27. Rental Ps

190 25 0
                                    

"Sulit untuk bertahan."

***

Suara metromini dengan knalpot racing sudah dikenali dijalan OTISTA ini, banyak orang yang mengendarai motor dan sepeda. bahkan dibulan puasa juga tidak membuat supir angkot kelelahan untuk mencari nafkah, dibalik jaket levis bername tag Nazriel itu Krisna masih terus menulusuri jalan ini sehabis pulang sekolah.

"Buka, gak, ya, tuh rental ps puasa begini," monolog pada diri sendiri, biasanya hari-hari biasa jalan ini terlihat lebih ramai, rental ps pun satu-satunya tempat yang terus ingin disinggahi krisna, katanya. "Lo gabakal tau seenak apa kalau ngemen disini gas."

Padahal kenyataannya Bagas sama bangornya, cuman karna dia pekerja keras jadi tidak begitu terlihat ketara. Masih sama perihal rental ps, Krisna masih terus berjalan bersenandung kecil dengan untai-untaian kata yang mengandung lirik sendu, Sama dengan kehidupannya.

Gua gabisa nahan lagi..

Menepuk kepalanya sebentar, krisna mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan. Siang menuju sore itu amat sangat panas, keringat pun sudah mengalir deras. "Na!"

"Opik? Ngapain lo disini?" Setelah menoleh, krisna memukul bahu opik jantan. katanya jantan, namun yang dirasakan opik seul-suel gimana gitu anying, ya jelas lah sakit tenaga krisna udah kaya barongsai.

Opik dengan meringis terkekeh, mengusap lengannya "Kerental, lo ngapain?"

"Kerental juga." Balas Krisna, yang dibalas hanya mengangguk mengambil sepotong es balok didalam tasnya.

"Ngemen engga lu?"

Krisna yang bersebelahan terdiam, menatap dramatis Opik "Segitu engga taunya lo tentang gue pik?"

"Hah? Maksudnya?"

"Jahat!"

"Naon sih sia." Logat opik sudah terlihat, matanya memicing ketika Krisna mengambil tissue dari dalam kantong celananya dan mengeluarkan permen yang pagi tadi belum ia habiskan.

"Gue Kristen.." hingga Opik yang disebelahnya tersedak, padahal belum makan apa-apa.

Menggaruk tengkuk perlahan, opik menetralisir rasa canggung itu. "Ya namanya remaja jompo, lo engga ngerti gimana lupanya gue."

Krisna ikut tertawa namun sayangnya pikirannya entah kemana, ada sesuatu yang mengganjal entah apa, ternyata hal itu sudah ia ketahui ketika melihat sosok ayu anak pak ibrahim melewati dirinya dengan sekantung takjil yang baru saja dibeli didepan toko. Tangan Krisna yang tadinya ingin memasuki permen diurungkan ia membuang permen itu sembarang dan, "Mba ayu!" Teriaknya.

Wanita berkerudung cream itu menoleh, mengernyit bingung, "Ada apa ya mas?" Ujarnya. Opik yang melihat cengengesan gajelas, udah kecium aroma bau-bau pdkt soalnya. Lihat aja kelakuan Krisna menjelma jadi barong, tingkatannya lebih tinggi dari buaya.

"Em.. itu, em--"

Gagap anjir

Dibilang apa, sekalinya liat cewek cantik apalagi Solehot, bercanda. Maksudnya Solehah kaya ayu bikin dadanya dag-dig-dug engga karuan, "Kok mas bisa tau nama saya ya?" Katanya, menghampiri Kirsna. Tenang, jaga jarak 1 km, salah, maksudnya 1 meter.

"Itu saya temennya Syamil, kebetulan tau nama mbak, ngomong-ngomong mbak bapaknya ustadz kan ya?"

"I-ii-yy-aa.. kenapa ya?"

"Saya denger-denger, ngadain ngaji setiap malam Jumat sekalian yasinan. Boleh saya turut hadir?" Sepiknya, padahal cuman pengen lihat ayu yang nyuguhin Aqua sama kue cucur. Ya Allah nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan.

Tunggal Lanang || DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang