13.

27.9K 2.8K 99
                                    

Karena gak terlalu rame, jadi aku santai aja update ini💃.

Author Pov.

Seira duduk bersandar di sofa ruang tamu rumahnya, sudah 2 hari Seira tak keluar rumah. Dia juga mematikan ponselnya agar tak ada yang bisa menghubunginya.

Fikiran buruk tentang Denis sudah mulai terkikis dan hilang. Cukup 2 hari bagi Seira untuk menenangkan dirinya.

Sepertinya besok Seira bisa mencoba untuk pulang ke Istana megah milik Denis itu. Dia rindu semuanya, rindu Pak Tomi, rindu Bik Ariel, rindu si kembar.

Pokoknya Seira rindu semuanya.

"Lebih baik aku tidur sekarang, besok aku harus memberikan kejutan untuk mereka" gumam Seira kemudian mematikan televisi yang menyala di depannya.

Dia berdiri dan sedikit peregangan, lalu berjalan menuju kamarnya. Bersiap untuk besok.

Sementara itu, di istana megah milik Denis, pria itu mengurung diri di ruang bawah tanah. Dia sedang menyiksa seseorang saat ini.

"Gara-gara kau, Seira tak mau melihatku!" seru Denis emosi kemudian menusuk dahi si korban sampai bolong.

Sebenarnya orang itu sudah tak bernyawa, hanya saja Denis masih ingin mempermainkan tubuh teman lamanya itu. "Ayolah Ganin, mana suara mendayu yang sering kau keluarkan!? Hahahaha kau bisu sekarang!?" marah Denis.

Dia berdiri dan menginjak wajah penuh lubang dan sobek Ganin "Hahahaha, mampus kau!" serunya bahagia.

Wajah dan tubuhnya sudah penuh dengan darah dari Ganin, tubuh yang hanya tertinggal bagian dada sampai kepala, karena setengahnya lagi sudah di ubek dan organnya di jual.

2 hari ini Denis selalu disana setelah berhasil menculik Ganin yang baru selesai dari rumah kekasihnya. Patah hati membuat Denis menggila sampai tega membunuh teman lamanya.

"Makannya, jangan pernah bermain-main denganku." Denis menedang kepala Ganin kemudian berjalan menjauh.

Dia sudah bosan, sepertinya dia harus mencari mainan baru.

Krieet.

Denis menoleh, melihat anak perempuan manisnya tengah berdiri dibalik pintu dengan tatapan galaknya.

"Daddy uda selesai main sama om Ganin? Zeo bobok di ruang depan Dad, Qiera gabisa gendong. Nanti Qiera makin pendek" oceh Qiera.

Denis tersenyum simpul, mainan ya.

"Qiera, kemari nak" panggil Denis pelan.

Qiera berjalan mendekat tanpa rasa takut, dia bahkan menginjak bola mata milik Ganin dan menjemekkannya sampai jadi bubur.

"Kenapa Dad?"

Denis tersenyum lebar, pisau berkarat di balik tubuhnya masih basah dengan darah Ganin, apakah akan basah dengan darah orang lain?.

"Mau temenin Daddy main?" tawarnya semangat.

Qiera berfikir sejenak, lalu mengangguk "Mau Dad, ayo main" ujar Qiera semangat.

Denis kembali tersenyum lebar, bagus.
































Tbc.

100 vote, 80 komen NO SPAM!

My Duda is Mafia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang