part 39

6.8K 388 9
                                    

SAYA BERJANJI AKAN VOTE & COMMENT💕

Happy Reading
—o0o—

Setelah mengantarkan Ara pulang ke rumahnya dengan selamat, Altariz melajukan mobilnya ke kantor polisi. Untuk melihat hasil lebih lanjut dari kasus kecelakaan yang menimpa Ayahnya.

Memarkirkan mobilnya lalu keluar dari mobil dan berjalan masuk ke kantor polisi.

"Selamat Sore."

"Sore. Silahkan duduk." Ucap Polisi itu, Altariz menarik kursi lalu duduk.

"Saya Altariz anak dari Pak Jasver, ingin tahu perkembangan kecelakaan yang di alami Ayah saya." Ucap Altariz to the point.

"Sejauh ini kami masih menyelidiki, menurut cctv yang berada di sekitar area ada seorang memakai pakaian serba hitam, menutup wajahnya dengan masker, dan memakai sarung tangan berwarna coklat. Lalu masuk ke bawah mobil dan melakukan aksinya." Ucap Polisi itu sembari menyodorkan sebuah rekaman cctv pada laptopnya.

Altariz melihat video itu sembari mendengarkan perkataan Polisi itu, dengan sesekali Altariz melihat Polis dan menyimak dengan baik perkataannya.

"Yang membuat kesulitan dalam kasus ini tidak ada jejak sama sekali mulai dari sidik jari, rambut ataupun barang yang tertinggal. Pelaku sudah merencanakan secara matang dan bermain bersih membuat polisi agak susah mencari pelaku." Lanjut Polisi menjelaskan.

"Terima kasih telah menyelidiki kasus ini sampai sini, Pak. Lanjutkan kasus ini sampai pelaku tertangkap."

"Iya. Kami dari pihak Polisi akan menemukan pelaku secepatnya."

"Kalo gitu saya permisi. Terima kasih telah meluangkan waktunya. Selamat Sore." Ucap Altariz bangkit dari kursi. Menjabat tangan Polisi sebelum pergi.

"Sore. Hati–hati." Ucap Polisi itu membalas jabatan tangan Altariz.

Saat dalam perjalanan pulang tiba-tiba handphonenya berdering, merogoh sakunya lalu mengangkat panggilan telfon sembari tangan yang satunya lagi menyetir mobilnya.

"BANG! CEPET PULANG."

Altariz agak menjauhkan handphonenya dari telinga, teriakan dari Dion membuat gendang telinga berdengung.

"Bisa pelan nggk. Lagi nyetir ini! Emang ada apa?"

"Hehe. Bang buruan pulang! Di rumah banyak wartawan, lagi nyari Ayah,"

Perkataan Dion membuat ia kaget, hingga ia menginjak rem begitu mendadak. Untung jalan dalam keadaan sepi.

Cittt

"Kok bisa?!"

"Gara–gara ada kabar berita kalo Ayah pem—,"

Tut..

Altariz mematikan panggilannya sepihak, lalu menancapkan gas mobil dengan kecepatan tinggi.

Memarkirkan mobilnya tak jauh dari gerbang, melihat dari dalam mobil. Banyak para wartawan yang ingin menerobos masuk ke dalam rumahnya tapi terhalang oleh dua satpam rumahnya.

ALTARIZ ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang