part 33

8.4K 421 44
                                    

Sreek

Terdengar seseorang sedang menarik sebuah kursi, membuat ia terbangun. Menoleh kesamping sembari mengerjap–ngerjapkan matanya, betapa terkejutnya melihat seorang laki–laki masih menggunakan seragam SMA dan dasi yang dilonggarkan dari kerahnya.

"Kok disini, Al bolos? Kayaknya 10 menit yang lalu Al nelfon Ara kok udah disini." Ucap Ara sembari bangkit untuk duduk.

"Siapa juga yang bolos. Gue baru pulang sekolah langsung ke rumah sakit."

"Huahaha.. Mama!"

"Eh lo kenapa?!" Altariz tersentak saat tiba–tiba Ara menangis. Membuat Altariz bangkit lalu memegang pundak Ara yang bergetar.

"Ara lupa sholat.. Tadi Ara ketiduran..," Ucap Ara membuat Altariz bingung.

Hiiks

Hiìks

"Sholat makanan apa?" Tanya Altariz, membuat Ara berhenti menangis lalu menatap Altariz.

"Bukan makanan, tapi itu ibadah yang harus Ara jalankan dan tidak boleh ditinggalkan kecuali ada halangan." Ucap Ara sembari menghapus sisa–sisa air matanya. Altariz kembali duduk, entah kenapa tiba‐tiba Altariz tertarik dengan pembicaraan Ara.

"Kan lo ada halangan sakit, berarti bisa diganti?" Ucap Altariz, Ara menggelengkan kepala. Membuat Altariz mengernyitkan semakin bingung.

"Nggk bisa kecuali lagi menstruasi. Tapi bisa diringankan dengan cara kalo sholat itu duduk kalo Ara nggk mampu berdiri." Jeda Ara. Mengambil tangan kanan Altariz lalu menggenggamnya, membuat sedikit kaget oleh Altariz.

"Eem.. Apa Al masih mau sama Ara? Banyak perbedaan Ara dan Al. Tapi, hati Ara selalu nyaman kalo deket Al! Walaupun Al diem terus, jutek—," ucapan Ara terpotong.

"Lo milik gue, selamanya milik gue! Gue cabut mau pulang." Altariz melepas tangannya pada genggaman Ara, lalu bangkit dari kursi.

"Mama lo lagi dipanggil dokter sebentar lagi juga kesini." Lanjutnya tanpa membalikkan badannya. Melanjutkan langkahnya untuk keluar.

"Apa tadi Ara salah ngomong," gumam Ara tiba-tiba hatinya gelisah.

Drrtt

Getaran dari handphonenya membuat ia mengalihkan pandangannya, meraihnya diatas nakas lalu menggeser tombol hijau.

"Ada apa, Rin?"

"Huahaha.. Ara! Miss you..,"

"Too Karin,"

"Maaf ya gue nggk bisa jenguk lo Ra! Gue jenguk lo kalo udah dirumah, lo kan tau gue nggk suka bau rumah sakit."

"Iya, Ara tau. Insyaallah malam ini Ara pulang,"

"Hah seriusan?!"

"Insyaallah lagi nunggu Mama, buat kepastiannya. Ara juga bosen disini, pengen sekolah, kangen ngerjain PR juga."

"Tapi Ra, ada satu hal yang mau gue tanyain ke lo. Ini tentang lo dan Al. Tadi pagi ada berita simpang–siur tentang lo dan Al kalo udah jadian. Kata Viola emang benar kalo lo udah jadian.. Tapi gue berharap lo nggk jadian sama Al?!"

"Kenapa Ara nggk boleh jadian sama Al?"

"Karena.. Gue juga suka sama Al,"

"Kenapa Karin baru bilang sekarang, kenapa nggk pernah cerita sama Ara. Bukannya, Karin suka sama Dokter Zidan?"

"Huft.. Karena gue suka sama Al dari Kelas 10 sampai sekarang. Tapi entah kenapa gue lihat Dokter Zidan jadi inget Bang Andi. Gue pengen punya suami Dokter kayak Bang Andi, tapi naasnya Dokter Zidan udah punya tunangan, cantik nggk kayak gue—,"

ALTARIZ ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang