"Loh, hujan?" seruan Hyunjin pas mau nutup tirai jendelanya membuat Seungmin yang rencananya bakal pulang setelah menurunkan makanannya di lambung barang setengah jam, jadi terpaksa menginap di apartemen Hyunjin. Karena sang pemilik rumah gak punya payung sama sekali buat dipinjam dan—entah kenapa—kebetulan juga Seungmin lupa bawa payung.
Gara-gara itu, Seungmin harus menahan diri sepanjang malam sampai lelap karena Hyunjin bacot jerit-jerit mau lompat dari balkon apartemennya saking girangnya campur gugup setelah-menghubungi mamanya juga-dibilang kalau Seungmin bakal nginap.
Seungmin tahu kalau sampai tengah malam, Hyunjin gak bisa tidur saking tegangnya. Pacarnya itu cuman napas tapi rasanya berisik banget kayak lagi dugem, buset. Kedengeran jelas banget sama Seungmin yang tidur di atasnya. Eh, maksudnya Seungmin tidur di kasur Hyunjin sedangkan sang empu malah tidur di kasur lipat di bawahnya. Yah, meski pun bilangnya apartemen, tapi kamarnya cuman satu.
Kayaknya Hyunjin benar-benar gak bisa tidur, sampai pagi pas alarm ponselnya aja bunyi malah Seungmin yang bangun buat matiin karena yang punya masih terkapar.
Ngerepotin sih, tapi Seungmin juga ngerepotin, jadinya sama aja sih...
Dan mohon maaf apabila ada khalayak berharap ada adegan angh-engh-ehh (?) saat sesi menginap. Gak bersentuhan saja Hyunjin tegangnya kayak penggaris besi, apalagi angh-engh-ehh (?)
Tapi mari kita kembali ke Seungmin yang sekarang bingung mau ngapain selain bengong sambil duduk di pinggir kasur habis matiin alarm.
Entah sudah berapa lama waktu terbuang, pas Seungmin melirik Hyunjin yang masih molor di bawahnya dengan tangan terlentang dan bibir agak mangap, Seungmin jadi kepikiran.
Orang ganteng kalau tidur bisa serem juga ya...
Lupakan Hyunjin dengan pandangannya kurang senonohnya, Seungmin pilih beranjak untuk memakai kacamatanya dan ke luar dari kamar menuju dapur. Dia kepikiran mau buat sarapan untuk mereka berdua.
Menilik dari perangai Hyunjin, kayaknya gak mungkin kalau Hyunjin nyimpan bahan-bahan makanan mentah. Dan memang begitu adanya pas Seungmin buka kulkas.
"Oh, ada kimchi sama telor sih..." Seungmin mulai ngubek-ngubek isi kulkas Hyunjin yang isinya agak tidak terdefinisi kalau dijabarkan.
"Ada sosis... nugget... digoreng aja kali ya? Eh, tapi ada nasi gak ya?" monolognya sendiri sambil mencari di tiap lemari dapur dan etalase.
Akhirnya Seungmin menemukan sekantung beras, tapi disimpan di sudut lemari belakang kumpulan toples.
Curiga ini beras kutuan gak yah...
Seungmin sudah bakal membongkar isi beras tersebut sampai pintu apartemen berbunyi. Tapi bukannya langsung dibukain, Seungmin malah nge-freeze di tempat.
"Halu kali ya?" Seungmin cuek.
Ting tong... ting tong
Bukan halu itu nak.
Akhirnya Seungmin beranjak. Menerka paling Felix yang mampir, mungkin mau jemput Hyunjin kuliah tapi kalau dipikir lagi ya ngapain? Pacarnya Hyunjin kan Seungmin, bukan Felix (uhuk).
Ting tong
"Sebentar," Seungmin mengintip sang tamu dari layar interkom, seketika netranya memicing sebab yang muncul adalah seorang cewek yang jelas gak Seungmin kenal.
Bukan Felix... siapa?
Hyunjin mungkin punya beberapa orang dikenal yang gak diketahui Seungmin, mungkin cewek ini salah satunya. Mungkin dia kerabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)
FanfictionDirection; (n.) the path that must be taken to reach a specific place