05

1.2K 194 40
                                    

Felix bilang kalau Hyunjin harus pelan-pelan, nah masalahnya kalau pelan-pelan Hyunjin malah pelannya kebangetan sampai minta dipukul pakai palu.

Iya, soalnya meskipun udah sering ngobrol, chatting-an sama Seungmin, hubungan mereka gak ada perkembangan apa-apa. Cuman kelihatan dekat banget but not in romantically way.

Ya masa' gue kudu bikin pengumuman sampai ke ujung semesta kalau gue gay dan gue naksir sama yang namanya Kim Seungmin?

Rencana yang cukup bagus. Kenapa gak dicoba aja?

Gak mungkin bisa, orang yang tahu Hyunjin gay aja cuman Felix. Bahkan orang tuanya aja gak tahu. Kenapa? Karena Hyunjin tuh aslinya cupu.

Bukan cupu dalam weird thing ke fisik, tapi lebih ke sikap. Cupu banget, Hyunjin tuh aslinya gak tahu cara PDKT yang baik dan benar karena selama ini dia yang pasti dideketin sama orang (re: cewek). Tahu-tahu udah jadian dan putus gitu aja.

Oke, Felix gak masuk hitungan karena mereka berdua sahabatan dan perasaan itu muncul begitu aja karena kebiasaan. Bukan seperti kasusnya dengan Kim Seungmin. Sesungguhnya Hyunjin bisa dibilang jatuh cinta pada pandangan pertama sama lelaki manis itu.

Tapi Seungmin emang manis banget. Senyumnya itu loh....

Hyunjin buru-buru menghapus bayangan wajah Seungmin dengan mengibaskan tangannya di atas kepala. Gak boleh halu dulu. Salah langkah, bener-bener soal dia gay kesebar dan dianggap sebagai aib. Gak mau ya. Hyunjin cuman mau jatuh cinta dengan sejahtera, aman dan sentosa.

Masih di hari yang sama, selepas menemani Jeon Heejin cari buku, mereka pulang setelah Heejin memaksa mentraktir makan sebagai ucapan terima kasih. Meski Hyunjin ikhlas, ya dia terima aja traktirannya. Sekarang Hyunjin lagi rebahan di kasur kamar, tanpa mandi, sambil mainin ponsel.

Tepatnya sih, lagi stalking lagi akun media sosial Seungmin. Anehnya tadi siang baru ketemu, sekarang udah kangen.

Awalnya kangen, kemudian halu, kemudian takut sendiri, kemudian bingung sendiri, kemudian merasa tolol sendiri. Itu yang Hwang Hyunjin rasakan sekarang sambil buka kembali ruang obrolannya dengan Seungmin.

Mau maju, takut. Mau mundur, juga gak siap. Masa' belum ngapa-ngapain udah nyerah? Apa akhirnya Hyunjin bakal ngikutin apa kata Felix? Diem-diem aja, tahu-tahu nembak.

Tapi... kalau Seungmin bukan gay kemudian ilfeel, nanti... nanti... nanti—

Karena keasikan mikir (ginian doang dia baru dipikirin sampe mumet) sambil scroll ruang obrolan, tanpa sengaja jempol Hyunjin malah mencet sambungan telpon.

"AAAAAAAAAAAAAA! GUOBLOK!" Hyunjin kepalang panik, bukannya mencet tombol akhiri panggilan, ponselnya malah jatuh nimpa wajahnya gegara oleng. "Anj—"

Tut "Halo, Hyunjin, kenapa?"

PUJA KERANG AJAIB! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BEGOK!!!

Hyunjin grasak-grusuk, sambil nahan sakit dia jawab panggilan Seungmin. "S-S-Seungmin!?"

"Iya, Jin, kenapa?"

Masa' gue bilang kepencet? (Meskipun emang iya) Hyunjin muter otak tumpulnya dengan kecepatan 62883 km/sekon buat mikir.

"Ngh—sibuk gak, Min?"

"Sekarang?"

Ayo puter lagi otak. "Besok,"

".....kenapa gitu?"

"Ngh.... besok mau ketemu gak?"

"Mau ngapain?"

"Yah... ketemu aja."

Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang