-Viola POV-
Bel istirahat pertama berbunyi seperti biasa, siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Sedangkan, beberapa anak yang lain masih berada di dalam kelas, termasuk gue.
"Beb, ke kantin nggk?" Tanya Mia
"Em, bingung juga." Ucap gue sembari menyalin PR.
"Gue males ke kantin. Di kelas aja ya"
"Okelah, gue juga lagi nyalin ini PR."
"Iiih gantengnya!" Suara pelan Mia buat gue penasaran, siapa yang sedang di stalking sahabatnya ini.
"MIA LO SUKA SAMA..." dengan cepat Mia membekap mulut gue.
"Bisa diam nggk si," ucapnya malu-malu dengan wajah memerah. Mia lalu melepas tangannya dari mulut gue.
"Hehehe! Maaf, untung udah pada keluar semua. Lo suka sama Ozi? Sejak kapan? Kenapa lo nggk cerita sama gue, apa gunanya sahabat, lo nggk sayang sama gue lagi." Cerocos gue
"Lebay lo ah! Gue mau cerita ke lo tapi nunggu waktu, gue suka sama dia baru seminggu kok. Suer!" Ucap Mia mengangkat jarinya membentuk 'V'.
"Lo belum tau kalo Ozi udah punya pacar."
"HAH! SERIUSAN." ucap Mia terkejut, lalu sedih.
"HAHAHA! tapi boong," tawa gue membuat Mia mendengus kesal.
"Jahat lo, tapi jangan bilang Ozi ya. Pliss! Nanti takutnya dia ilfil sama gue,"
"Iya iya, tapi kalo gue comblang mau nggk?"
"Nggk! Nanti dia tau, no no no. Mau ditaruh mana wajah gue,"
"Ya nggk gitu juga, sableng. Gue comblang tapi diam-diam, gimana si cara gue ngejelasin ke lo, bingung! Intinya si Ozi nggk bakal tau gitu lo, gue bantu lo biar Ozi ada perasaan ke lo gitu."
"Tapi lo janji jangan bilang kalo gue suka sama dia."
"Iya iya, tenang aja."
Kriiing.. kriiing..
"Pr gue belum selesai. Gara-gara lo Mi." Ucap gue menyalin jawaban akhir, dengan secepat kilat. Dan alhasil tulisan gue seperti cacing kepanasan.
Kelas mulai ramai, siswa-siswi mulia masuk ke dalam kelas. Altariz dan teman-temannya masuk kelas, saat melewati tempat duduk gue.
"Tumben nggk ngantin." Ucapnya berdiri di samping gue.
"Lagi diet," ucap gue
"Badan cungkring kayak lidi gini, sok-sokan diet." Ucap Altariz mengacak-mengacak rambut gue.
"HAHAHA!!"
"Gue doain yang ketawa, badannya obesitas."
Setelah itu mereka terdiam, jarang-jarang Altariz ngelawak. Sekali ngelawak bikin satu kelas tertawa. Viola seperti sebuah tempat singgah buat Altariz, membuat Viola kesal adalah kebiasaannya.
Gue merapikan rambut yang berantakan dengan cemberut. "Nggk perlu di monyong-monyongin mulutnya, ntar cantiknya ilang." Ucap Altariz lalu ke tempat duduknya.
"AAAAA! SO SWEETNYA."
Gue memutar bola mata malas, setelah itu guru datang. Untuk mengajar mata pelajaran selanjutnya.
"Selamat pagi menuju siang,"
"Pagi Pak."
"Sekarang kumpulkan buku PR kalian,"
"Ya Pak nggk bawa," bohong Udin
"Lupa Pak,"
"Besok Pak saya kumpulin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIZ ( REVISI )
Teen FictionRevisi !!!! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️WARNING JOMBLO MENJAUH⚠️ [16+] Altariz Jasver Pamungkas. Seorang murid laki-laki gagah, jutek, pintar dan tentunya tampan. Menggunakan bandana hitam di lengan kanan adalah ciri khasnya. Pemilik sekolah SMA...