Part 33
Sambil kucoba mendengarkan suara itu dengan seksama, aku masih tetap menarik benang joranku karena tarikan ikan sudah terasa semakin lemah. Suara itu masih terdengar dengan nada dan juga kata-kata yang sama, kini suara itu terasa jelas berada didepanku.
"Heh manusia lu budeg ya saya ngomong gak ditanggepin!!!"
Aku baru sadar ternyata suara itu berasal dari ikan mas dengan mahkota aneh yang ada dikepalanya, segera kuraih serokan dengan perasaan setengah tidak percaya dengan hal yang sedang terjadi denganku. Setelah kumasukan ikan itu kedalam serokan, aku bisa semakin jelas melihat ikan aneh itu.
"Ini ikan aneh banget, dikepalanya kok ada daging yang bentuknya kaya mahkota? Terus tadi gue ngedenger kayak ada yang ngomong, jangan-jangan ini ikan gaib lagi" gumamku dalam hati.
"Iya emang gue ini ikan gaib, lu gimana si ah manusia. Kan harusnya lu sadar pas denger gue ngomong tadi!!"
Alangkah terkejutnya diriku menyadari bahwa yang berbicara tadi ternyata adalah siikan, perasaanku bercampur antara takjub dan juga geli melihat ikan yang bisa berbicara.
"Yang bener ah yang ngomong itu elu, masa ikan bisa ngomong" ujarku penasaran.
"Ya bisalah, ini buktinya gue bisa ngomong. Nothing impossible manusia, kecuali ngedapetin si Dia yang udah bahagia sama orang lain"
"Eh lu ikan ngomongnya kagak sopan mentang-mentang gak disekolahin, mau gue bakar lu?" ujarku kesal.
"Eh maaf bang, saya Cuma bercanda kok bang"
Kulihat ikan ini sedikit berontak seolah ingin kabur mendengar aku berkata demikian, aku merasa aneh dengan fenomena ini. Karena biasanya makhluk gaib itu kalo tidak jahat ya pasti berwibawa, lain sekali dengan ikan ini yang terlihat seperti terbawa arus zaman.
"Terus sekarang elu maunya apa sama gimana" tanyaku.
"Ya abang tolong lepasn saya yah, yah bang!?"
"Enak aja lu, gue susah payah mancing elu terus sekarang gue harus ngelepasin elu gitu? Lagian lu unik punya daging kaya mahkota sama bisa ngomong pula. Mahal kalo gue jual"
"Yah si Abang, saya punya anak istri bang tolong lepasin saya dong,nanti saya kasih imbalan deh"
"Imbalan apaan emang?"
"Tapi abang lepasin saya yah?"
Sebenarnya aku memang ingin melepaskan ikan ini langsung, namun entah kenapa aku merasa ingin memperainkannya lebih dulu. Entah apa yang merasuki diriku hingga terpikir memainkan ikan jadi-jadian, mungkin karena bentuknya tidak seram aku jadi tidak merasa takut.
"Iya udah gue lepasin, maafin gue yah udah nakut-nakutin elu tadi" ujarku sambil tersenyum.
"Makasih bang yah"
Setelah itu aku langsung mengeluarkan ikan itu dari bubu dan melepaskannya, aku merasakan sensasi bangga ketika melepaskan ikan itu. Aku teringat akan adegan di mancing mania ketika merilis kembali ikan, mungkin seperti ini rasanya.
Kutatap ikan itu perlahan berenang menjauh, sesekali ikan itu memutarkan badannya kearahku dan diam beberapa detik. Kemudian dia kembali berbalik dan menyelam hingga tak terlihat di permukaan, aku merasa senang hingga aku menyadari sesuatu.
"Loh, Yang lain kemana? Kok gue Cuma sendirian di Danau ini, tadi kan gue berangkat sama Yana,Ipin,Popi sama Ayu. Kenapa sekarang gue Cuma sendiri?" gumamku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Batin They Among Us
TerrorCerita Horor Real-Fiksi yang diangkat dari berbagai pengalaman nyata Penulis dan kerabat Penulis yang kemudian dirangkai menjadi sebuah jalan cerita. Kisah seorang penulis yang membuka Mata Batin demi materi Buku Novelnya, awalnya tak ada masalah se...