Dia Lagi
Suara teriakan seseorang terdengar nyaring di telinga cowok itu, Anggara Marmof. Dia memutar bola matanya malas melihat gadis yang berjingkrak jingkrak dengan membawa handuk juga sebotol aqua.
"Go Gara go Gara go!" teriaknya.
Sahabat-sahabat Gara tersenyum melihat tingkah lucu Audy. Audy cukup terkenal di sekolah ini karena keaktifannya dalam eskul, terlebih eskul dance yang memang sangat dia minati.
"Go Gara go Gara go!" ucap Adi dengan nada mengejek membuat Gara menatapnya datar.
"Herman gue sama si Audy. Dia tuh cakep, yang antri banyak ... tapi masih aja ngejar si kutub es ini," celetuk Rifsan.
"Heran Rif bukan Herman," sanggah Rio.
"Yaicu," ucap Rifsan dengan tawa kecil.
Mereka bertiga kompak menatap Gara yang berjalan menjauh dari lapangan. Bukan hanya mereka bertiga, Audy juga menatap Gara yang pergi tiba tiba.
"Eh mo kemana tuh kutub?" tanya Rifsan.
"Mana gue tau!" jawab Rio.
Audy yang penasaran pun mengikuti Gara dari belakang, pergerakan Audy tidak luput dari penglihatan ketiga sahabat Gara.
Gadis itu membelalakkan matanya saat Gara pergi ke ruang ganti, dia kembali terkejut saat Gara membuka bajunya memperlihatkan perut kotak kotaknya.
"OMG! Menggoda iman," ucapnya lirih takut terdengar oleh Gara.
Audy memundurkan langkahnya saat melihat Gara hendak membalikkan badannya.
Brukk!
'Mampus' batin Audy.
Gara menatap tajam Audy, bisa bisanya dia di intip oleh gadis ini. Gara melangkahkan kakinya ke depan sedangkan Audy memundurkan kakinya sampai saat tubuh Audy terpentok tembok.
Gara mengunci pergerakan gadis tersebut, membuat detak jantung Audy berdetak kencang. Karena tubuh Audy lebih pendek darinya dia terpaksa harus menunduk untuk melihat Audy.
"Apa yang lo liat?" tanyanya dingin.
"Kamu," balasnya membuat Gara dongkol. Ya jelas melihat dirinya, orang di ruangan ini hanya ada mereka berdua.
"Ngapain lo ngintip gue?"
"Pengen eh," ucapnya langsung menutup mulutnya sendiri. Gara memicingkan matanya.
"Tadi aku tuh ngikutin kamu, aku pikir kamu mau kemana eh taunya ke sini. Pas aku mau pergi aku liat kamu buka baju, ya udah aku liat dulu ... masa di kasih rejeki nomplok di tolak." Kalau Audy bukan perempuan, sudah dia tonjok sedari tadi.
Gara mendekatkan wajahnya dengan wajah Audy. Lagi dan lagi detak jantung Audy berdetak kencang.
"Gue minta lo jangan berharap sama gue," ucapnya dengan penuh penekanan.
"Kenapa? Emangnya salah kalau aku ngejar orang yang aku cinta?" Gara menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir dengan pikiran gadis ini.
"Lo cewek da-"
"Kamu pikir cowok aja yang boleh ngejar, cewek juga boleh kok!" ucapnya sambil memajukan wajahnya hingga hidung keduanya bertabrakan.
Gara bisa merasakan deru nafas gadis ini, begitu pun dengan Audy. Dia melupakan detak jantungnya yang berdegup kencang.
"Jangan jadi cewek murahan!"
"Aku gak murahan,"
"Lo mur--"
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR IMPIAN
Teen FictionSebagian sudah di unpublish Ebooknya : https://play.google.com/store/books/details?id=KXbmEAAAQBAJ&PAffiliateID=1101l7N6J Pada dasarnya, seorang perempuan itu di kejar, tapi bukan berarti tidak bisa mengejar. Dan seorang gadis bernama Maudy Anastasy...