HARUS APA
Adi, Rifsan dan Rio sudah berada di rumah Gara, lebih tepatnya di kamar Gara. Mereka sangat kaget saat kamar yang biasanya rapi kini berantakan.
Rio sendiri tengah tersenyum mengejek. Dia sangat mengenal sahabatnya yang satu ini. Suasana kamar menggambarkan suasana hati, menurutnya jika kamar itu rapi berarti suasana hati seseorang tengah baik begitupun sebaliknya.
Adi sendiri tertarik dengan tote bag unciron itu. Dia baru menyadari kalau di kamar Gara ada tote bag unicorn. Apa Gara menyukai unicorn? Tapi sejak kapan.
Rifsan berjalan mendekati balkon kamar Gara. Mereka bertiga pun mengikuti Rifsan ke balkon.
"Gue ambil cemilan yah, Nyet!" ucap Adi kepada Gara yang di balas anggukan.
"Berasa rumah sendiri anjrot," cibir Rifsan.
Rio mengambil sebatang rokok dengan pemantiknya.
"Lo kenapa?" tanyanya sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Gapapa,"
"Cerita aja kali, Gar. Kita temenan bukan sehari dua hari, tapi bertahun-tahun. Jadi kita hafal banget sama sifat lo," kata Rifsan yang di angguki Rio.
"Hm. Gue gak suka liat Audy deket sama cowok lain. Hati gue panas,"ucapnya lalu menatap Rio dan Rifsan bergantian. "Gue harus apa?" Tanyanya.
Rio dan Rifsan saling pandang lalu tersenyum penuh arti.
"Woi! Gila sih ini makanan banyak banget," teriak Adi dengan kedua tangannya penuh oleh cemilan.
"Buset! Lo mau nyemil apa ngerampok?" tanya Rifsan.
"Dua-duanya," balasnya. "Eh Gar, gue baru liat tote bag unciron lo. Dari kapan lo demen unicorn?"
"Tote bag?" lirihnya lalu dia tersadar. "Punya Audy,"
"Ko bisa di lo?" tanya Rifsan.
"Waktu itu dia ngasih gue jaket, nah dia bungkus pake totebag itu,"
"Jaket?" tanya Rio.
"Iya. Yang waktu itu gue pinjemin ke Airin,"
"Terus jaketnya mana?" tanya Adi, kan lumayan bisa ia pinjam untuk malam Minggu pikirnya.
"Jatoh ke jur—,kayanya gue tau kenapa Audy ngejauh dari gue,"
"Jur apaan anjrot?" kesal Adi sambil memakan cemilannya.
"Jurang! Waktu itu Audy sama Airin hampir jatuh ke jurang, mereka minta tolong ke gue. Gue bingung mau nolongin yang mana dulu, kalo gue manggil kalian keburu mereka jatoh,"
"Terus siapa yang lo tolong duluan?" tanya Rifsan.
"Airin!"
"Bagong!" umpat mereka bertiga.
"Dari awal gue bingung sih, lo sama Airin tuh deket banget kaya orang yang udah kenal lama. Bahkan lo bisa ngikutin ucapan Airin daripada Audy yang selama ini ngejar dan deket sama lo," kata Rifsan dengan mengingat-ingat kejadian kemarin.
"Tapi tunggu. Jaket yang di kasih Audy jatoh dong? Kan waktu itu di pake sama Airin," tanya Adi yang di angguki Gara.
"Mungkin itu alesan kenapa dia ngehindar dari gue,"
"Bukan mungkin tapi pasti. Tapi gue yakin, bukan cuma perihal jaket doang. Kedekatan lo sama Airin juga pasti bikin dia sakit hati. Lagian lo kalo mau deket sama cewek yah jangan sama Airin juga kali, dia itu sahabat Audy. Lo gak mikir perasaan Audy, gimana jadinya persahabatan mereka nanti? Kita sebagai cowok jangan merusak persahabatan yang udah mereka buat," Jelas Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR IMPIAN
Teen FictionSebagian sudah di unpublish Ebooknya : https://play.google.com/store/books/details?id=KXbmEAAAQBAJ&PAffiliateID=1101l7N6J Pada dasarnya, seorang perempuan itu di kejar, tapi bukan berarti tidak bisa mengejar. Dan seorang gadis bernama Maudy Anastasy...