"SIAPA YANG NGELAKUIN INI!" Teriak Altariz membuat setiap penjuru kelas menggelengkan kepala.
"Udah nggk papa kok," ucap Ara sembari membersihkan sampah–sampah dalam tasnya dan juga tomat–tomat busuk.
"Nggk usah dibersihin." Ucap Altariz berubah dingin, menyeret Ara untuk agak menjauh.
"PENGECUT! BUAT ORANG YANG UDAH NGELAKUIN HAL INI."
Brak
Altariz menendang kursi begitu keras hingga terpental ke sisi ruangan. Membuat mereka yang melihat hanya diam.
"SIAPA PUN LO. KALO BERANI TUNJUKIN WAJAH LO."
"JANGAN CUPU, ANJ!"
"Al, udah sabar. Jangan marah–marah," ucap Ara mengelus lengan Altariz mencoba menenangkan.
"Gue nggk terima Ra. Lo diginiin!" Setelah mengatakan itu Altariz menyeret meja yang didalam lacinya ada sampah. Tak tanggung—tanggung pelaku juga memasukkan ke dalam laci meja.
Sreeekk
"Al mejanya mau lo bawa kemana?" Ucap Viola yang baru datang dengan Mia.
"Buang."
"Ini ada apasi?! Kok bau busuk si." Ucap Viola sembari mengibas—ngibaskan tangannya di depan hidungnya.
"Maka dari itu gue mau buang ini meja." Ucap Altariz mau melangkah tapi Viola memegang lengannya.
"Bego! Taruh di depan sini, biar lacinya di cuci Pak Bon." Ucap Viola
"Iya Al, biar gue pindahin." Ucap Dewa dengan menyeret Ozi.
"SEKARANG BUBAR! BUBAR!..," teriak Viola mengusir.
"HUUU!"
"Sekarang Al kembali ke kelas ya. Ara nanti bisa duduk di belakang, masih ada kursi dan meja kosong." Ucap Ara
"Hm. Kabarin kalo ada apa–apa," Ara mengangguk tersenyum. Mereka kembali ke kelas masing-masing, Altariz dan teman-temannya berjalan menuju kelasnya.
Singkat cerita, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Ara sedang membereskan alat tulisnya. Tiba—tiba ada seseorang yang sedang bersandar di pintu, membuat teriakan histeris dari siswi-siswi.
"AAA! ADA ALTARIZ."
"Pasti lagi nungguin Ara ya," goda siswi, teman kelas Ara.
"Uuh. So sweet."
"Ara ditungguin sama pacar tu."
"Eh iya! Ara pulang dulu ya semua. Bye..," ucap Ara melambaikan tangannya dengan senyuman khasnya.
"Hati–hati Ra,"
"Jagain pacarnya biar nggk hilang."
"Beruntung banget Ara punya Altariz. Lah gue kapan dapat kayak Altariz si..!" Ucap salah satu perempuan yang membawa kipas mini ditangannya.
"Dih ngarep! Cari om–om sono."
"Hahaha."
"Yuk pulang—pulang."
Altariz dan Ara sudah masuk ke mobil, Altariz hanya diam sedari tadi. Membuat Ara menghela nafas. Memegang lengan Altariz.
"Al marah sama Ara? Ara minta maaf ya," Altariz langsung menoleh ke Ara.
"Nggk kok. Nggk perlu minta maaf, cuma lagi kesal gara—gara tadi. Siapa yang berani buat begitu ke Ara? Dia akan berurusan sama Altariz Jasver Pamungkas." Ucap Altariz dengan rahang yang mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIZ ( REVISI )
Teen FictionRevisi !!!! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️WARNING JOMBLO MENJAUH⚠️ [16+] Altariz Jasver Pamungkas. Seorang murid laki-laki gagah, jutek, pintar dan tentunya tampan. Menggunakan bandana hitam di lengan kanan adalah ciri khasnya. Pemilik sekolah SMA...