part 7

16.5K 1K 24
                                    

Menatap sengit satu sama lain, dari sisi barat adat anak Albatross sedangkan sisi selatan ada anak SMA Cempaka. Altariz mencopot bandana hitam yang berada di lengannya dan mengikatnya di kepala.

"NGGK USAH BANYAK GAYA LO!!" Teriakan Arya membuat Altariz marah.

"SERANG!!!"

Saling memukul satu sama lain tak menghiraukan lawan lemah atau mereka tumbang. Balok kayu yang dibawa Septihan patah, membuat ia kewalahan. Pukulan dari belakang membuat Septihan tersungkur ke tanah.

Bug

Bug

Bug

Bogeman di layangkan ke wajah Septihan membuat hidungnya mengeluarkan darah segar. Altariz yang melihat temannya tak berdaya langsung menghampiri.

Bug

Menendang punggung Dion dengan keras. Lalu menendang perutnya, tak berselang lama Arya datang membawa tongkat bisbol. Memukul punggung Altariz membuat ia lunglai, memutarkan badannya menendang tongkat bisbol yang berada di tangan Arya.

"PECUNDANG!"

Arya melayangkan pukulan ke wajah Altariz, dengan sigap menangkisnya. Lalu Altariz menendang perut Arya, mengeluarkan pisau dari balik jaketnya. Melempar mengenai kaki kanan Altariz membuat ia meringis.

"ALTARIZ!!" Teriakan dari teman-temannya yang melihat pisau tertancap di kakinya.

Arya tersenyum miring, menendang punggung belakang Altariz membuat ia tersungkur ke tanah. Altariz mencabut pisau itu membuat darah keluar begitu banyak. Darah bercucuran di tanah, melemparkan pisau itu ke arah Arya. Dengan sigap memiringkan badannya, pisau itu hanya menggores lengan kiri Arya membuat baju seragam putihnya sobek dan mengeluarkan darah.

Wiu.. wiu.. wiu..

Entah darimana asalnya suara mobil polisi membuat mereka bubar. Dari kejauhan terlihat dua mobil polisi akan datang, Arya mengambil pisau itu lalu pergi.

"PERGI!!" Suara perintah dari Arya.

Anak SMA Cempaka berlari menuju montor mereka masing-masing. Altariz berlari ke teman-temannya dengan menyeret kakinya.

"CABUT!!"

Dewa dan Udin memapah Altariz untuk berlari. Menuju montor mereka lalu melajukan dengan kecepatan tinggi. Altariz mengendarai montornya dengan kecepatan tinggi tak menghiraukan kakinya terluka.

Setelah sampai di basecamp Altariz mencopot helmnya lalu berjalan masuk disusul teman-temannya dari belakang. Duduk di sofa usang lalu menaruh kakinya di meja, tercium bau amis dari darah yang mulai kering di celananya.

"Al gue panggilin! Dokter," ucap Dewa

"Nggk perlu! Ambil kotak P3K," ucap Altariz, Dewa mengambil kotak P3K di dalam Lemari lalu memberikannya ke Altariz.

"Mau gue bantu," ucap Ozi

"Nggk."

Membuka kotaknya lalu mengambil alkohol pembersih luka, membuka tutup botolnya lalu menyiramkan ke lukanya. Teman-temannya yang melihat meringis.

"Ahhh! Ngilu,"

Altariz mengambil kapas, membersihkannya darahnya. Lalu menuangkan obat merah dan meletakan kapas dan memperbannya.

"Al lukanya dalem banget! Kedokter biar di jahit," ucap Septihan

"Nggk! Lo urus diri lo sendiri nggk usah mikirin gue, obatin luka lo," Altariz melempar obat merah ke arah Septihan.

ALTARIZ ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang