1O.

30.2K 2.8K 82
                                    

Denis mengetukan jarinya ke meja, dia bosan, pekerjaan kantornya sudah dia selesaikan semua. Dan dia sedang menunggu kedatangan Seira ke kantornya.

Rupa wajah Denis itu, tampan sudah jelas, rambutnya hitam pekat, mata kanannya normal dengan manik berwarna biru, sedangkan mata kirinya buta dengan manik putih sempurna.

Ada luka memanjang di pipi kirinya yang juga menjadi sebab kebutaan di matanya. "Seira lama.." gerutunya sebal, dia kangen Seira.

Kangen banget, lama bener tuh cewek gorilla datang.

Denis memandang beberapa berkas data yang bawahannya berikan, data orang yang sudah mereka habisi selama ini.

Data hasil penjualan organ dalam dari Jaylsdarks. Organisasi terbaik itu membubarkan diri 1 bulan yang lalu, karena Ketua mereka memilih cintanya dibanding organisasinya.

"Kalau aku..antara Seira dan Moniziel..siapa yang akan aku pilih?" monolog Denis.

Dia juga tidak tau akan memilih siapa, tidak pernah terpikirkan di dalam otaknya akan jatuh cinta lagi.

"Au ah, pusing"

Denis capek berpikir, duh.

Tok tok.

Denis menegakan tubuhnya, dia berharap yang datang adalah Seira.

"Masuk" ujarnya tenang.

Cklek.

"Denis~"

Denis menegang, dia menatap shock orang yang baru masuk tadi. Kenapa dia ada disini!? Sial! Apa yang harus Denis lakukan.

"Kenapa responmu begitu? Aku hanya berkunjung. Bukan minta di masuki" ujar orang itu mendayu.

Denis berkeringat dingin, dia hanya tak mau tiba-tiba Seira masuk dan salah paham. Seperti di film yang sering Qiera tonton.

Entah apa aja tuh bocah, dia nonton Ikatan cinta di Tv, dan otaknya mulai teracuni. Hidupnya kini banyak drama.

"Aku juga gak sudi masuki kau!" sarkas Denis.

Orang itu merengut, idih gumoh Denis lihat rengutan itu. Masih imutan tatapan galak Seira dan gigitannya di le- ah lupakan.

"Denis mah, gak suka aku ih."

"Siapa juga yang suka sama kau!"

"Denis!"

"Apasih!?"

"Kangen~"

"HIIII PERGI KAU!!"

****

Seira menatap bangga kotak bekal yang akan dia bawa, walau makanan tak semuanya Seira yang masak, tapi tetap saja ada sangkut paut tangan Seira.

"Perfect, babang Denis pasti suka" ujarnya semangat. Dia memasukan tupperware 1 juta per kotaknya itu ke dalam tas.

Pernah sekali Denis menghilangkan botol minum tupperware yang baru Seira beli, walau belinya juga pakai uang Denis. Alhasil saat pulang ke rumah, Denis habis jambakin Seira.

"Kemana botol minumnya!?"

"Ilang"

"KOK BISA!?"

"Gatau"

"Grrrr, AAAAA DENIS KAU HARUS MENGGANTI TUPPERWARE KUUUU!!"

"YAK!! AAAAAAA SAKIT!! SEIRA JANGAN JAMBAK RAMBUTKU!!"

"RASAKAN!!"

"SAAAKIIIIIIIT!!"

Mengingatnya lagi membuat Seira kesal, dia mendengus kemydian meraih pegangan tasnya. Kedua anak kesayangannya sudah tidur setelah di nenenin.

Dan kini saatnya Seira mengurus bayi besar yang satu lagi.

"PAK TOMI KITA BERANGKAT!" teriak Seira menggema ke seluruh mansion.

Semenjak kedatangan Seira, semua pekerja menjadi lebih rileks dan bahagia, tak ada lagi aura gelap di mansion itu. Karena jika sekali saja Denis marah pada Maid ataupun pekerja.

Maka Seira akan balik memarahi Denis. "BAIK NYONYA!" teriak Tomi, pria 35 tahun yang masih melajang.

Tomi segera memanaskan mobil mercedez benz milik Seira, hadiah ulang tahun dari Denis khusus untuk Seira.

Dan perjalanan mereka menuju kantor Denis segera berlangsung. "Semoga Denis suka, dia harus menghabiskannya atau aku jambak rambut lifeboynya" gumam Seira.

Sekarang Denis ganti shampo, bukan pantene lagi, tapi Lifeboy merah.

















Tbc.

Jangan lupa follow akun ryn ya❤

My Duda is Mafia [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang