?"

"Iya, wanita malang itu ingin mengakhiri hidupnya karena kejadian itu"

"Ckckck, Lihatlah ayah kandungnya saja tidak peduli!" kata Neandra dengan nada ketusnya.

Dalene merasa terpukul mendengar perkataan Neandra. Memang, dirinya lah yang menyebabkan semua ini.

"Memang, aku adalah ayah yang tidak becus!"

"Aku tidak bisa menjaga putriku sendiri"

"Aku tega menjualnya ketempat seperti itu"

"Memang aku tidak becus!" kata pria paruh baya itu frustasi mengacak-acak rambutnya.

"Baiklah, aku hanya berbicara penting tentang hal itu, dan maafkan aku tidak mengundangmu untuk datang ke pernikahan kami"

"Apakah itu permintaan Naurie?"

Neandra hanya mengangguk.

"Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini kepadamu, karena putrimu telah melarangku untuk menemuimu. Tapi, aku merasa tidak enak, jika menikahi putri seseorang tanpa restu dari orangtuanya" kata Neandra jujur.

Pria paruh baya itu tampak terdiam, mencerna semua ucapan Neandra tadi.

"Baiklah, aku restui dirimu menikah dengan putriku"

"Apa?!" Neandra terkejut mendengar hal itu.

"Iya, aku restui pernikahan kalian"

Neandra tampak terdiam setelah mendengar hal itu. Tidak menyangka akan menyetujuinya secepat ini.

"Aku tahu kau adalah pria baik Neandra, mana mungkin pria diluar sana bertanggung jawab jika meniduri wanita di tempat seperti itu, aku bangga kau menjadi menantuku" kata Dalene tersenyum ke arah Neandra.

"Tolong jaga putriku, aku hanya ingin melihat dia bahagia jauh dariku, dan kau adalah pria yang tepat Neandra" kata Dalene sambil tersenyum.

"Tapi, aku..."

"Aku yakin kau bisa menantuku" kata pria itu menepuk pundak Neandra.

Bersambung...

NeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang