"Kak, gue izin balik duluan ya?"
"Loh, kenapa? Ini minum satu ronde aja belum ada."
"Ada urusan penting yang—"
"Kenapa Min? Lo mau balik? Gak gak. Masa' special DJ-nya malah balik?"
Seungmin tersenyum canggung. Bingung juga dia izin buat cabut padahal kan mereka mau pesta. Kesannya kayak gak menghargai gitu.
Tapi perasaan egoisnya memaksa dia buat pergi dan ketemu Hyunjin. Harus.
"Alasan lo izin balik duluan apa?"
Seungmin terdiam. Entah, dia gak kepikiran alasan yang terdengar bakal masuk akal pun enggak egois.
Melihat diamnya Seungmin, seniornya itu jadi agak gimana gitu. Aneh aja lihat juniornya satu ini yang termasuk aktif dan bertanggungjawab ini malah bergeming cuman ditanya alasan cabut.
"Tuh kan lu diem, berarti gak penting. Lu cuman—"
"Udah diem lu Joochan, pergi sono tuh Chaewon minum sendiri." dia mendorong teman seangkatannya itu menjauh kemudian kembali ke Seungmin lagi. "Kenapa? Apa keluarga lo lagi... uhm, sesuatu?"
"Enggak kak, bukan," Seungmin menggeleng. "cuman... mau ketemu seseorang."
"Seseorang?"
"....temen."
Seketika Jibeom membentuk cengiran menjyjykan. "Temen atau temen?"
"T-temen kak, tapi yah—" ucapan Seungmin terputus gara-gara mendadak Jibeom merangkulnya dan menepuk-nepuk pundaknya sambil ngakak.
"Ahilah, dasar anak muda!"
Apa sih? Kayak udah sepuh aja ngomongnya. Tapi bukan itu fokus Seungmin sekarang.
"Yaudah sana, kalau sukses jangan lupa traktirannya. Inget-inget amal gue yang udah ngasih izin. Oke?"
"Ehehehe..." bingung Seungmin mau jawab apa, dia nyengir aja.
Setelah mengucapkan terima kasih, Seungmin membereskan barang-barangnya dan pergi, itu pun setelah direcoki sama yang lain karena kepergiannya yang mendadak. Tapi Jibeom mengambil alih.
"Diam semua, Seungmin mau mengabdi ke pada negara."
"Apa sih, gaje lu bangsat."
"Kok malah gue dimaki, bangsat?"
Ya gitu deh, pokoknya Seungmin berhasil kabur dari pesta perayaan ulang tahun klub siaran.
Seungmin bilang pada Hyunjin buat nunggu di pinggir jalan utama dari kedai tempat dia minum. Gak munafik, Seungmin emang gak mau kelihatan ada sesuatu lebih dengan Hyunjin. Meski pun, yah, belum tentu juga orang lain bakal mikir macem-macem.
Antisipasi. Gitu deh, alibinya.
Seungmin sampai lebih dulu, kurang dari lima menit kemudian muncul Hyunjin sambil berlari mendekat.
"Sorry, lama nunggu?"
"Enggak, baru aja nyampe."
"Oh..." Hyunjin membalas ringan.
Mereka berdua malah saling diam, pun juga gak saling tatap.
Ralat, dibanding gak saling tatap, persisnya Hyunjin yang melempar lirikan dan Seungmin yang berusaha gak menyadari lirikan mata Hyunjin dengan menatap ke arah lain.
Sampai Hyunjin menyadari kalau Seungmin datang dengan barangnya yang masih lengkap.
"Lo kok bawa tas, Min? Gak bakal balik ke kedai lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)
Fiksi PenggemarDirection; (n.) the path that must be taken to reach a specific place