SENYUMAN
Gara yang baru saja keluar pun melihat Audy tengah berjalan bersama Ica dan Elis. Entah apa yang mereka bertiga bicarakan sampai tertawa kencang. Tanpa sadar Gara tersenyum kecil melihat Audy yang tertawa.
"Manis," gumamnya.
Gara langsung berjalan menuju ruang Osis. Di sana sudah ada Rian, Kepala Yayasan sekolah ini. Jujur Gara tidak suka dengan wajah sok kenal Rian. Apalagi saat dia bicara dengan Audy.
"Sok asik," ucapnya lirih.
"Selamat pagi semuanya!" sapa Rian.
"Pagi Pak!"
"Ini sudah berkumpul semua?"
"Sudah, Pak!" balas Ica dengan senyum manisnya. Namun bukannya membalas senyuman Ica, pak Rian malah tersenyum ke arah Audy. Hal itu tidak luput dari penglihatan Gara. Hingga Gara mencengkram keras bulpoinnya.
"Ok sesuai rencananya hari saya akan mengumumkan hasil rapat kita. Kalian bisa membagikan selembaran kertas untuk mereka berikan kepada orang tuanya agar bisa meminta izin." ucap pak Rian.
Audy tersenyum kecut mendengar tentang surat. Bagaimana dia mau meminta izin, orang tuanya saja sulit di hubungi. Mereka pulang lima bulan sekali, itu pun hanya satu minggu bertemunya.
"Audy dan Gara! Kalian bagi lembaran kertas ini ke kelas X IPA 1-4, Ica dan Elis kelas X IPS 1-4, Akbar dan Bimbim kelas XI IPA 1-4, Lina dan Kania kelas XI IPS 1-4."
"Baik Pak!"
"Oh ya kalau ada yang bertanya soal camping untuk anak Bahasa dan Sejarah. Mereka akan camping tahun depan."
"Iya Pak!"
Mereka semua pun keluar dari ruangan itu. Gara melirik Audy yang terlihat muram. Biasanya dia akan bertingkah ajaib jika berada di dekat Gara.
Mereka memulai membagikan lembaran dari kelas X IPA 4. Gara memberi jalan untuk Audy agar masuk terlebih dahulu.
"Assalamualaikum!"
"Walaikumsalam!"
"Kami akan membagikan lembaran untuk acara camping. Di sini kalian harus meminta tanda tangan orang tua sebagai bukti perizinan, paham," ucap Audy menjelaskan sedangkan Gara membagikan lembaran itu.
"Paham, Ka!"
Mereka berdua pun melanjutkan ke kelas X IPA 3. Gara heran dengan sikap Audy sekarang. Dia tersenyum hanya saat membagikan lembaran, setelah keluar kelas dia kembali murung. Ingin sekali Gara bertanya, tapi gengsi nya terlalu besar.
SMA BUMI 3
Reon tengah bercanda ria dengan sahabatnya. Mereka akan mengikuti camping. Sungguh hal yang membosankan bagi mereka. Kenapa tidak mendaki saja sekalian.
"Males banget dah cempang cemping kek gini. Mana ancamannya sadis banget," ucap Apin.
"Ancemannya gak ikut camping gak akan naik kelas. Ancaman basi itu bro tapi tetep aje kita takut,"
"Udahlah lo semua pada ngeluh, giliran udah di sana aja lo pada happy," cibirnya Reon sambil memakan somay-nya.
"Tau aja Lo,Yon," kekeh Farhan.
"Tau lah. Gue apal banget sama kalian semua," balas Reon.
"Eh si Audy gak pernah nongol lagi, kemana dia?" tanya Rizal.
"Mana gue tau gue bukan bapaknya," balas Reon.
"Lo gak stalker Instagram nya dia? Biasanya lo bakal nyari tau cewek sampe ke inti intinya." ucap Doni.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR IMPIAN
Roman pour AdolescentsSebagian sudah di unpublish Ebooknya : https://play.google.com/store/books/details?id=KXbmEAAAQBAJ&PAffiliateID=1101l7N6J Pada dasarnya, seorang perempuan itu di kejar, tapi bukan berarti tidak bisa mengejar. Dan seorang gadis bernama Maudy Anastasy...