O5

39.8K 4.1K 194
                                    

Seira berpamitan pada dua bocil bulenya setelah turun dari dalam mobil sport merah milik Denis.

"Mommy sekolah dulu, kalian jangan nakal selama mommy sekolah" ujarnya lembut sembari mengelus rambut keduanya.

Qiera mengangguk semangat, diikuti Zeo "Oke mommy!" ujarnya.

"Aaa!"

Seira tersenyum geli, kemudian matanya menatap ke arah Denis dan senyum menggoda tercipta "babang ganteng gamau dedek elus juga nih?" tanya nya centil.

Denis yang sedari tadi sibuk dengam tabletnya, kini mendekatkan kepalanya ke arah jendela, dan menatap lurus ke arah Seira "Elus nih" ujarnya lembut.

Seira terpukau lagi, tanpa mengelus kepala Denis dia langsung berlari masuk ke dalam halaman kampus.

"Hahaha, ada-ada aja" Denis tak pernah membayangkan akan bertemu gadis seperti Seira itu.

Lucu, kekuatan tangannya seperti kuli, kuat banget.

******

4 jam kemudian.

Seira meregangkan tubuhnya, selesai sudah urusannya dengan kampus ini, dia sudah selesai bimbingan dengan Dosbim, sekarang tinggal menunggu sidang.

Seira berjalan di koridor kampus yang ramai, dia mengambil ponselnya di saku celana lalu mengetika pesan pada seseorang.

Babang ganteng.
Last seen. Yesterday.

Seira berdecak "Terakhir online semalam, beuh apa-apaan" dumelnya.

Tanpa mengetikan sesuatu, Seira menyimpan kembali ponselnya lalu berjalan menuju warung mang pepi, dia mau makan siang dulu.

Laper bro.

Sepanjang langkahnya, Seira tak memperdulika sapaan orang-orang padanya. Sksd, Seira gak suka. Dan lagi Seira ini terkenal sebagai preman cantik.

Wajahnya cantik, tubuhnya indah, tapi tenaganya seperti preman, jadi jangan heran banyak orang yang nge fans sama dia. Saat Seira sampai dekat taman kampus.

Dia melihat banyak orang berkumpul di 1 jamur-jamuran. Mereka sibuk memotret sesuatu, karena rasa kepo Seira yang memang tak bisa dibendung, akhirnya dia memilih berjalan mendekat.

"Heh, ada apaan?" tanya Seira pada salah seorang Juniornya. Pemuda pendek yang imut itu mendongak begitu mendengar pertanyaan Seira

"Oh itu, ada bocah bule kesasa-"

Belum selesai pemuda itu berbicara, Seira sudah menyerobot masuk ke kerumunan. Benar saja, 2 bocil bule kesayangan Seira tengah ketakutan akibat kamera ponsel mahasiswa/i yang ada disana.

"YAK!! MATIKAN HP KALIAN ATA GUE HANCURIN SEKARANG!!" amuk Seira sembari menggendong kedua bocilnya. Keduanya langsung memeluk leher Seira erat karena takut.

"H-hiks..m-mommy..hiks..t-takut.." isak Qiera.

Seira menatap dingin semua yang mengerumuni mereka, aura disekitarnya seketika menggelap "Gue tandai muka lo semua, siap-siap gue te-"

"Bacot lo"

Seira menatap tajam gadis yang menyela ucapannya, membuat Seira naik seh nya. Seh maksunya sehtannya. "Kalian duduk dulu ya, mommy mau berantem dulu. Habis ini kita mam bakso" bisik Seira.

Keduanya mengangguk dan melepaskan pelukan Seira. Kemudian duduk di kursi belakang mereka.

"Sini lo, sialan!!" amuk Seira kemudian menjambak rambut panjang gadis tadi, tak terima dijambak, gadis tadi melawan dengan cara menjambak rambut ponytail Seira.

"ANJING LO! RAMBUT GUE BARU DI SMOOTHING BRENGSEK!!" Amuk gadis tadi.

"HALAH BACOT, RAMBUT SHAMPO SUNSLIK AJA SO-SOAN!!" balasa Seira emosi.

Gadis tadi semakin ganas, dia mencakar wajah dan tangan Seira sampai berdarah, sedangkan Seira langsung menghantukan kepalanya ke dahi gadis tadi.

Duk!!

Gadis tadi diam, kemudian jatuh pingsan ke tanah. Kepala Seira keras banget, seperti batu dan besi "Ha..hahaha, mampus..lo.." Seira sempat tertawa remeh sejenak, tapi kemudian kepalanya berkunang-kunang.

Dia merasakan tubuhnya limbung ke belakang, untung ada yang menaha-

"Goblok!! Kamu ngapain berantem segala!"

Sial..kenapa harus cowok PMS yang nolongin dia "Be..ri..sik..kepalaku..sa..kit.." bisiknya sebelum akhirnya tak sadarkan diri di gendongan Denis.

Pria itu mendecih dingin, kemudian menatap dingin orang-orang disekitarnya. "Kalian, bawa gadis ini dan semua orang yang memotret wajah kedua anakku. Tarik mereka" perintah Denis pada anak buahnya.

"Baik, Tuan!"

Denis membawa Seira dengan perlahan, dengan kedua anaknya yang berjalan di sebelahnya "M-mommy...gak papa kan Dad?" tanya Qiera sedih.

Denis mengangguk "Mommy kalian kan super, dia gabakal kenapa-napa" jawab Denis lembut.

Dia menunduk menatap wajah cantim Seira, lalu menjilat luka cakaran di pipinya. Dan mencium sudut bibir Seira "Kamu memang pantas jadi mommy mereka" bisik Denis.

Sudah Denis putuskan, Seira harus menjadi istrinya dalam waktu dekat.









































Tbc.

My Duda is Mafia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang