"Anjir, gue kira lo mati Jin."
Hyunjin bangun dari tidurnya. Nyawanya masih setengah, dia ngelihatin suasana ruangan himpunan yang beberapa waktu lalu masih penuh sama mahasiswa numpang WiFi buat nugas, sekarang lengang. Manusia yang ada cuman beberapa biji.
Oh ya, yang tadi nyeletuk itu Kim Sunwoo.
"Yang lain ke mana?" tanya Hyunjin sambil ngider.
"Udah pada balik, ini gue juga mau balik. Kalau lo cari Felix—"
Brakk pintu sekre terbuka. Orang yang diomongin Sunwoo muncul.
"Balik gak Jin? Bentar lagi hujan nih."
"Emangnya lo cenayang, tahu dari mana?"
"Bacot lu Sunwoo. Di luar tuh mendung banget lagian." Felix sewot. "Buruan Jin, atau mau gue tinggal?"
"Bareng ah!" Hyunjin pun langsung bangun, dia nyingkirin selimut gak tahu punya siapa dan siapa pula yang ngasih. Setelah ambil tas, dia langsung bareng Felix ke luar sekre.
Mereka berdua gak ada yang punya kendaraan. Biasanya mereka memang hampir selalu pulang bareng tiap ada kesempatan karena arah tempat tinggal mereka sama.
Tepatnya sih, mereka akhirnya berani buat pulang bareng lagi.
"Lix, lo tadi habis darimana sebelum balik ke sekre?" tanya Hyunjin begitu keduanya duduk bareng di bus.
"Ketemu Shuhua."
Ah... harusnya Hyunjin tahu itu.
"Jangan tiba-tiba mellow lo ya? Kita kan udah—"
"Gak, gue cuman mikir lagi aja, kok Shuhua mau sama lo sih?"
"Kurang ajar! Gosah sok kecakepan lo ye!"
"Tapi kan gue emang cakep banget. Pas ultah aja banyak yang kasih kado ke gue." Hyunjin tersenyum sombong sambil bersandar ke kursi.
Felix natap sahabatnya itu malas.
"Iya, lu cakep, tapi homo." kata Felix pelan tapi bikin Hyunjin terpelatuk keras.
※※※
Jadi sejak Hyunjin menyatakan perasaannya ke Felix, hubungan keduanya sempat merenggang. Bahkan sempat terputus. Mereka sama sekali gak bersinggungan kecuali kalau karena terpaksa.
Tapi ya emang pada dasarnya mereka udah terlalu lama temenan, ya gak bisa lama-lama kepisah. Biar bagaimana pun, akhirnya keduanya berhubungan balik lagi. Dengan beberapa syarat tentunya. Salah satunya kalau salah satu diantara mereka gak boleh ada yang baper, bener-bener murni sahabatan.
"Gue janji Lix, yang waktu itu, murni cuman mau jujur ke elo aja."
"Gue juga janji bakal bersikap biasa aja ke elo. Gue gak akan jijik atau semacam itu. Gue juga janji, semisal gue kesel setengah mati sama elo, gue gak akan ngasih tahu ke siapa pun soal ini."
"Oke, makasih Lix."
"Makasih juga, Jin."
Sesimpel itu? Ya, sekiranya sesimpel itu, tapi perlu waktu lebih lama lagi bagi Hyunjin sebenarnya untuk bersikap biasa aja. Tapi setidaknya, dia mencoba.
Perlu waktu berbulan-bulan, bahkan sampai masuk semester baru. Dan sekarang, keduanya mulai biasa lagi. Seenggaknya Felix berharapnya gitu sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction ╏ HyunMin (DICONTINUED)
FanfictionDirection; (n.) the path that must be taken to reach a specific place