[BAGIAN INI DIAMBIL DARI SUDUT PANDANG SHERIL]
Saingan Linda
"Kakak mimpiin Teh Linda ya?"
Aku mencoba bertanya kepada Kakak, namun kakak hanya diam tak menjawab pertanyaanku. Aku mengerti perasaan kakak yang sangat mencintai Teh Linda, tapi aku juga tidak ingin Kakak terus seperti ini karena dia juga punya kehidupan.
Tak berapa lama kami sampai juga dirumah, aku segera turun dari motor dan membuka gerbang. Aku langsung membuka pintu rumah dengan menggunakan kunci duplikat yang kumiliki, entah mengapa aku merasa kesal kepada Kakak dan aku hanya tidak ingin kakak terus-terusan seperti itu.
Aku segera masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya, akus langsung merebahkan badanku dikasur dengan posisi badan telungkup.
"Kakak oon oon oon!!"
Aku berteriak keras namun tidak terdengar karena mulutku menempel dengan kasur, jujur saja aku merasa kebingungan dengan perasaan yang kualami saat ini. Karena aku merasa sayang kepada Kakak bukan sebagai seorang Kakak, namun lebih ke seperti sayang seorang wanita kepada Laki-laki.
Aku tau mungkin ini hal yang tidak benar, karena kami terikat hubungan adik kakak. Meskipun pada hakekatnya aku dan Kakak bukanlah Saudara Kandung, bahkan kami tidak memiliki hubungan darah sama sekali.
Aku mengetahuinya ketika aku duduk dibangku SMP dan mengetahui aku hanyalah anak angkat, namun orangtua angkatku menyayangiku seperti anak mereka sendiri.
"Dek...kamu gak mandi ..mandi dulu dek biar seger kan habis keringetan banyak semalem"
Aku mendengar suara Kakak dari luar, tapi aku enggan menjawabnya karena merasa masih kesal kepadanya.
"Dek mandi gih, entar kalo gak mandi gak keliatan cantik loh"
Terdengar lagi suara kakak menyuruhku mandi, namun aku tidak ingin menjawabnya dan aku menyetel sebuah lagu yang sedang trend di internet.
"Aku belum mandi....tak tuntuang,,,tak tuntuang,,,tapi masih cantik juga...tak tuntuang,,tak tuntuang.."
Tidak ada suara kakak memanggil lagi, aku kembali rebahan dikasurku sambil merenungkan perasaan yang kualami sekarang.
Aku mulai merasa menyukai kakak semenjak kepergian Mama dan Papa, karena Kaka lah yang selalu ada dan menenangkanku disaat sedih. Apalagi semenjak aku tahu bahwa kami bukanlah saudara kandung, bahkan sama sekali tidak memiliki hubungan darah.
"Mengapa cinta ini terlarang"
Media Player dikomputer memutar lagu cinta terlarang by The Virgin, aku menjadi semakin kepikiran tentang perasaan yang melandaku.
"Aaaaahhh napa harus gini sih ya Allah" Tanpa sadar aku berteriak sendiri didalam kamar sambil memeluk gulingku.
"Mandi dulu aja deh, siapa tau bakal mendingan" gumamku dalam hati.
Akupun memutuskan untuk mandi karena badanku terasa sangat gerah dan juga lengket. Seusai mandi aku segera berpakaian, saat memilih pakaian pilihanku terjatuh kepada celana pendek dan sebuah tanktop berwarna pink.
"Kayakna yang ini cocok deh, kakak pasti suka" ujarku sambil tersenyum.
Ku kenakan celana pendek sepaha yang baru kubeli dari mall dan tanktop yang cukup ketat karena ukuran dadaku, aku bercermin sembari melihat lekukan tubuhku yang singset.
"Duh aku ngapain sih pake baju kaya gini Cuma buat ketemu kakak"
Aku berkata sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku, aku merasakan telingaku panas, dan begitu aku melihat ke cermin wajahku memerah.
"Tapi gak apa-apa ah aku pengen tau gimana reaksi kakak kalo ngeliat aku pake baju kayak gini" aku tersenyum senang penuh angan.
Sekarang aku sudah berdiri didepan pintu kamar kakak, entah mengapa aku merasa deg-degan.
"Sheril lebay banget ih Cuma mau masuk kamar kakak juga" Aku bergumam dalam hati.
"Tok...tok...tok" aku mengetuk pintu kamar kakak dengan pelan.
"Masuk aja dek"
Akupun masuk kekamar kakak dengan langkah perlahan, berharap dia menatapku dan mengomentari penampilanku. Namun kakak malah sibuk merekam dan tidak menoleh sama sekali kearahku, aku merasa kesal namun aku tahan.
"Ada apa dek?"
"Kakak gak apa-apa kan?"
"Emang kenapa dek?"
Kakak bertanya kepadaku dan memutar tubuhnya kearahku, matanya tertuju kearahku dan menatap kedadaku. Aku merasa malu langsung berjalan kearah kasurnya lalu merebahkan badan.
"Duh Sheril napa pake gugup segala, kan niatnya emang narik perhatian kakak" aku bergumam dalam hati dan menahan rasa gugupku.
"Dek..ko diem ? tadi nanya ..pas kakak jawab malah diem"
"Kakak tadi pagi mimpiin Teh Linda ya?"
"Sheril..bego bego bego ngapain malah ngasih pertanyaan kaya gitu, bukannya ngajak ngobrol yang lembut" gumamku dalam hati.
Kaka tidak langsung menjawab pertanyaanku, dia diam untuk beberapa saat.
"Iya dek, kok kamu bisa tau?" jawabnya.
Aku merasa lemas mendengar jawaban kakak, aku yang berharap kakak memikirka hal lain. Kakak malah menjawab dengan hal yang aku khawatirkan, namun aku mencoba mengimbangi obrolan dengan kakak.
"Aku tau soalnya aku hafal, kalo kakak bangun tidur langsung nangis pasti habis mimpiin Teh Linda. Kaya 5 tahun lalu pas aku sering nginep dikamar kakak dirumah kita yang dulu" kakak diam tidak menjawab, akupun melanjutkan.
"Aku mau kakak cepet move on dari Teh Linda. Kakak juga punya kehidupan"
"Yes, akhirnya aku bisa juga ngomong kaya gini ke kakak, siapa tau dia sadar terus mau ngisi hatinya dengan cewek lain" gumamku dalam hati.
"Iya dek, maafin kakak yang belom bisa berubah..kakak gak tau kenapa aa bisa sayang banget sama dia"
Setelah berkata demikian kakak menghampiriku dan ikut rebahan dikasur dengan posisi menghadapku, entah hal apa yang mendorongku untuk ikut menghadap kearah kakak. Namun kuhalangi dengan bantal milik kakak yang baunya kurang sedap, tapi aku suka.
Aku merasa deg-degan dengan posisi seperti ini, bak suami istri aku melihat wajah kakak didepanku, matanya yang sipit dan bibirnya yang tipis membuatku ingin memandagnya terus.
"Aku yakin kok ada cewek yang sayang ke Kakak yang sayang nya sama besar kaya Teh Linda"
"Iya Dek kakak juga tau, pasti ada ..Cuma kayaknya kakak belum nemuin dek" ujarnya sambil menggaruk kepalanya.
Kalau saja kakak mengetahui dan menyadari bahwa wanita yang kumaksud adalah diriku, entah akan bagaimana responnya. Mungkin saja dia akan marah atau mungkin menerimaku? Entahlah namun aku takut jika harus memberitahunya sekarang.
"Kadang yang kita cari selama ini, ada didekat kita Kak"
"Duh ngapain sih aku ngomong so bijak banget ke kakak" gumamku dalam hati, karena malu aku menutupi sebagian wajahku dengan bantal.
"Iya kakak tau, nanti kakak bakal berusaha nyari lagi deh yah kakak Ipar buat kamu dek,,,haha"
Aku pikir kakak akan meresponku dengan pertanyaan mengenai aku, namun dia malah berkata demikian sambil tertawa. Sumpah aku sangat merasa kesal dan langsung melemparkan bantal kearah wajah kakak, aku langsung pergi keluar dari kamar kakak menuju kamarku.
Dikamar aku menjatuhkan diri kekasurku dan memeluk gulingku, aku merasa marah. Namun aku bingung dengan rasa marahku ini, bisa dibilang aku marah-marah tidak jelas seperti sedang PMS. Tapi aku kan sedang haid, apa berpengaruh juga yah.
Kuraih HP samsul milikku dan membuka gallery, aku membuka album foto kenangan bersama kakak dari semenjak aku kecil. Aku sudah memindai foto kertas menjadi file agar bisa kulihat di HP ku, aku tersenyum sendiri ketika melihat foto-foto masa kecil kami.
Disalah satu foto, terdapat momen dimana kakak mendorong kepalaku kekue ulang tahunku yang ke lima. Tentu saja kakak dimarahi oleh Mama dan Papa, namun agar kakak tidak lanjut dimarahi aku tidak menangis dan malah tertawa.
Pada siang itu kami memakan bolu ulang tahun yang krimnya bekas wajahku, aku sangat ingat momen itu biarpun aku masih kecil saat itu.
Kugulir layar HP kebawah dan melihat foto lain ketika aku berusia SMP kelas , saat liburan sekolah sebelum kakak MOS SMA. Aku sekeluarga mengunjungi sebuah plasa dimana ketika malam hari ada event cosplay. Sebenarnya kakak lah yang ingin ikut, namun karena dia menjomblo dia mengajakku untuk pelengkap cosplay.
Kakak berperan menjadi Naruto dan memintaku menjadi Hinata, karena kebetulan potongan rambutku berponi. Sebetulnya aku merasa lucu ketika melihat kakak berpakaian ala naruto dengan pakaian seadanya, begitu pula denganku yang hanya bermodal jaket mirip hinata dan celana sebetis.
Namun demi kesenangan kakak aku rela malu tampil didepan banyak orang, Mama dan Papa meminta kami berfoto bersama dan kakak malah membopongku sebagai pose andalan, katanya agar mesra seperti naruto dan hinata.
Kugulir kembali foto dan melihat foto pertama kami setelah kepergian Mama dan Papa, Kali ini disebuah taman hiburan. Kembali kakak memintaku mengisi acara kosplay dengan tema yang sama ketika mendiang mama dan papa hidup, yaitu cosplay Naruto dan Hinata.
Kaka ingin kami berfoto seperti ketika mama dan papa masih hidup, dia bilang sebagai momen kami akan tumbuh mandiri dan tetap tersenyum.
Semenjak foto tersebut dipotret mulailah aku benar-benar menaruh hati kepada kakak, apalagi aku sudah mengetahui kami bukanlah saudara kandung. Aku pernah berharap akan terus bersama kakak hingga akhir khayat nanti.
"Dek, kakak pergi dulu yah ada urusan. Kalo kakak pulang telat kamu main ke rumah Anggi aja ya Dek"
Aku terkejut mendengar kakak berbicara didepan pintu kamar, aku merasa gugup untuk menjawab langsung. Sebagai gantinya aku menjawab via Whatsap.
"Iya Kak" jawabku singkat via Whatsapp.
Aku mendengar suara tawa kecil Kaka dibalik pintu, aku penasaran kenapa dia tertawa padahal tidak ada hal yang perlu ditertawakan.
"Mau kakak beliin apa dek nanti pulangnya?"
Aku menjawab pertanyaan kakak melalui whatsapp lagi dan melemparkan HP ku kasur lalu memutuskan untuk tidur, rasanya lelah masih terasa setelah menjalani kegiatan kemarin dan akupun tertidur.
Aku terbangun dari tidur, kulihat jam di dinding menunjukkan pukul dua siang. Aku segera bangun dan mengecek emailku di komputer, akulah yang biasanya mengurus email kakak mengenai tulisan dia.
Karena buku terakhir dia sudah rampung, aku tidak mendapati email baru. Yang ada hanya iklan-iklan dari media social kakak.
Entah ada angin apa aku merasa penasaran dengan isi laptop kakak, ada file apakah di laptop kakak yang belum pernah aku mainkan karena kakak selalu melarangku jika dia melihat aku memainkan laptopnya. Aku memutuskan kekamar Kaka untuk membuka laptopnya, tak lupa aku membawa beng-beng yang tempo hari kakak curi sebagai cemilan.
Rupanya kamar kakak tidak dikunci, aku dengan bebas masuk kekamarnya. Segera kutekan tombol power laptop kaka dan muncul Pop Up masukkan password, kucoba mengingat hal-hal yang memungkinkan menjadi password kakak.
Kuawali dengan mencoba tanggal lahirnya, ternyata gagal, tanggal jadian dengan Linda gagal juga, tanggal lahirku? Ah sepertinya tidak mungkin. Kucoba password email yang kukelola, ternyata cocok. Memang lelaki malas mungkin ya jika harus mengingat password yang berbeda.
Kuawali dengan memeriksa folder di dengan menggunakan fitur cari di window explorer, dan tak lupa kucentang tampilkan file tersembunyi. Aku mencoba memasukan kata kunci .mp4. muncul begitu banyak video yang jika ku klik ternyata videoklip music dan film box office, ada yang menyita perhatianku yaitu sebuah file video dengan tampilan transparan dan setelah ku klik ternyata video porno.
"Ih kakak ngapain sih nyimpen beginian" ujarku dengan kesal dan menghapus semua video porni yang dia miliki.
Kulanjutkan memeriksa file gambar, dengan mengetik .jpg namun aku tidak menemukan gambar yang aneh, hanya gambar-gambar kenangan semasa dia sekolah dan kenangan masa kecil. Aku menemukan foto diriku yang sedang tertidur terlentang sambil ileran di laptop kakak, nampaknya dia memfotoku diam-diam.
"Ih ngapain sih kakak moto-in aku, pas lagi tidur ileran lagi"
Aku merasa kesal, namun dibalik rasa kesal aku juga merasa senang. Entahlah aku merasa bingung, kulanjutkan mencari file-file yang sekiranya menurutku aneh.
Dibenakku terlintas apakah kakak sudah mulai menulis cerita baru lagi? Aku mengecek folder bernama Project yang berisikan buku-buku kakak terdahulu. Ada dua folder yang namanya baru kulihat, yang satu bernama mata batin dan yang satu bernama jangan dibuka.
Akupun merasa terpancing dan penasaran dengan isi folder bernama jangan dibuka, ku klik folder tersebut ternyata berisi folder lain dengan subfolder yang sangat banyak. Karena aku merasa penasaran ku klik satu persatu folder yang berjumlah puluhan, dan rasa penasaranku mengalahkan rasa kesal karena mendapati folder zonk
Hingga aku mendapatkan file yang bernama X86.zip berukuran 600MB.
"Ini file apa ya?"
Aku mencoba membukanya namun meminta password, dan semua password yang kumasukan dan kutebak tidak ada yang cocok, akupun menyerah. Aku memutuskan untuk membuka folder mata batin yang sepertinya buku baru kakak, dan ketika kubuka benar saja ada beberapa file mc.word yang berjudul dengan nama hantu dan proses.
Kubuka dan kubaca file yang ditulis kakak, alangkah terkejutnya aku mendapati bahwa ternyata kakak memiliki mata batin dan menyembunyikannya dariku. Aku merasa kesal karena dia tidak memberitahuku sebagai orang dekatnya, namun disisi lain aku berpikir mungkin kakak tidak memberi tahuku untuk alasan yang lebih baik.
Didalam folder terdapat sebuah file video bertuliskan VLOG part 1, aku merasa penasaran dan mengklik file tersebut dan ternyata berisi rekaman kakak yang menceritakan kejadian yang dia alami. Omongannya sama dengan yang dia tulis namun ini adalah versi videonya.
Aku merasa ingin ngemil, kubuka beng-beng yang tempo hari dicuri kakak dan memakannya. Bng-beng ini terasa aneh karena aku tidak merasakan rasa apapun, rasanya HAMBAR.
Kucoba memastikan dengan menggigitnya lagi namun tetap hambar, aku memutuskan untuk membuang Beng-beng ini, dan ketika aku berdiri dan berbalik...
"Aaaaaaaaaahhhhhh"
Aku kaget melihat sepasang anak perempuan dan laki-laki berdiri dipojok ruangan menatapku, wajah anak perempuan terlihat imut namun aku tahu dia bukanlah manusia karena kulitnya begitu pucat, dan seorang lagi anak laki-laki bertubuh hangus oleh luka bakar.
Aku merasa takut bukan main, aku langsung berlari kekamarku dengan cepat dan menutupi diriku dengan selimut. Aku langsung menelfon Kaka agar dia segera pulang, tanganku gemetar ketika memegang HP.
Aku mulai menangis karena ketakutan, aku paling takut jika membahas hal ghaib, dan sekarang aku malah melihat mereka dengan jelas.
"Kak pulang kak sekarang,,pulang kak aku takut" ujarku sambil menangis.
"Kamu kenapa Dek?"
"Kakak pokoknya pulang sekarang,,,aku takutt"
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Batin They Among Us
HororCerita Horor Real-Fiksi yang diangkat dari berbagai pengalaman nyata Penulis dan kerabat Penulis yang kemudian dirangkai menjadi sebuah jalan cerita. Kisah seorang penulis yang membuka Mata Batin demi materi Buku Novelnya, awalnya tak ada masalah se...