part 46

5.7K 286 22
                                    

(Revisi setelah tamat)
_


"Ini rumah apa istana presiden," ucap Udin dengan tatapan takjub.

"Rumah gue, setengah dari rumah Ara." Ucap Dewa

"Semoga jodoh gue kayak, Ara." Mohon Ozi sembari mengepalkan tangannya.

Rumah dengan begitu megah, membuat mereka ternganga. Tak heran, jika Ara selalu memakai barang mewah.

Altariz membuka helmnya lalu merogoh handphone di sakunya.

Drrrtt

"Udah di depan gerbang, Ra."

"Al kenapa nggk masuk?"

"Nggk dulu, Ra. Cepat keluar ya."

"Iya, ini Ara lagi jalan."

Dengan berlari kecil menuju gerbang, lalu membuka gerbangnya. Betapa terkejutnya ketika melihat teman-teman Altariz yang juga ikut. Ara dengan malu menghampiri Altariz.

"Halo Ara." Sapa mereka bersamaan.

"Halo juga."

"Ini martabaknya," ucap Altariz sembari menyodorkannya.

"Makasih, Al. Mau masuk dulu nggk? Sekalian teman-temannya diajak masuk," tawar Ara membuat mereka tersenyum sumringah.

"Yuk Al, mampir bentar." Ucap Septihan

"Nggk, Ra. Kita mau pergi kok." Ucap Altariz tersenyum tipis. Perkataan Altariz membuat mereka tersenyum masam.

"Hati–hati ya, Al. Jangan pulang larut malam juga. Nanti Ara khawatir." Ucap Ara sembari menatap Altariz .

Dengan gemas Altariz menarik hidung Ara. Membuat Ara memayunkan bibirnya ke depan. Dan jangan lupa para jones yang dibelakang Altariz, menatap dengan tatapan iri.

"Jangan ditarik, Al."

"Gemes banget pacarnya Altariz." Ucap Altariz sembari menangkup kedua pipi Ara.

"Gemes banget pacarnya Ara." Ucap Ara menirukan Altariz.

"Emang pacarnya Ara siapa, hm?"

"Ini di depan Ara."

Cup

Kecupan kecil di kening Ara.

"Udah sana masuk gih, nanti masuk angin." Suruh Altariz diangguki Ara dengan senyuman manisnya.

"Selamat malam semua." Mendengar perkataan Ara, mereka semua tersadar.

"MALAM JUGA, RA."

Cup

Mencium pipi Altariz sekilas lalu berlari kecil masuk ke dalam rumah. Altariz hanya diam mematung sembari memegangi pipinya.

Dewa menepuk punggung Altariz. "Sadar Al, jadi pergi nggk?" Membuat Altariz tersadar.

"Jantung gue kok gini si," ucap Altariz polos. Membuat gelak tawa dari teman-temannya.

"HAHAHA."

"Dasar bucin." Ledek Dewa

"Baru juga dicium udah ngelag aja lo, Al." Ucap Ozi

"Lo kelemahan gue, Ra."

Altariz menampilkan wajah dinginnya kembali. "Cabut!" Perintahnya. Mereka meninggalkan rumah Ara, tak jauh dari sana ada Arya yang sedang memperhatikan dari tadi.

"Kenapa harus Altariz yang lo suka, Ra! Kenapa bukan cowok lain saja." Menggenggam dengan erat kedua tangannya hingga terlihat ototnya.

Bug

ALTARIZ ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang