O8.

33.5K 3.2K 157
                                    

Setarakan voment❤.

Author Pov.

Hujan deras membasahi aspal di tengah malam, seorang wanita berjas hujan berwarna kuning nampak berjalan santai di gelapnya jalanan.

Di dalam jasnya tersembunyi sebilah pisau berkarat kesayangannya, pisau yang akan membunuh mangsanya secara perlahan.

Senandung lirih terdengar dari kedua bibir indahnya, dia terus bersenandung di sepanjang jalannya, susah mencari mangsa disaat hujan seperti ini. Namun saat seperti ini sangat cocok baginya.

"Ding dong..kudatang padamu..bukalah pintu, tak bisa sembunyi dariku..ding dong...kudatang padamu..larilah dan tetap sembunyi~" senandungnya merdu.

Namun penuh kengerian di dalamnya. "Wahh, ada neng geulis" sapa seorang kakek tua yang terlihat tak baik-baik saja. Dia terlihat lemah dan tak berdaya.

Dan juga, dia kehujanan "Kakek, sedang apa hujan-hujanan disini?" tanya Seira lembut. Kakek tadi tersenyum sendu, dia duduk di batu besar di dekat pohon.

Kemudian menyeka air mata disudut matanya "Kakek diusir dari rumah kakek, seluruh keluarga kakek membenci kakek. Kakek memang selalu disekitar sini neng" ujar kakek itu.

Tubuhnya kurus, namun wajah tuanya terlihat tampan. Pasti semasa muda kakek ini tampan sekali "Memangnya kenapa kakek diusir?" tanya Seira kepo.

Kakek tadi menunduk, dia kembali mengingat kesalahannya dulu.

"Kakek ngusir anak perempuan kakek 6 tahun silam, saat itu kakek sedang emosi. Dan setelah putra pertama kakek tak mendapati adiknya di rumah, dia mengamuk dan membunuh 3 dari saudaranya..lalu dia mengusir kakek secara hina" cerita kakek itu bergetar.

"Berarti, sudah 6 tahun kakek tinggal dijalanan?" tanya Seira sedikit semangat.

Kakek tadi mengangguk "Kakek lelah?" tanya Seira lagi.

Kakek itu mengangguk "Mau saya hilangkan lelah kakek?"

Kakek tadi mengangguk, dia tak tau harus kemana dan hidup bagaimana. Kesalahannya karena mengusir putri bungsunya dulu...memang kesalahannya.

Seira tersenyum manis, dia mengulurkan tangannya ke arah kakek tadi "Ayo ikut saya kek" ujarnya lembut.

Seakan terhipnotis, kakek itu mengikuti ajakan Seira. Dan Seira membawanya ke gang buntu yang gelap.

"Nama kakek siapa?" tanya Seira.

Kakek tadi mendongak "Ameta.."

Seira mengangguk, Kakek Ameta. Hari ini anda akan bebas dari dunia ini.

******

Pagi hari menyapa, kediaman Denis nampak hening karena tak ada Seira disana. Kedua anaknya hanya makan dalam diamnya.

"Cepat habiskan, kalian harus sekolah" ujar Denis tenang.

Qiera mendengus kesal "Mana mommy!?" ketusnya sebal.

Denis menghela napas lesu, kalau Denis tau dia pasti akan menarik Seira ke rumah besar ini dan mengikatnya agar tak pergi.

"Daddy gata-"

"YUHUUUUUU MOMMY SUPER DATAAAAAAAAANG"

Semua menoleh secara serentak, Seira yang memakai kemeja putih dipadu celana pendek hitam berjalan mendekati meja makan mereka.

"Yeee, kalian kangen mommy gak?" tanya Seira sembari menaik turunkan kedua alisnya.

Qiera dan Zeo langsung turun dari kursi mereka. Dan berlari ke arah Seira. "AAAAAAA MOMMYYY SUPEEERRRRR" teriak Qiera girang.

"AAAAAAAAAA" teriak Zeo ikut-ikutan.

Keduanya melompat ke pelukan Seira dan mendusel di ceruk lehernya, Seira kangen sama dua bocil bule ini, semalam dia terlalu sibuk jadi gak sempat pulang kesini.

Denis berdiri dan mendekati Seira, dia mengecup pelipis Seira lembut lalu berbisik "Daddy juga kangen sama Mommy super.." bisiknya halus nan menggoda.

Seira sampai terdiam, wajahnya merona merah dan dia malu "Iiih!! Daddy, kita ini belum nikah, jadi jangan panggil aku Mom-"

Chup.

Ocehan Seira berhenti saat Denis mencium pipinya "Mommy bawel, pasangkan dasi untuk Daddy dulu" ujar Denis lembut.

Seira mendelik "Ada anak-anak ih! Denis mah!" rajuk Seira.

Denis tertawa pelan dan merangkul bahu Seira, pipinya dibawa untuk bersandar di kepala Seira "Biar aja Mom" gumamnya.

Denis mengeratkan rangkulannya, seakan takut Seira akan pergi darinya.

"Seira"

"Iya Babang ganteng?"

"Kamu...gabakalan ninggalin aku dan anak-anak kan?"

Seira diam, dia menoleh ke arah Denis "Enggak bakal, asal mantan istrimu gak labrak aku." jawab Seira tak acuh.

Denis tergelak "Mantan istri aku mati semua Sei, jadi gabakal ada jalang ataupun wanita lain dihubungan kita"

"Hubungan apa? Nembak aja gapernah"

"Oh mau ditembak?"

"Tembak cinta, bukan tembak pistol!"

"Aku gak bakal nembak kamu pakai pistol kali Sei"

Seira mengedik "Mana tau yakan, soalnya aku benci dengan pistol dan yang berhubungan dengan pistol" ujarnya tenang.

"Memang kenapa?"

Seira diam, kemudian bersandar di dada Denis "Soalnya, aku benci hal itu, seperti halnya mafia atau dunia gelap. Aku benci itu"

Kali ini Denis merasa darahnya jatuh turun ke kaki semua, Sei..ra..benci Mafia?..lalu bagaimana jika Seira tau bahwa Denis adalah ketua Mafia?

Dia akan meninggalkanmu Denis.

"Lalu? Yang kamu suka apa?" tanya Denis sembari merangkul bahu Seira.

Gadis itu mengetuk dagunya singkat, kemudian menunjuk wajah Denis "Sukanya sama Denis hehehe." godanya, Denis terdiam membeku.

Rasa hangat menjalar dipipinya.

"Kamu..jangan buat aku malu gini napa." gerutu Denis sembari memeluk Seira dan mendusel diceruk lehernya..

Seira tertawa pelan, gemas sekali melihat Denis tersipu malu seperti ini, hal yang sangat langka bagi Seira. Seorang galak seperti Denis tersipu malu, lucu sekali baginya.









































Tbc.

Tau Ameta? Papa angkat Milky.

Tau putra pertama Ameta? Nathan.

Tau siapa yang Nathan bunuh? Si kembar 3. Rino, Raino dan Reno.

My Duda is Mafia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang