36. Kakak (Sheril POV)

454 41 14
                                    

Aku segera berlari kearah lobby rumah sakit setelah turun dari motor, beberapa kali aku mendengar suara orang menegurku agar jangan berlari di area rumah sakit. Aku tidak menghiraukan ucapan mereka karena sekarang Kakak-ku yang saat ini adalah satu-satunya keluarga yang kumiliki, sedang terbaring dirumah sakit karena mengalami sesuatu yang akupun belum tau secara detil alasannya.

Baru saja aku melihat sebuah tempat yang kupikir adalah lobby rumah sakit ini, disana sudah ada seorang pria yang kukenal merupakan seorang teman kakak yang kupikir namanya adalah Galih namun aku tidak begitu yakin. Dia meihat kearahku, wajahnya tampak gelisah melihat aku berlari kearahnya.

"Kakak temennya kak Roni kan? Sekarang kak Roni gimana? kenapa bisa gitu?"

Tanpa memperdulikan sopan santun aku langsung bertanya kepadanya, untuk beberapa saat dia tampak ragu untuk bercerita. Namun perlahan setelah beberapa kali mengambil nafas panjang, akhirnya dia berbicara sembari memegang kedua sisi pundakku.

"Kakak kamu, baik-baik aja. Kamu gak usah khawatir, sekarang kondisinya udah stabil"

Dia langsung mengatakan keadaan kakak tanpa memberitahu alasan kenapa kakak harus mengalami perawatan dirumah sakit, sejenak aku terdiam dan memahami maksud orang ini mengatakan hal demikian. Mungkin tujuannya agar aku merasa tenang dan tidak khawatir, aku mencoba tenang dengan melakukan hal yang sama dengan cara menarik nafas dalam-dalam.

"Maaf kak tapi aku mau tau kenapa kok bisa kakak bisa sampe gitu?"

"Kejadiannya kita juga gak begitu ngerti Dek, kita semua selain Kakak kamu sama Ayu semuanya di Tenda. Anehnya kita semua kaya dalam pengaruh obat soalnya kita pas bangun siang banget, itupun kita dibangunin sama warga sekitar yang nemuin Kakak kamu sama mayat Ayu"

"Ayu? Mayat? Ayu siapa? Apa jangan-jangan?" aku mencoba agar tetap tenang.

Raut wajah teman kakak tampak sedang berpikir dan kebingungan, aku jadi berspekulasi jangan-jangan ada hal yang tidak beres dengan hal yang menimpa kakak-ku. Karena aku sudah merasa cukup tenang saat dia berkata bahwa kakak baik-baik saja, pikiranku menjadi teralihkan oleh wanita bernama Ayu ini, jangan-jangan dia adalah tetangga disaat kami kecil dahulu.

"Sheril!!"

Dari arah belakang terdengar seorang laki-laki yang memanggil namaku, Kak Andika rupanya. Dia tampak terengah-engah dengan sedikit keringat dipelipisnya, aku merasa sedikit heran kenapa dia sampai berkeringat hanya dengan berlari dari tempat parkir sampai kemari, bahkan dia tidak mampu menyusul lariku.

"Iya kak kenapa?"

"Gak apa-apa, Cuma pengen manggil nama kamu aja"

Aku hanya bisa memasang wajah datar melihat perilaku kak Andika, aku merasa dia tidak pandai berkomunikasi dengan orang lain. Aku merasa setiap perkataannya ketika mengobrol dirumah Anggi kemarin malam sungguhlah kaku dan membosankan, namun aku menjaga sikap agar perasaannya tidak terluka apalagi dia sudah berbaik hati mau mengantarkanku kemari.

"Ini siapa dek? Pacar kamu?" tanya Kak Galih.

"Eh bukan kak, dia senior aku disekolah. Kebetulan dia lagi ada main deket rumah pas Kakak kasih kabar, jadi dia mau jauh-jauh nganterin aku kesini"

Wajah kak Galih tampak sedikit heran sembari memandangi Kak Andika untuk beberapa saat, entahlah aku merasa kak Galih bersikap layaknya seorang ayah yang bertemu dengan pacar anak perempuannya untuk pertama kali.

"Hei Sher, kenapa masih disini? Bukannya kamu harus cepet ke ruangan kakak kamu dirawat, biasanya kan kalo di film atau sinetron kayak gitu langsung lari ke ruangan buru-buru" ujar Andika/

Mendengar Andika berkata demikian kak Galih segera mengajak kami untuk menuju keruangan kakak dirawat, aku masih belum tau hal apa yang menimpa kakak karena aku hanya diberitahu bawha kakak mengalami kecekalaan ditempat berkemah. Sepanjang koridor menuju ruangan kakak, kak Galih tampak seperti gelisah karena aku bisa melihat dengan jelas raut mukanya yang dengan sering menoleh kebawah dan kesamping ketika berjalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mata Batin They Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang