OPEN PO DI SHOPEE ANDROBOOKS 15-22 SEPTEMBER
Kisah klise tentang dua insan yang menikah karena perjodohan.
Sejak awal, Jaehyun sudah menyukai Tanisha dan menyetujui apa yang telah ditetapkan untuknya.
Namun, Jaehyun sadar bahwa Tanisha tidak menga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanisha sudah bolak-balik ke kamar mandi sekitar lima kali untuk memuntahkan isi perutnya pagi ini. Dibandingkan bulan lalu, morning sickness Tanisha jauh lebih parah sampai tubuhnya lemas dan kalau tidak dipaksakan untuk bangun, paling yang bisa ia lakukan hanya berbaring di tempat tidur. Selain morning sickness, indra penciumannya jadi lebih sensitif pada bau di sekitar, khususnya makanan. Akibatnya Tanisha jadi pemilih soal makanan yang makin memperparah kondisinya selama hamil.
Terakhir diperiksa, kondisi Tanisha baik-baik saja, begitu juga bayinya yang tumbuh dengan baik. Namun, setelah tiga hari pemeriksaan itu, Tanisha langsung merasakan keluhan separah ini yang benar-benar menyiksa. Jaehyun tahu betul kondisi Tanisha karena setiap sarapanㅡyang mereka masak sendiri-sendiriㅡTanisha akan ke kamar mandi saat mual, kembali sarapan, lalu terus begitu sampai sarapan selesai. Tanisha tidak secara terang-terangan mengeluh, tetapi dari kondisi tubuhnya yang lemas saja sudah membuat Jaehyun tahu bahwa istrinya tidak baik-baik saja.
"Sha, kayaknya kamu banyak istirahat aja," usul Jaehyun setelah Tanisha kembali duduk di ruang makan. "Kamu nggak perlu ikut ke rumah. Lagian nggak ada acara yang spesial banget."
"Tapi hari ini mau rayain ulang tahun kamu di rumah Mama. Aneh kalau kamu ke sana buat rayain, tapi akunya nggak ada."
"Kamu nggak sehat." Jaehyun mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi Tanisha. "Agak hangat," Jaehyun menarik tangannya kembali, "lebih baik kamu istirahat di sini bareng Bu Fanny. Jangan maksain, daripada nanti nggak bisa enjoy di sana."
"Berangkat sore, 'kan? Masih ada waktulah, jadi aku yakin bisa ikut."
"Aku tetap nggak mau kamu maksain, oke?" Jaehyun bicara lebih tegas yang membuat Tanisha tidak berani membantah. "Kalau sarapannya udah selesai, nggak usah cuci piring. Biar aku aja, terus kamu ke kamar buat istirahat."
Tanisha tidak kembali membantah karena dia sadar betul perlu istirahat bila terus memaksakan ingin ikut ke rumah orang tua Jaehyun untuk merayakan ulang tahun suaminya. Sebenarnya ulang tahun Jaehyun sudah lewat dua minggu, tetapi kemarin Bianca tiba-tiba menghubungi putranya dan mengatakan kalau dia ingin mengadakan acara untuk merayakannya. Hanya mengundang kerabat, tetapi sudah seperti pesta heboh yang mewajibkan Jaehyun dan Tanisha untuk datang.
Setelah sarapan, Tanisha benar-benar istirahat di kamar. Tidak tidur, hanya duduk bersandar di kasur sambil memeriksa pembukuan tokonya yang ia datangi seminggu sekali sejak hamil. Jaehyun menemani Tanisha dengan mengawasinya di sofa kecil yang ada di dekat jendela kamar, tetapi pikirannya berkelana tentang pernikahannya. Makin hari, Jaehyun makin pesimis dengan pernikahannya. Bukannya Jaehyun sudah tidak mencintai Tanisha lagi, tetapi sulitnya menerima kenyataan bahwa Tanisha sudah membohonginya bertahun-tahun sungguh mengganggunya.
Jaehyun masih yakin bahwa Tanisha memiliki alasan kuat mengapa ia sampai nekat berbohong, dia bisa menanti sampai Tanisha mau lebih jujur, sayangnya keinginan untuk mempertahankan pernikahan perlahan-lahan luntur dan Jaehyun jadi takut bila sewaktu-waktu Tanisha justru meninggalkannya lebih dulu dengan mantannya.