Ini gak bakal banyak-banyak chapternya kok, santuy aja.
Author Pov.
Sudah 2 bulan sejak kejadian Seira bertemu 2 bocil bule kesayangannya, hubungannya dengan Denis mulai mengerat dan sedikit romantis.
Seira sudah menjalani Sidang dan sebentar lagi akan di Wisuda, dia sering mengunjungi kantor Denis untuk sekedar mengantarkan makan siang.
Dan juga Seira resmi tinggal di Mansion megah milik Denis, dia seakan sudah menjadi seorang ibu sekaligus istri. Mengurusi 2 bocilnya sekalian sang Daddy.
Hari ini Seira akan menjemput dua bocilnya, seperti hari yang sudah-sudah. Seira bertugas menjemput Qiera dan Zeo di TK mereka.
"Nyonya, kita sudah sampai" ujar Tomi saat mobil Alphard putih milik Denis berhenti di depan pagar pelangi TK Kasih Ayah.
Seira mengangguk "Pak Tomi tunggu ya, Sei gak lama kok" ujar Seira kemudian turun dari mobil.
Dia mengenakan kemeja berwarna biru langit, dipadu celana pendek diatas lutut berwarna putih, slig bag hitam, sepatu sneakers putih.
Penampilan segarnya membuat beberapa ibu yang juga sedang menjemput anak mereka iri.
Karena selama ini, tak pernah ada wanita yang menjemput 2 bocil bule lucu itu, tapi ini. Wanita cantik yang nampak perfect sudah sering menjemput mereka.
"Mungkin dia kakak mereka, positive aja kali buk"
"Mana mungkin, anak-anak itu manggil dia Mommy kok"
"Yah berarti dia itu emaknya mereka"
"Tapi selama ini kemana aja? Kenapa baru muncul?"
"Mungkin dia pergi ke luar negeri, cari sugar daddy palingan. Hahahha"
Seira mendecih, dia mendekati kerumunan emak-emak julid itu dan berdiri di depan mereka, gayanya arogan sekali. "Selamat siang ibu-ibu julid" sapa Seira ramah.
Senyum nya seakan mengejek mereka, yang berambut bob nampak kesal "Heh mbak, jaga mulutnya ya. Jangan sampe saya tampar!" serunya esmosi.
Seira mengerjab bingung "Lah? Harusnya tuh omongan saya, mulut ibu-ibu mau saya tampar? Seenak udel fitnah-fitna cari sugar Daddy. Daddy Denis uangnya uda banyak, ngapain saya cari lagi" sarkas Seira kesal.
"Jalang ya mbak?" sinis ibu-ibu yang pakai daster.
Seira mengepalkan kedua tangannya, dia sudah berjanji pada Denis agar tak berkelahi lagi. Bahkan Denis sampai meraung menangis agar dia berhenti berkelahi.
"Jaga bicara anda" peringat Seira dingin, tatapannya menggelap seketika. Dan bisikan-bisikan memintanya untuk menusuk bola mata ibu-ibu tadi.
Seira masih menatap dingin ibu-ibu julid tadi, sampai membuat mereka terdiam gemetaran. Seram sekali aura wanita di depan mereka, seperti...seorang pembunuh berdarah dingin.
Tatapan gelapnya berubah saat teriakan riang dari kedua anaknya terdengar. "MOMMY SUPEEERRRR~"
"AAAAAAAA" Seira menoleh, senyum manis terbit di wajah cantiknya, tatapan gelapnya berubah menjadi cerah kembali.
Dia berlari pelan ke arah Qiera dan Zeo "Aaaaaa anak-anak mommyyyyy" serunya bahagia. Ibu dan anak itu kemudian saling berpelukan ala teletubies.
"Mommyyy, Qiera laper mom. Makan bakso mang pepi yuk" ajak Seira melas. Zeo mengangguk setuju dan memilih mendusel di dada Seira.
"Aaa!" panggil Zeo pada Seira, wanita itu menunduk dan menatap penuh tanya pada Zeo. "Kenapa Ze?" tanya Seira.
Zeo menepuk dada Seira semangat "Kamu mau nen sama Mommy?" tanya Seira lembut. Zeo mengangguk semangat.
Dan 1 hal lagi, ternyata sedari bayi keduanya tak pernah merasakan Asi. Sebab ibu kandung mereka meninggal sesaat setelah melahirkan.
Dan Seira pergi ke Dokter untuk merangsang susunya keluar. Alhasil kedua bocilnya kini menyusu padanya, gak papalah. Asal mereka senang.
"Nanti ya sayang, kita pulang dulu ke rumah" ujar Seira lembut.
Zeo mengangguk patuh, dia kembali mendusel di dada kanan Seira. Ketiganya akhirnya beranjak menuju mobil mereka.
Sesaat Seira melirik tajam ibu-ibu julid tadi "Saya pulang dulu ya, selamat siang" ujarnya ramah namun tatapan matanya dingin tak bersahabat.
Mereka berkeringat dingin dan langsung mengangguk ribut. Jangan pernah cari masalah sama Ibu dua bocil bule itu.
Mengerikan, seram sekali tatapan dan auranya ketika marah.
Tbc.
Setarakan voment.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda is Mafia [End]
RomanceSeira, wanita cantik berusia 20 tahun yang hampir di tembak mati oleh Ayah dari Qiera dan Zeore, bocah yang ditolongnya di taman. Bukannya berterima kasih, Pria 27 tahun itu malah menodongkan pistol ke arahnya. Dan saat Seira menganggap hidupnya ama...