12

1.1K 173 75
                                    

Salah, semuanya salah, gara-gara gue...


Seungmin menggigit ujung jari telunjuknya kirinya. Siapa pun bisa melihat kalau cowok berkacamata itu berkonsentrasi pada laptop dan segala sesuatu yang dikerjakannya dengan benda itu.

Nggak. Seungmin hanya membuatnya seolah-olah terlihat demikian, karena yang sejak tadi dilakukannya hanya scrolling—membuka-buka entah gambar, dokumen, materi, atau apa pun yang membuatnya nampak sedang mengerjakan sesuatu.

Kenapa kayak gini? Sampai Jisung juga... ah, bodoh banget... Seungmin mengusap wajahnya dari balik kacamatanya.

Sekarang sudah jam makan siang, tapi Seungmin memilih menyembunyikan dirinya di studio rekaman. Tentu saja tidak ada seorang pun di sana. Siapa yang mau melewatkan waktu makan siang di tengah-tengah hectic-nya seluruh kegiatan perkuliahan? Bahkan terkadang dosen saja memilih mengakhiri kelas mereka lebih cepat agar bisa segera pergi makan siang (meski itu sangat jarang sih).

Memang tidak ada, kecuali Seungmin...

Cklek

"Loh, Seungmin ngapain?"

Seungmin menoleh dan menemukan seniornya Kim Jibeom memasuki ruangan.

"Eh, kak..." Seungmin bingung harus membalas apa, jadi dia segera membalikkan pertanyaan. "Kak Jibeom ngapain?"

"Ngambil charger laptop, emang ya si Joochan yang minjem dan ninggalin, yang punya tetep yang nyariin. Untung temen." balas Jibeom panjang padahal juga Seungmin gak nanya sampai segitunya.

"Hahaha, yah..." Seungmin tertawa pelan, memperhatikan Jibeom yang merangsek mencari charger laptopnya hingga ke sudut meja. Untung langsung ketemu.

"Lo sendiri ngapain di sini? Gak makan siang?"

"Enggak kak, nanti."

"Nanti kapan? Emang lo habis ini gak ada kelas? Udah hampir jam 1. Ini aja gue nyempetin ke sini karena butuh charger laptop soalnya mau presentasi sementara baterai laptop gue udah sekarat." lagi, Jibeom menjelaskan tanpa ditanya.

"Iya, nanti kak, ini gue lagi ngerjain 'ini' dulu." Seungmin mengulum senyum.

Kalau dibilang balasan Seungmin tidak jelas, memang iya. Dia sengaja melakukannya. Seungmin gak mau Jibeom bertanya lebih lanjut, tapi bukan berarti Seungmin merasa terganggu dan sedang mengusir seniornya itu.

"Oh yaudah," Jibeom mengangguk, dia membenarkan tasnya dan berbalik hendak ke luar ruangan.

Mata Seungmin mengikuti langkah Jibeom.

Tapi kemudian Jibeom berhenti tepat berdiri di depan pintu dan menoleh.

"Semangat ya, Seungmin."

Seungmin tersentak di tempatnya, meski gak memperlihatkannya. "Ke-kenapa kak?"

"Gak pa-pa, semangat aja." Jibeom menarik tuas pintu dan mendorongnya.

Entah mengapa, jantung Seungmin menjadi berdegup kencang mendapat semangat dari seniornya. Cemas akan suatu hal.

Seolah menyadari ketidakjelasan maksudnya, Jibeom menoleh lagi. "Eh, yah, gue gak tahu lo lagi ada masalah apa. Tapi akhir-akhir ini lo kelihatan lemes kayak Joochan yang habis ditolak Chaewon pas diajak nge-date—eh loh, kok gue malah ember sih?" Jibeom tersadar telah membuka aib temannya sendiri.

"Yaudah lah, pokoknya semangat aja Min. Kalau ada masalah apa pun, dan lu butuh bantuan, bilang aja, atau minimal butuh tempat cerita kasih tahu aja. Yah, anjir gue lupa ada kelas—yaudah pokoknya semangat Seungmin! Dadah!"

Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang