HAPPY BIRTHDAY
Audy sudah selesai makan malam dengan keluarganya. Tadi Momy dan Dadynya menyuruh dia untuk berkumpul di ruang keluarga, entah apa yang akan mereka bicarakan.
Sesampainya dia di ruangan keluarga, dia melihat kedua orangtuanya tengah berbicara dengan Aksa.
Audy pun menghampiri mereka. Mauren tersenyum melihat kedatangan putrinya.
Algar melihat wajah datar putrinya pun meringis. Dia sadar kalau selama ini dia sangat salah karena sudah menjauhkan seorang ibu dengan anaknya karena suatu pekerjaan, dan itu bukan sekali tapi sudah berkali-kali.
"Jadi?" tanya Audy to the point.
"Langsung saja. Besok adalah hari ulang tahunmu yang ke tujuh belas. Dady gak ngasih kejutan karena Dady yakin kamu tidak akan menyukainya. Tapi Dady minta kamu memilih tempat untuk perayaan ulang tahun kamu,"
Audy terdiam sejenak untuk memikirkan tempat itu, lalu dia tersenyum.
"Panti Asuhan Margaret," jawabnya.
"Panti Asuhan? Why? Kenapa kamu milih Panti Asuhan, kenapa gak hotel, pantai, villa? Atau yang lainnya." tanya Mauren.
"Di panti itu aku tau betapa berharganya kebersamaan. Di sana aku banyak belajar kalau hidup gak harus tentang uang. Mereka bisa saja makan dengan nasi dan garam, mungkin terdengar buruk tapi mereka makan dengan bersama-sama. Dan rasa asin itu tidak terasa karena rasa manisnya kebersamaan,"
"Ulang tahun aku yang kali ini aku gak mau mewah. Cukup ada Momy dan Dady udah lebih dari cukup. Alasan lain aku milih Panti Asuhan itu supaya kalian sadar kalau kebersamaan jauh lebih berharga dari apapun,"
Algar dan Mauren bangga dengan putrinya. Mereka berpikir putrinya akan besar dengan dunia yang keras, tapi mereka bersyukur karena Audy lahir dengan hati yang baik dan tidak pendendam. Meskipun kata dan nada bicara sedikit keras, tapi mereka paham kalau Audy sangat kecewa terhadap mereka.
"Ya sudah. Dady akan urus semua besok, dengan tangan Dady sendiri," Audy tersenyum mendengar ucapan Algar.
"Momy bantu," ucap Mauren dengan senyumannya.
"Aku seneng tahun ini aku bisa merayakan ulang tahun bersama kalian. Aku gak akan lupain hari besok,"
"Ya sudah sekarang kamu tidur gih," ucap Mauren.
"Good night," ucap Algar.
"Night,"
Audy pun berjalan menaiki tangga rumahnya. Mereka bertiga tersenyum karena bisa mewujudkan impian Audy selama ini. Bisa bersama dengan kedua orangtuanya.
"Sebentar lagi, Sa!" ucap Algar.
"Kamu pasti gak sabar kan, Sa?" ucap Mauren.
"Pastinya." balas Aksa dengan senyum miringnya.
♡ Pacar Impian ♡
Pagi hari ini Audy sangat bersemangat untuk menjalani hidupnya. Audy berjalan turun ke bawah untuk menemui kedua orangtuanya.
"Morning Mom, Dad!" sapa Audy dengan senyum manisnya.
"Morning, Dy." balas mereka semua termasuk Aksa.
"Hari ini kamu di anter sama Aksa yah," ucap Algar.
Audy menghentikan kunyahannya.
"Hampir tiap hari aku di anter sama Aksa,"
"Ya sudah cepat habiskan makanan kamu. Aksa kamu juga habiskan makannya," ucap Mauren yang di balas anggukan Aksa.
Mereka semua pun menghabiskan semua makannya. Audy orang pertama yang menghabiskan makannya, Algar dan Mauren sudah tidak heran dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR IMPIAN
Teen FictionSebagian sudah di unpublish Ebooknya : https://play.google.com/store/books/details?id=KXbmEAAAQBAJ&PAffiliateID=1101l7N6J Pada dasarnya, seorang perempuan itu di kejar, tapi bukan berarti tidak bisa mengejar. Dan seorang gadis bernama Maudy Anastasy...