22

1.7K 62 2
                                    

SEMAKIN JAUH

Audy berjalan menuju mobilnya, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Airin, Siska dan Lira sendiri sudah pulang terlebih dahulu.

Dia melewati beberapa orang yang berlalu lalang. Tak banyak dari mereka yang lebih senang berlama-lama di sekolah, padahal hanya menongkrong di kantin.

"Siang kak Audy!" sapa salah satu adik kelas.

"Siang," balasnya.

"Mau pulang kak?" sapa salah satu adik kelas lagi.

"Iya nih."

"Hati-hati kak. Jangan ngebut yah bawa mobilnya,"

Audy tersenyum mendengar ucapan adik kelasnya. Ternyata masih banyak orang yang perduli dengannya.

Audy melewati Gara dkk begitu saja. Namun bukan Adi dan Rifsan namanya jika hanya diam melihat sikap cuek Audy.

"Bwaaaa! Mau pulang aja lo, Dy?" ucap Adi mengejutkan Audy.

"Ngapain gue lama-lama di sekolah?" balas Audy.

"Dulu lo demen banget nangkring di sekolah," balas Rifsan.

"Em ya sih. Sekarang gue sadar, rumah adalah tempat yang terbaik. Lagian Momy gue juga sekarang ada di rumah kok."

"Kenalin dong sama kakak cantik lo itu," ucap Rifsan.

"Dih. Kaka gue gak doyan sama berondong,"

"Sejak kapan lo punya kakak?" tanya Gara yang tak di hiraukan oleh Audy.

"Gue duluan yah, udah siang banget nih," ucap Audy.

"Ya udah silahkan," ucap Adi sambil membuka jalan untuk Audy.

Audy pun berjalan menjauh dari mereka. Dia sengaja tidak membalas pertanyaan Gara, dia hanya ingin Gara merasakan pahitnya di acuhkan.

"AUDY SAYANG!"

Audy mengehentikan langkahnya dan membalikkan badannya. Dia melihat wajah Rifsan, Adi dan Rio yang tengah melotot.

"Pulang bareng yuk,"

Audy menghela nafasnya sambil menatap datar orang yang berteriak tadi.

"Bisa gak usah teriak-teriak?" balasnya sinis.

"Kenapa? Kan aku sayang sama kamu," katanya dengan meninggikan suaranya. Semua orang yang melewati mereka pun berteriak histeris.

Audy ingin melemparkan orang ini jauh jauh. "Lo bikin gue malu, Aksa!" bisik Audy sambil menahan emosinya.

Aksa melirik wajah Gara yang menahan emosinya. Dia tersenyum miring, dia memang berniat membuat Gara cemburu. Dia tidak terima adik kecilnya di sakiti oleh cowok baru jadi.

"Apa? Iya sayang aku bakal anterin kamu ke rumah dengan aman. Tenang mobil kamu biar aku suruh orang ambil," ucapnya dengan masih meninggikan suaranya.

Tanpa menunggu balasan Audy, dia langsung menarik Audy untuk masuk kedalam mobilnya. Hal itu tidak luput dari penglihatan Gara yang masih mengepalkan tangannya.

"Hareudang ... Hareudang ... Hareudang! Panas panas panas," nyanyi Adi.

"Ada yang retak tapi bukan kaca," ucap Rifsan.

"Si cantik sudah menemukan pelabuhan yang tepat," sahut Rio lalu menepuk bahu Gara dan pergi dari sana.

"Dia siapa sih. Awas aja gue bikin Audy jauh sama dia," katanya yang masih bisa di dengar oleh Rifsan dan Adi.

"Heh! Niat nya buruk bet, Di. Yang ada tar dia yang makin jauh sama si Audy," ucap Rifsan kepada Adi.

"Mampus lah dia," sahut Adi.

PACAR IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang