1. Pertemuan tunggal

700 104 12
                                    

"Dalam persahabatan harus ada solidaritas."
Anakku Zyanpe Giraffa

***

Peluhan keringat membanjiri siswa/siswi tahun pelajaran baru, semuanya tampak tersiksa ketika seluruh anggota osis menjemur mereka habis-habisan. Di siang itu, mereka mengikuti upacara sebelum menutup acara masa orientasi dan dilanjut hari esok.

Kepala Nazriel terasa pusing, sekali-kali iya mengerjapkan matanya agar meredakan pusing itu. Pria disebelah barisan Nazriel terlihat begitu khawatir. Ia menyentuh pundak Nazriel yang basah dengan keringat.

"Lo, kalau pusing izin aja," ujarnya, Nazriel hanya tersenyum dan menggeleng lesu. Ia tidak ingin menyia-nyiakan masa orientasi itu.

"Sumpah! Nama Lo siapa btw?" Nazriel melirik lalu berucap pelan, ia masih menetralisir rasa pusingnya.

"Anugerah Nazriel fazhari."Ujarnya perlahan.

Cowok disebelah Nazriel mendecak sebal. "Panggilan Lo siapa?"

"Nazriel."

"Heh Nazriel! Jujur aja! Gue gamau gotong badan Lo! Mending sekarang Lo izin dari pada pingsan disini," Nazriel terdiam melihat name tag cowok jangkung itu.

"Gapapa na, serius.. cuman pusing bias--" Tak lama kemudian Nazriel pingsan sebelum mengakhiri ucapannya. Ia pingsan di dekapan Krisna. Krisna terkejut dan berteriak.

Anak osis menghampiri mereka dengan khawatir, membantu Krisna mengangkat tubuh Nazriel ke UKS.
"Banci, masa cowok gini aja pingsan," celetuk anggota osis.

Krisna melirik sinis lalu menatap tajam pria yang berada di hadapannya. "Jangan mentang-mentang Lo osis, Lo seenaknya sama kita. Kita panas-panasan, Lo tadi bilang apa? Banci? Seharusnya Lo yang banci! Ngaca! Lo malah duduk adem ayem disana. Ada sifat kemanusiaan Lo?" Balas Krisna lantang, sejujurnya ia juga sudah sangat pusing. Ditambah ada celetukan anggota osis yang berbicara seperti itu, ia jadi tidak bisa menahan emosinya.

"Kagak ada sopannya amat Lo sama kakak kelas!" Ujar pria tersebut, namanya diketahui Farhan.

Krisna memutar bola mata jengah, dan menendang brankar keras hingga menimbulkan suara kencang. Demi Neptunus dia tidak bisa menahan emosinya lagi, mencengkram jas osis yang digunakan Farhan, Krisna memojokan Farhan.

"Kaya Lo? Mau disopanin sama kita? Mimpi! Lo juga kaga ada sopannya sama kita! Gila hormat banget Lo! Siapa Lo emang? Cuman sekedar osis kan? Bukan presiden? Gausah banyak gaya setan!"

Sebelum menonjok pipi Farhan mereka terdiam mendengar suara rintihan Nazriel hingga cowok itu memekik kesal. "Jangan barantem anjing, kepala gue pusing! Kalau mau barantem di luar!"

Selang beberapa detik, Krisna membanting tubuh Farhan kesamping dan melepas cengkeramannya. Beberapa anak yang sedang baris berbaris melihat adegan itu, karna UKS memang menghadap lapangan. Jadi mereka semua bisa melihat kejadian tersebut.

Kejadian yang sangat langka mungkin, hanya dirinya saja yang bisa memarahi orang yang lebih tua. Prinsip Krisna hanya satu 'jangan mau di sepelekan orang lain'. Krisna mengatur nafasnya dan melirik brankar yang ditiduri Nazriel.

"Hidup Seribut ini bajigur, mau jadi Hotman Paris aja gue."

Dalam bilik uks, Syamil sedang tertidur dengan tenang disebelahnya ada cowok manis yang mengerutu kesal. Ia meregangkan ototnya. Dan keluar dari bilik itu, matanya menatap sekumpulan anak osis yang berjaga di uks. Raffa mendengar perdebatan tadi, kepala Raffa celingak-celinguk melihat situasi sekarang.

Tunggal Lanang || DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang