Jangan lupa voment ya💃.
Author Pov.
Denis mengetukan jarinya di stir kemudi mobilnya, dia masih menunggu beberapa menit sampai bel pulang sekolah kedua anaknya berdering.
Biasanya Denis datang tepat waktu, tapi kali ini dia datang terlalu cepat.
Dia kembali melirik jam tangannya "Ah, 2 menit lagi" gumamnya. Dia hendak turun, namun terhenti saat melihat seorang wanita cantik yang baru saja turun dari dalam mobil mini cooper hijau.
Cantik, saking cantiknya membuat jantung Denis berdetak semakin cepat. Tubuhnya kaku, tidak bisa bergerak sama sekali.
Dia hanya mampu menatap setiap langkah wanita itu menuju perkarang Sekolah. Bibir Denis kelu hanya untuk sekedar mengucapkan beberapa kata.
Dia hanya mampu, terdiam di dalam mobilnya.
*****
Seira berjalan perlahan memasuki perkarangan Sekolah, ini memang sudah kebiasaanya datang ke sekolah bocah-bocah kesayangannya.
Seira pergi kemana selama ini?.
Dia gak kemana-mana, hanya pindah rumah saja agar tak bisa dilacak Denis. Selama 2 tahun belakangan ini Seira selalu memantau Denis dari jauh.
Betapa stressnya Denis sampai membunuh banyak anggota tak bersalahnya, menangis di kesendiriannya, serangan panik yang sering melandanya.
Seira tau, tapi dia hanya diam saja. Biarlah itu sebagai hukuman Denis, kasihan juga sebenarnya, tapi sudahlah.
"Selamat siang Buk, anda ingin menjemput mereka lagi?" tanya wali kelas Qiera dan Zeo.
Seira tertawa anggun "Seperti biasa buk" ujarnya lembut. Wali kelas tadi tersenyum, walau dalam hatinya mencibir Seira.
Dia harus cari muka dulu.
Tak lama Qiera an Zeo keluar dari kelas mereka, dan saat melihat Seira.
"MOMMYYYYYY"
"OOOMYYYYYY"
"KYAAAAAAAA ANAK-ANAK MOMMYYYYYY"
Seakan terjadi reuni keluarga, padahal ketiganya selalu bertemu. "Kalian bentar lagi di jemput sama Daddy, ayo cepetan. Katanya mau makan bakso" ujar Seira semangat.
Qiera dan Zeo yang saat ini sudah berusia 7 tahun, lantas mengangguk semangat. Mereka saling memegang tangan Seira dan berjalan bersama.
"Ingat ya, rahasiakan ini dari Daddy" ujar Seira.
Keduanya mengangguk "Oke Mommy" jawab Qiera semangat. Alasan kenapa Qiera dan Zeo tak terlalu terpuruk, ya karena mereka masih bisa bertemu Seira.
Walau tak sering, namun bisa membuat kerinduan mereka sedikit terobati.
"Nah, sekarang ayo kita per-"
"Mau kemana?"
Deg!
Seira terdiam kaku, suara ini. Wah mampus, alarm peringatan miliknya berdering kuat. Dia langsung melepaskan pegangan kedua bocah itu dan berusaha lari.
"Mommy pergi dulu ya" pamitnya cepat, dia hendak lari namun Denis terlebih dahulu menarik tangannya.
Sampai masuk ke pelukan erat yang Denis berikan. "D-denis-"
"Diam..tolong..diam..biarkan aku memelukmu, agar aku tau ini..bukan....hiks..mimpi.."
Wah, apa Seira tak salah dengar? Seorang ketua Mafia seperti Denis nangis? Wah...Daebak.
Seira menangkup wajah Denis secara susah payah, dia menyeka air mata yang bergulir di pipinya "Cup cup, babang ganteng gaboleh nangis. Uda ya Seira minta maaf karena ninggalin babang" bisiknya lembut.
Denis malah menguatkan tangisannya, dia menggenggam tangan kanan Seira dan menciun telapak tangannya.
"Hiks aku senang..hiks..karena ini bukan mimpi..huhuuuuu Seira Denis kangen..hiks..huhuuuuu"
Seira gemas saudara-saudara, lucu banget sih.
Hari ini Seira akhirnya tertangkap dari aksi sembunyi-sembunyinya, yah memang nampaknya ini saatnya dia berhenti bersembunyi.
Tolong jaga Denis.
Mau bagaimana lagi, Seira sudah terlanjur berjanji.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda is Mafia [End]
RomanceSeira, wanita cantik berusia 20 tahun yang hampir di tembak mati oleh Ayah dari Qiera dan Zeore, bocah yang ditolongnya di taman. Bukannya berterima kasih, Pria 27 tahun itu malah menodongkan pistol ke arahnya. Dan saat Seira menganggap hidupnya ama...