2.13

460 58 18
                                    

Hyunjin yang terbangun terlebih dulu. Mungkin karena seharian dia gak ngapa-ngapain, jadi badannya gak begitu capek.

Tapi bukan itu sih, yang buat dia langsung tersadar sepenuhnya pas bangun.

Melainkan karena sosok yang ada dalam dekapannya.

ASDFGHJKL. Hyunjin pikir dia masih dalam mimpi ketika bertatap dengan wajah Seungmin tepat di depan matanya.

Ah, masa' iya? Si Hwang sampai melongok ke bagian bawah kasurnya, memastikan apakah sejak awal mereka memang tidur begini(?) atau cuman halunya saja. Soalnya setiap Seungmin menginap di tempatnya, mereka pasti pisah ranjang(?) karena Hyunjin gak kuat kalau harus bobo bareng. Bisa jebol beneran jantungnya kalau nempel-nempel sama si ayang. Apalagi nyium bau badannya yang semriwing, beuuhhh, modar aja Hyunjin tuh. Tapi kalau dia mati, kasihan Seungmin jadi jomblo.

Tapi, lupakan saja itu. Serius, lupakan!

Matahari mungkin baru terbit, sebab langit yang mengintip dari jendela kamar yang tertutup tirai masih agak gelap. Namun dengan temaram lampu tidur, Hyunjin masih bisa melihat rupa pacarnya.

Begitu lelap. Dengkuran yang halus dengan dada yang naik-turun perlahan. Begitu... kelelahan.

Jemari Hyunjin bergerak pelan mengusap pipi Seungmin. Rasanya lembut meski gak selembut pipi bayi, tapi tetap saja mampu membuat Hyunjin terkagum-kagum.

Pinter banget gue pilih pacar. Udah pinter, cakep lagi. Hehehe... Hyunjin membatin kepedean. Setelah semua yang terjadi kemarin dan sebelum-sebelumnya, menemukan Kim Seungmin hanya berjarak sejengkal darinya sungguhan anugerah luar biasa.

Lama memandang membuat Hyunjin serasa dihipnotis. Tangannya masih bertahan di pipi Seungmin, tapi ibu jarinya mulai bergerak turun. Pada ujung bibir Seungmin, pada bagian bawah dua belahan tipis merah muda, dan setelah tertahan di dagunya cukup lama, naik lagi. Kali ini tepat pada sepasang bibir tipis itu.

Napas Hyunjin tertarik dalam begitu saja, seiring detak jantungnya serasa tenggelam lebih dalam lagi dan mencelos seketika. Terus begitu terulang sampai wajahnya perlahan terdorong maju mendekat. Serasa ditarik pada sepasang bibir tipis itu.

Chu—Telah terkecup pelan, nyaris tanpa suara dan hanya terjadi dalam sepersekian detik. Setara satu kedipan mata.

FAK. Hyunjin ketar-ketir seketika. Rasanya dia ingin koprol disusul roll depan, roll belakang, khayang dan nari zumba terus keliling lapangan 7 kali, karena—FAAAAAAAKKKK, JANTUNG GUE MAU COPOT ATAU UDAH COPOT INI??!!!! ANJIRLAH ANJIR, ANJIRRRRR!

Badan Hyunjin gak tahan buat uget-uget di tempat. Gerakan 'kecil'-nya itu membuat gerak refleks tepukan mengenai Seungmin yang membuatnya tersadar.

"Hngh... Hyunjin...?" Seungmin memanggil dengan suaranya yang serak dan mata setengah terbuka.

Tubuh Hyunjin membeku seketika. "S-Seungmin—"

Grep... Sret...

Seungmin malah semakin merapat dan tangannya berpindah memeluk pinggang Hyunjin. "Jam berapa sekarang?"

"Aa-hngh... nggak tahu... ma-masih gelap kok..." Hyunjin tergagap gak fokus menjawab soalnya jantungnya lagi marawisan; JEDUG DUG DAG DUG DUG CTRANG CESS DUAARRR

Oke, gak selebay itu sih. Cuman jedug-jedug saja.

"Hhm...." Seungmin balas menggumam. "Enak..."

APANYA??!!! Hyunjin histeris dalam hati.

"Hyunjin..." kayaknya Seungmin masih setengah sadar. "Suka... suka Hyun... Jin..."

Dan Seungmin terlelap lagi setelah itu.

Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang