helauw gess, kita bertemu lagi (azek)
ini 3k word anjay, lebih malah wkwkwk tiati mabok :')
aku aja nulisnya juga mabok, bukan karena kebanyakan tapi karena hampir keciduk nulis ff humu sama rekan kerja /nangis tapi tertawa/
(ya sapa suruh bukannya qerja malah ngehalu)
ya udah sih HASAHSHSHHS, pokoknya so sorry for typo, please enjoy it and happy reading ❤
※※※
Entah kapan Hyunjin bisa menghubungi Seungmin malam ini, tapi kemungkinan paling besar kayaknya enggak sama sekali.
Ini semua gara-gara seorang gadis dengan jaket sweater putih dan berambut panjang yang sedang memilih daging di hadapannya, sedangkan Hyunjin sendiri mendorong troli (yang sekarang lagi menahannya sih) di belakangnya.
"Sam—Hyunjin," gadis itu menoleh bikin rambutnya berkibas, Hyunjin rasanya jadi ingin menguncirnya. "Do you like bacon?"
"Gue sukanya rebahan di kamar sekarang," dan chat-ingan sama Seungmin terus telponan sebelum bobo. Mantap.
"Oke, lagian gak ada yang gak suka daging." Yeji mengangguk-angguk sendiri dan memasukkan daging di troli kemudian melenggang pergi begitu saja. Secara inisiatif menyuruh Hyunjin mengikutinya.
Hyunjin mendengus dan mendorong trolinya. Meski pun nampak enggan menuruti keinginan saudari kembarnya, tetapi pemuda Hwang tetap berjarak selangkah di belakang sang gadis.
"Kita bisa beli makan. Kalau lo gak bawa duit lebih, biar gue bayarin." kata Hyunjin. Dia menambahkan dalam hati, dan biar kita cepet ngobrol kemudian bubar jalan kemudian gue cepet chat-ingan sama Seung—
"Tapi gue maunya masak." Yeji menjawab gak acuh dan kini memilih bawang bombai. "Gue gak bilang jago masak, tapi lumayan. Jadi, gimana sandwich-nya tadi pagi? Enak? Kenyang gak? Gue ngikutin yang di YouTube."
Tetap Hyunjin malah mengalihkan wajah pandang, gak menjawab dengan lurus. "Enak," lirihnya kemudian.
Halah, Tsun-tsun si Hwang yang tua—uhuk.
Lagipula sepertinya Yeji gak meniatkan betul-betul bertanya karena setelah memilih bawang yang dirasa bagus, si gadis langsung melenggang pergi lagi.
Dan Hyunjin tetap mengikuti di belakang tanpa banyak bicara—tepatnya, menahan diri supaya gak banyak bicara. Kan memang gak bisa otomatis Hyunjin tuh diem-diem bae, soalnya DNA bacotnya sudah nempel di setiap tulang rusuk dan menyebar di setiap sela pori-pori tubuh bersimpangan dengan sel DNA kegoblokan.
Ya Tuhan, bercanda. Penulis sayang Hyunjin pokoknya, catat.
Ekhem, kembali ke sekarang, yang mana sebenarnya Hyunjin tengah membohongi diri sendiri kalau dia bilang gak senang bersama dengan Yeji. Meski pun secara nyata hubungan Hyunjin dengan orang tuanya—dan Yeji—gak terhubung lagi, tapi ikatan antar saudara kembar lebih kuat dari yang Hyunjin bayangkan.
Tapi di satu sisi Hyunjin juga takut. Takut jika Yeji menanyakan soal kepergiannya, gadis itu akan memalingkan dirinya. Karenanya, Hyunjinlah yang perlu lebih dahulu mengabaikan saudarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)
Hayran KurguDirection; (n.) the path that must be taken to reach a specific place