Alternative ending.

28.7K 2.5K 182
                                    

Jadi gini, mereka tuh reinkarnasi semua gituloh. Kisah lama yang Denis jadi gila dan Seira mati itu 30 tahun yang lalu.

Masih aja ada yang gak ngerti:(

Author Pov.

Setelah dirawat selama 1 minggu, akhirnya Denis sudah diperbolehkan untuk pulang. Seharusnya Denis senang, karena dia benci rumah sakit.

Tapi kini, Denis malah bersedih hati. Dia harus berpisah dari Seira, Denis pasti akan sulit bertemu dengan Dokter cantik itu.

Saat ini, Seira sedang menjelaskan jam untuk meminum obat milik Denis, bukannya mendengarkan.

Pria itu malah menggenggam tangan Seira, Denis duduk dipinggir kasurnya, kakinya bergerak perlahan dengan tangan yang menggenggam tangan Seira erat.

Bibirnya mengerucut sedih. "Kamu denger gak Nis?" selama seminggu juga bahasa mereka menjadi informal.

Sudah lebih santai. Denis merengut sebal, dia mendongak dan menatap melas Seira "Aku gamau pulang, maunya disini aja." rengeknya pelan.

Seira menghela napas pelan "Gabisa, ketentuan rumah sakit bahwa kamu boleh pulang hari ini." jawab Seira sembari mengelus dahi Denis pelan.

Kepala Denis tertunduk luyu, dia sedih. "Tapi...nanti aku kangen kamu, gimana?" cicitnya bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca.

Seira tersenyum sendu, kemudian mengecup pelan pucuk kepala Denis.

"Tenang aja sih, kalau emang jodoh gak bakal kemana juga." jawabnya tenang.

Denis mengangguk pelan, dia merentangkan tangannya. Minta pelukan perpisahan dari Seira "Haha, manja banget sih." geli Seira kemudian memeluk Denis erat.

Denis mendusel di dada Seira, dia tak mau berpisah, rasanya seakan dia pernah ditinggalkan seseorang yang amat berharga baginya.

Namun, rasanya sangat sakit. Sampai Denis tak sanggup menahannya, apa yang terjadi, apa dulu dia pernah bertemu Seira?

Apa mereka dulu saling kenal?

"Jangan sedih, yakin. Dikehidupan yang sekarang, kita gabakal pisah lagi."

Ntah itu suara Seira atau bukan, yang jelas Denis mendengarnya. Dia mendongak, menatap lekat wajah Seira.

"Sebelum pergi, aku mau bilang. Kalau aku suka, bahkan cinta sama kamu Seira. Gatau kenapa, rasanya seperti aku menyesal terhadapmu. Seakan aku pernah melukaimu.." lirih Denis.

Matanya berkaca-kaca "Hey, tenanglah. Apapun yang pernah terjadi, itu bukan murni kesalahanmu sayang." bisik Seira lembut.

Setetes air mata turun dari pipi Denis, dia menangis, bahunya yang selama ini terasa berat, mulai terasa ringan.

Seakan, ucapan Seira barusan adalah jawaban dari semua beban diseluruh hidup Denis. Hidup yang penuh penyesalan karena pernah membunuh gadis tercintanya di masa lalu.

"Aku menyesal..hiks..maafkan aku.."

Senyum lembut masih terbit diwajah Seira, dia mengelus punggung Denis agar pria itu tenang.

Keduanya masih asik dalam dunia mereka, tanpa sadar jika dari balik pintu kamar luar. Ada sepasang anak adam dan hawa yang menyaksikan mereka.

"Papa ayo pulaaaang!" Ajak Qiera yang baru masuk ke kamar inap Denis bersama Zio.

Denis menghela napas malas, dia mengangguk "Nanti aku akan sering berkunjung kesini, kamu juga harus berkunjung ke Mansion aku," pinta Denis pada Seira.

Dengan anggukan singkat, Seira menyetujui apa yang Denis inginkan.

Pelukan singkat Denis berikan, ya, bukan berarti mereka akan berpisah selamanya kan, toh mereka masih berada di kota yang sama.

Mudah saja bagi Denis untuk menemui Seira di kemudian hari, tak perlu terlalu bersedih.

Dan Denis pastikan, Seira akan menjadi miliknya lagi di kehidupan kedua ini, ya, itu sudah pasti.























Alternative ending.

Selesai.





























My Duda is Mafia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang