Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu membuat siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Begitu pun dengan Altariz dan teman-temannya. Viola sama sekali tak beranjak dari tempat duduknya, justru ia malah menenggelamkan wajahnya ke tumpuan lengannya.
"Vio ke kantin yuk?" Ajak Mia menggoyang-goyang pundak Viola.
"Ugh.. Gue lagi males ke kantin,"
"Gue traktir deh?!" Tawar Mia seketika membuat Viola mendongakkan kepalanya, saat melihat wajah Mia entah kenapa pandangannya jadi buram dan tidak jelas.
"ASTAGA VIOLA."
"OMG! Hidung lo ber–darah." Ucap Mia dengan panik. Memegang hidungnya dengan ujung jari, darah.
Bruk
Viola tumbang dengan sigap Mia menangkapnya. Mia menepuk-nepuk pipi Viola untuk bangun tapi tidak ada respon sama sekali.
"TOLONG! TOLONG! YANG ADA DILUAR."
"WOI TOLONG GUE."
Siswa–siswi yang mendengar teriakan Mia langsung masuk ke dalam kelas.
"Woi cepetan bawa ke UKS." Ucap salah satu siswi, entah dari kelas berapa.
"Astaga Viola kenapa?!" Ucap Dewa yang masuk kedalam kelas.
"Wa, cepetan bawa ke UKS." Ucap Mia
Dengan cepat Dewa menggendong Viola keluar kelas untuk dibawa ke UKS. Niatnya ia ingin mengambil handphonenya yang tertinggal di dalam tas, tapi melihat Viola seperti ini ia urungkan. Disusul Mia dari belakang dengan muka yang sangat cemas melihat keadaan sahabatnya begini.
Para siswa–siswi yang melihatnya itu lalu menepikan jalannya untuk memberi jalan Dewa. Sampai di UKS Dewa langsung menaruhnya di brankar, seorang Dokter perempuan lalu menghampirinya.
"Ini kenapa?" Tanya Dokter Anisa. Salah satu Dokter dari rumah sakit pamungkas milik keluarga Altariz. Ia akan datang ke sekolah pada hari Senin, Selasa dan Sabtu. Dan kebetulan hari ini hari Sabtu.
"Hidungnya mimisan terus pingsan." Ucap Mia disamping Dewa.
"Tolong segera dibawa ke rumah sakit ya. Supaya bisa mendapatkan penanganan secepatnya, karena detak jantungnya sudah lemah," ucap Dokter Anisa membuat mereka panik.
"Mia lo cepetan hubungi, Al."
"Berdering tapi nggk diangkat–angkat." Ucap Mia panik mencoba menghubungi berulang kali.
"Dokter bawa mobil?" Tanya Dewa
"Maaf, nggk bawa tadi dianterin suami."
"Gimana ini! Al nggk bisa dihubungi." Ucap Mia
"Lama keburu mati ini orang." Ucap Dewa lalu menggendong Viola pergi keluar, Mia hanya mengikuti dari belakang. Dewa menggendong Viola dengan sedikit berlari. Menimbulkan kepanikan dari siswa-siswi yang melihatnya.
"KARIN?!" Teriak Mia. Karin yang merasa dipanggil lalu memutar badannya.
"Lo bawa mobil?" Ucap Mia dengan ngos-ngosan menghampiri Karin.
"Bawa. Eh.. itu Viola kenapa?" Ucap Karin saat melihat Dewa yang menggendong Viola dengan tergesa-gesa.
"Gue pinjem. Mau nganterin Viola ke rumah sakit." Karin dengan cepat merogoh sakunya lalu memberikan kunci mobilnya ke Mia.
"Mobil merah." Ucap Karin. Mia menggangguk dan berlari menyusul Dewa. Tadi pagi niatnya Karin ingin naik taksi tapi karena bangun siang ia memutuskan membawa mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIZ ( REVISI )
Teen FictionRevisi !!!! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️WARNING JOMBLO MENJAUH⚠️ [16+] Altariz Jasver Pamungkas. Seorang murid laki-laki gagah, jutek, pintar dan tentunya tampan. Menggunakan bandana hitam di lengan kanan adalah ciri khasnya. Pemilik sekolah SMA...