Hujan mengguyur deras membuat petang seolah-olah tenggelam lebih cepat dari seharusnya.
Daehwi sih sudah memperkirakan bakal turun hujan karena memang sudah masuk musim hujan. Karena gak mau sepatunya basah, dia menyiapkan sandal jepit buat dipakainya ketika berjalan di antara hujan menuju rumahnya. Oh, di bawah naungan payung tentunya.
Prinsip Daehwi sih memang sedia payung sebelum badai, tapi kayaknya gak berlaku buat si cewek jadi-jadian yang numpang bobo gratis di tempatnya.
"WANJAYANI!" Daehwi melompat kaget di tempat pada kemunculan Yeji dari balik lorong. Tubuhnya total basah dan rambut panjang yang tergerai.... serem :')
"LO—ngapain basah-basahan?! Habis dari mana?" Daehwi spontan membuka kemeja luarannya dan memakaikannya di tubuh Yeji.
"...nggak punya payung."
"Di mini market banyak elah."
"Nggak mau beli..."
Daehwi menatap temannya itu. Wajahnya kelihatan... murung. Lebih murung dari sebelum-sebelumnya. "Habis dari tempat Hyunjin ya?"
Yeji terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Daehwi tahu kalau yang kali ini pun gak berakhir baik. Bahkan jauh lebih enggak baik.
Biasanya Yeji memang gak berhasil mengobrol banyak dengan Hyunjin, tapi cewek itu masih bisa mencak-mencak sebal karena sikap saudaranya. Tapi kali ini... ini pertama kalinya Yeji begini.
"Masuk dulu yuk? Entar lo sakit, nggak bisa ngelayap lagi."
Mereka akhirnya memasuki tempat tinggal Daehwi. Langsung disuruhnya cewek itu pergi mandi dan berganti pakaian sedangkan Daehwi menyeduh teh.
Yeji gak berlama-lama, gak sampai setengah jam, cewek itu sudah keluar dengan kaus dan celana training kebesarannya. Duduk sambil memeluk lututnya di sofa.
"Daehwi..."
"Apa?"
"Kayaknya... bukan 'kayaknya' lagi deh."
"Hah?" Daehwi beneran gak mudeng.
Yeji menyembunyikan wajahnya di antara lutut dan dadanya. "Bukan kayaknya lagi, tapi Hyunjin memang benci gue."
Daehwi hampir menumpahkan tehnya karena syok. Nggak tahu juga kenapa dia kaget, kayak... ya pengen aja. Ya udah, lupain aja.
"Gue yakin ada sesuatu terjadi padanya yang membuatnya pergi ninggalin gue, ninggalin Papa dan Mama, tapi... gue gak pernah tahu apa." Yeji mulai bercerita. "Tapi pastinya, alasan yang membuatnya pergi itu juga alasan dia membenci gue.
"Gue coba meraihnya, tapi dia gak ingin disentuh. Seolah-olah gue adalah trauma yang membangkitkan ketakutan terbesar dia. Gue gak pernah tahu kenapa. Gue merasa ini gak adil. Papa dan Mama gak pernah cerita dan malah marahin gue kalau gue nanyain soal Hyunjin. Apa yang terjadi padanya yang membuat gue gak pantas tahu?"
Daehwi diam saja, bahkan ketika bahu Yeji mulai bergetar. Pasti dia mulai menangis, meski gak ada suaranya apalagi sampai terisak.
"I'm his sister, we are siblings, we are born to be twins. But I don't know anything about him."
Setelahnya, sampai menit berlalu dan Yeji bertahan dengan dirinya sendiri.
※※※
Sepeninggalan Yeji, Hyunjin dan Seungmin berlarut dalam kebisuan yang canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)
FanfictionDirection; (n.) the path that must be taken to reach a specific place