14

1.6K 75 0
                                    

PINGSAN

Audy mengerjapkan kedua matanya. Dia melihat ke sekelilingnya.

"Gue dimana?" gumamnya.

Ceklek

Audy mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Kamu udah bangun?"  

"Hm,"

"Kamu tadi pagi gak sarapan?"

"Gak,"

"Ya udah kamu makan dulu nih," Audy tersenyum tulus dan mengambil nampan berisi makanan itu.

"Makasih,"

"Iya. Kamu kenapa bisa pingsan di ruang musik?"

"Ya emangnya kalo pingsan bisa request? Kalo pun bisa aku pengen pingsan di pelukan Gara eh." katanya lalu menutup mulutnya rapat-rapat.

Orang itu tertawa sumbang. "Masih kecil udah bucin,"

"Justru yang bucin itu anak kecil lebih tepatnya remaja,"

"Halah ngeles aja kamu. Udah gih makan,"

"Makasih, Bang."

Audy pun memakan makanan itu dengan lahap seperti biasanya, tanpa anggun.

Audy sudah menghabiskan makanannya. Dia pun meletakkan piring nya di meja.

"Udah abis aja nih. Laper apa doyan?"

Audy tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Hehehehe."

"Oh ya, Aksa ada di depan tuh. Dia mau jemput kamu,"

Audy mendatarkan ekspresinya. "Emang abang gak bisa anter aku sendiri sampe harus nyuruh Aksa."

'Maunya juga gitu, Dy. Tapi si Aksa yang ke sini. Sebagai calon yang baik aku harus baik sama dia, Dy maapken calon mu ini.' batin Rian.

"Abang ada meeting di kantor. Maafin yah,"

Rian hendak memeluk Audy namun tamu tak di undang datang membuat Rian menghentikan niatnya.

"HOI REK NAON SIA!" teriak Aksa.

"Apaan sih lo! Ngagetin tau gak," sentak Audy membuat Aksa diam.

Rian mengusap kepala Audy lembut. "Jangan kasar sama dia. Kasian mukanya melas,"

"Tangannya kondisikan, Rianjing!" ucap Aksa.

"Iri? Bilang boss,"

"Inget udah tua, kata-kata itu cuma berlaku buat yang masih muda." ucap Audy.

"Umur abang boleh tua, tapi jiwa dan dalemannya masih muda," ucap Rian.

"Hois! Itu omongan." tegur Aksa yang paham dengan maksud ucapan Rian.

"Ya maaf,"

"Aku mau pulang sama, Abang." ucap Audy sambil bergelayut manja dengan Rian.

Aksa memelototi Rian. Rian yang di pelototi pun bergidik ngeri.

"Maaf yah, Dy. Abang ada kerjaan yang harus abang urus. Lagian kan udah ada Aksa kasian dia udah jauh jauh ke sini."

"Lagian siapa yang nyuruh dia ke sini."

"Inisiatif, Dy." sahut Aksa.

"Diem deh," Lagi lagi Aksa di buat bungkam oleh Audy.

"Sekarang Audy pulang gih sama Aksa. Tas kamu juga udah sama Aksa," Dengan terpaksa Audy pun pulang bersama Aksa.

"Ya udah, aku pulang sama dia."

PACAR IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang