28. Bingung

417 30 10
                                    

Bersamaan dengan larinya Ayu kearah sungai tadi, tercium pula bau bangkai yang cukup menyengat. Bahkan teman-temanpun sepertinya mencium bau yang sama, karena jelas terlihat hidung mereka seperti mencium bau yang sangat mengganggu.

"Apaan nih? Kok rasanya gue pernah ngalamain hal kaya gini sebelumnya, rasanya dejavu banget. Kalo gue pikir-pikir hari ini cukup banyak hal yang terasa dejavu. Apa jangan-jangan ini Cuma mimpi" gumamku dalam hati.

Kuingat-ingat rasanya pernah aku mengalami hal serupa, dan kenanganpun terlintas bahwa benar aku pernah mengalami hal serupa saat acara jerit malam, saat itu Popi yang meninggalkanku dengan berlari karena kebelet ke WC.

Tak lama kemudian terdengar suara orang berlari dari arah sungai, ternyata Ayu. Bersamaan dengan datangnya dia, badanku dan teman-teman langsung bisa digerakkan, aneh sekali rasanya kenapa bisa pas sekali bisa bergerak saat Ayu sudah kembali.

"Kamu habis darimana Yu?" Tanya Galih setengah teriak, nampaknya dia khawatir.

"Emm nganu bang abis itu" jawabnya sambil kembali duduk.

Karena Ayu memberikan jawaban yang sangat ambigu menurutku, Galih dan para Pria menatap Ayu dengan tatapan curiga hingga membuat Ayu tertunduk.

"Eh udah pah jangan diperpanjang, mama pikir alesan Ayu cukup jelas kok" ujar Ratna sambil tersenyum.

"Maksudnya gimana mah kok mama yakin gitu?" Tanya Galih.

Sedetik kemudian Ratna mendekatkan mulutnya ketelinga Galih dan mulai berbisik, tak lama setelahnya Galih mengangguk-nganggukkan kepalanya sambil memegangdagunya.

"Oh gitu ya, iya papa paham kalo cewek emang pemalu" ujar Galih pelan.

Setelah Galih berkata demikian para lelaki lainpun memegangi dagu mereka dengan tangan kanan dan menganggukkan kepala dengan kopak sepertinya mereka mengerti, hanya tinggal aku saja yang belum begitu yakin dengan apa yang dilakukan Ayu tadi.

"Ayu kamu cepirit?" tanyaku dengan polos dengan WATADOS.

"Hush Roni kamu gak boleh gitu" Ratna berkata dengan pelan.

Ayu semakin menunduk dan tidak menjawab apapun, untuk beberapa saat suasana menjadi hening. Ayu kemudian berdiri dengan wajah tertunduk, tangannya mengepal dan matanya tertutup sementara bibirnya terlihat ingin mengucapkan sesuatu.

"Aku gak cepirit kok, Cuma kentut aja" jawab Ayu dengan setengah teriak dengan mata masih terpejam.

Tak lama setelah Ayu berkata demikian semua mata tertuju padaku, pandangan mereka sangatlah dingin dan sangat menganggu, terutama Popi.

"Ken....kenapa kok pada gitu ngeliatin aku? Aku cuma penasaran aja kenapa ampe teriak histeris cuma gara-gara pengen kentut" tanyaku.

Mereka tidak menjawab dan hanya menghela nafas, dan terdengar samar-samar Ipin dan Yana berkata "gak peka banget". Ayu masih berdiri sambil memejamkan matanya, wajahnya masih tertunduk mungkin dia merasa malu. Akupun jadi merasa bersalah karena sudah tidak peka dengan urusan wanita.

"Yu maafin aku deh ya, maaf aku tadi ngomong gak dicerna" ujarku.

Ayu melirik kearahku, wajahnya samar-samar terlihat memerah dan semakin membuatku merasa bersalah.

"Gak apa-apa kok, udah lupain salah aku juga pergi ga pamit, habisnya udah gak ketahan" jawab Ayu.

Setelah berkata demikian Ayupun kembali duduk, tak butuh waktu lama baginya untuk tersenyum kembali. Malam itu rencana kemah berjalan lancer, kami mengobrol dan bernyanyi bersama hingga larut.

Malam itu sama sekali aku tidak melihat atau diganggu oleh yang namanya makhluk halus, kami benar-benar menikmati waktu berkemah kami. Pada pukul 23.00 kami semua sepakat untuk segera tidur ditenda masing-masing, dan karena jumlah kami ganjil akupun harus tidur didalam tenda sendirian.

Mata Batin They Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang