13

1.6K 78 1
                                    

SIAPA AKSA?

Audy terbangun saat mendengar pintunya di ketuk. Dia pun berjalan membuka pintu kamarnya.

"Pagi, Non!" sapa bi Narsi.

"Pagi. Ada apa?"

"Di bawah sudah ada Tuan, Nyonya dan Den Aksa. Mereka sudah menunggu Non,"

Audy menggaruk pipinya. "Hm,"

Audy menutup pintunya membuat bi Narsi keluar menemui Tuan dan Nyonya nya.

"Gimana, Bi?" tanya Mauren.

"Non Audy langsung mandi, Nya."

"Kalo gitu kamu siapkan sarapan untuk kita semua,"

"Baik," Bi Narsi pun berjalan menuju dapur.

Tidak lama Audy turun ke bawah dengan seragam sekolahnya. Dia melihat Momy, Dady dan Aksa tengah mengobrol layaknya keluarga.

'Kenapa mereka deket banget. Bahkan mereka lebih deket sama Aksa daripada sama gue.'

Mauren yang melihat kedatangan putrinya pun langsung berjalan hendak memeluk Audy. Namun Audy menghindar dengan memundurkan tubuhnya.

Mauren yang melihat itu pun hatinya tersayat. Algar juga merasakan hal yang sama dengan Mauren. Sedangkan Aksa, dia sangat paham dengan perasaan Audy.

"Sayang kam—"

"Selamat beristirahat. Aku berangkat dulu," ucap Audy sambil mencium tangan Mauren dan mendekati Algar untuk mencium tangannya.

Audy menatap benci Aksa. Karena dia sangat dekat dengan Momy Dady nya sedangkan dia, dia tidak bisa tertawa bersama dengan orang tuanya seperti Aksa tadi.

"Assalamualaikum,"

"Walaikumsalam,"

"Mau gue anter?"

"Gak usah," dingin Audy.

Audy pun berjalan keluar dari rumah besarnya itu. Dia mengambil mobilnya dan melesat pergi dari sana.

Mauren berjalan mendekati Algar dan memeluk nya.

"Kayanya Audy benci sama kita, Dad." ucap Mauren.

"Dia gak benci sama kalian, dia cuma kecewa. Menurut aku ini waktu yang tepat untuk kalian memperbaiki hubungan baik dengan Audy. Jangan biarkan rasa kecewa itu menjadi rasa benci," Algar dan Mauren tersenyum tulus kepada Aksa.

"Aksa benar, Dad. Selama ini kita gila kerja, bahkan Audy gak sempat minum asi aku. Aku berharap dia nanti bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak nya," ucap Mauren.

"Kalau begitu aku izinin kamu untuk berdiam diri di rumah. Fokuslah pada Audy," ucap Algar.

"Dady serius?"

"Iya,"

Mauren tersenyum dan memeluk Algar. Sudah sejak lama Mauren ingin mengurus rumah.

"Kalo gitu Aksa pamit ke kantor dulu yah,"

"Hati-hati, Sa."

"Assalamualaikum,"

"Walaikumsalam,"

Aksa berjalan menuju mobilnya. Dia tersenyum karena sebentar lagi semua kesalahpahaman ini akan selesai.

Aksa mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia sangat merindukan kota Jakarta. Sayang dulu dia hanya singgah di sini selama lima tahun saja.

♡ Pacar Impian ♡

Audy sudah sampai di sekolahnya. Dia melihat Gara yang baru saja turun dari motor besarnya.

PACAR IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang