18.

25.7K 2.4K 57
                                    

Nungguin ya?

Author Pov.

Denis fikir membawa pulang Seira akan membutuhkan waktu yang sebentar, tetapi sampai saat ini. Terlewat 2 tahun dan Seira tak kunjung kembali.

Seharusnya Denis bisa membawa pulang Seira dengan mudah, tapi sinyal pelacaknya hilang tak berbekas. Denis khawatir terjadi hal buruk pada Seira.

Saat ini, Denis sudah berusia 29 tahun, dia tengah menjalankan pekerjaannya di kantor seperti biasa.

Hanya saja, kini dia memiliki kebiasaan baru. Yaitu mengoleksi tupperware dan shampo, Seira selalu menjambak rambutnya, mungkin jika Denis mengganti shamponya, Seira akan kembali dengan sendirinya.

"Hahhh..kangen Seira.." bisiknya lesu. Dia bersandar di kursinya, mendongak menatap langit ruangannya kemudian menghela napas lagi.

"Seira dimana sih.."

"Denis kangen..Denis gak masalah sama Seira yang ninggalin Denis. Yang penting Seira kembali.." lirihnya pilu.

Begini rasanya sakit ditinggal cinta, dulu saat para istrinya mati ditangannya sendiri, Denis tak merasa sedih. Dia hanya tertekan sedikit lalu kembali semula.

Ini sudah 2 tahun dan Denis masih sedih, sungguh besar pengaruh Seira dalam hidup seorang Denis Angelo.

"Kembali Denis mohon..Denis..bukan Denis yang bunuh Ayah kamu Seira..bukan..itu ulah Jidan" lirihnya tercekat. Napasnya serasa tertahan di kerongkongan.

Denis merogoh saku celananya dan melihat fotonya bersama Seira dan kedua anaknya. Saat mereka bertamasya di Disney land seharian.

Flashback.

Seira tertawa dengan riangnya, dia membawa dua bocil bulenya ke stand permen kapas. Dengan santainya Seira menadah minta uang pada Denis.

"Minta uang dong Den, mau beli harum manis" pinta Seira manja.

Denis gemas, dia mengecup pipi Seira singkat lalu memberikan kartu platinum pada Seira "Beli sebanyak Seira mau" ujarnya lembut.

Seira malah merengut "Denis! Minta uang, bukan kartu. Abang tukang harum manis itu gak ada alat gesek tauuuu" rengeknya sebal.

Fyi, mereka berbincang menggunakan bahasa indonesia, jadi tukang harum manis itu tak akan paham.

"Hahaha, bilang dong ah. Ini" Denis memberikan 100 dollar pada Seira, membuat mata gadis itu membulat dan cerah sekali.

"Makasih Denis" ujarnya semangat, dia memberikan ciuman di pipi Denis sebelum akhirnya melanjutkan belanjanya.

Denis tersenyum malu, dia tak akan mencuci wajahnya selama 1 harian. Agar bekas ciuman Seira tidak hilang, ah...betapa Denis menyayangi gadis ceria itu.

Gadis...yang sangat membuat hati Denis berdebar tak karuan. Seperti seorang ABG yang baru mengenal cinta.

Flashback off.

Denis menghela napas pendek, dia bangkit dan berjalan menuju pintu ruangan. Ini jamnya menjemput anak-anak, Denis harus bersiap.

"Seperti mengulang semua dari awal, hahhh..melelahkan" gumamnya lemah.

Benar, seperti Seira yang sebenarnya tak pernah ada. Dan Denis yang berusaha terbiasa dengan semuanya.

Berusaha terbiasa, dengan ketidak hadiran Seira di hidupnya.





















Tbc.

My Duda is Mafia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang