2.14

304 47 27
                                    

Padahal dibubarin sama Jaemin, tapi Shuhua ngotot gak mau pergi karena mau menggiring opini ke pacarnya dan teman pacarnya ini. Alhasil mereka mampir ke kedai tteokboki gak jauh dari kampus buat diskusi—bukan dalam arti sesungguhnya.

"Mereka pasti ada apa-apa! Atau seenggaknya yang satunya lagi yang pasti berharap ada apa-apa soalnya dia malu-malu tapi pengen gitu. Percaya sama gue!" papar Shuhua berapi-api lantas melahap tteokboki yang ditodongnya barusan ke muka khalayak.

"Enggak, anjir, dia bukan orang kayak gitu. Dia itu gak suka aneh-aneh, makanya dapat pacar yang aneh kayak temen gue si anu. Mereka itu saling menyeimbangkan, dan mereka itu real! Yang tadi itu fake cuman tipu daya pandangan aja! Percaya sama gue!" tukas Jaemin gak kalah semangat lantas menusuk sundae dan melahapnya sebelum mencelupnya ke kuah tteokboki.

"Gue gak bilang kalau mereka itu fake, tapi ya namanya hubungan bisa aja ada gangguan apalagi dia gue perhatiin kayaknya tipe orang yang supel dan ramah, gampang akrab sama siapa pun. Kalau temen lu yang nolep aja bisa kegancet sama dia yang diem-dieman dan gak ada ikatan batin sama sekali, apalagi sama yang lain yang sama juga atau bahkan yang supel juga? Iya gak? Iyalah!"

"Ya tapi lu jangan bilang begitu kalau gitu seolah-olah dia udah pasti naksir aja sama dia! Kan itu cuman pendapat lo aja sebagai pihak kesekian yang terselubung!"

"Eh! Gue tuh cewek, gue punya nalar lebih peka dibanding kalian para cowok! Yang kayak gitu tuh biasanya ketebak banget lah, yang namanya hubungan pasti ada pihak luar ikut menginterupsi!"

Jaemin menggeram frustasi. "Tapi mereka itu kasusnya beda! Soalnya—"

"Ini 'dia', 'dia', dan 'temen lu' yang dimaksud tuh orang yang beda-beda kan?" Felix menginterupsi ketika otaknya sudah mampet buat nerjemahin pihak-pihak yang disebut oleh pacar dan temanya ini.

"YAIYALAH, GIMANA SIH?!" Felix malah kena semprot.

"Kan gak bisa sebut nama secara frontal terus gue gak mau mikir nama julukan mereka gimana." bisik Jaemin dengan muka berkerut tanda serius atau kebelet kencing, gak tahu juga.

"Ini tuh ngomongin Seungmin-Hyunjin?" tanya Felix berbisik.

"IYA SAYAAANGGG, ADUUUHHH, KAMU KE MANA AJA?" Shuhua gemes.

"Di sini aja, daritadi makanin tteokboki sendiri sambil nyimak." sahutan Felix yang terkesan gak peduli padahal confused mengundang getokan garpu dari Jaemin.

"Ayo taruhan sama gue!" Shuhua menggebrak meja,

"Anjrit! Kenapa jadi taruhan?! Itu hubungan temen gue yang dipertaruhkan lagi woi!" Jaemin ikut menggebrak meja.

Felix ngicep natap keduanya, apalagi pelanggan lain ngelihatin mereka. Mungkin pada ngira kalau Shuhua ke-gep selingkuh terus berantem sama Jaemin. Padahal nyatanya kan pacarnya Shuhua itu Felix, bukan Jaemin, huft.

"Ya justru kita bertaruh sembari memantau dan membuat pergerakan supaya hal yang iya-iya enggak terjadi. Gue taruhan mereka gak ada apa-apa!"

"Lah! Kok jadi elu yang ngambil jatah itu!? Harusnya gue yang taruhan mereka kagak ada apa-apa, elu yang ambil bagian ada apa-apa!"

"Maunya sih begitu, tapi gue HyunMin shipper garis khatulistiwa!"

"Shipper apaan, anjrit? Hyunmin sape etdah?!"

Felix berbisik ke Jaemin, "Hyunjin x Seungmin maksudnya, jadi HyunMin. Shipper maksudnya kayak pasangan yang didukung gitu."

"HAH, APAAN?!" Jaemin cengo. "Halah! Bodo amat sama shipper-sniper-snoopy, pokoknya gue duluan masuk kubu HyunMin! Malah gue pelopornya!! Pokoknya mereka anti balik kanan bubar jalan! Soalnya kalau sampai bubaran, temen gue jadi joda!"

Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang