29. Saya bersedia!

262 29 8
                                    

"Engga semua orang peduli sama keluh kesah kamu."

Krisna.

***

Hari ini hari terakhir berpuasa, dimana mereka berkumpul dengan sanak saudara. Saling meminta maaf dan menuju hari perjuangan umat Islam. lebaran.

Dengan wajah yang sangat amat cerah, dan balutan baju koko yang terus melekat di badannya, Bagas menatap ibu dan bapaknya dengan mata yang amat sayu. seolah-olah berkata 'bapak, Bagas mau pergi ke surga'

Lukman terus menatap telivisi kotak yang terlihat usang seraya menunggu adzan magrib berkumandang. Mie dan secangkir teh manis sudah terhidang disana, ayu yang masih terbaring sakit mengusap kepala Bagas dengan sayang. "Gas, makasih udah rawat ibu.." Bagas terkekeh kecil, menarik pelan lengan ibunya untuk dibawa dan dicium.

"Ibu udah sehat, bisa bikin kue lagi buat nambahin kalau kamu mau kuliah."

"Engga Bu, Bagas gaakan kuliah. fokus nyari uang aja supaya kebeli rumah terus bikin bapak dan ibu umroh."

"Harus kuliah kamu tuh gas! suatu kebanggaan ibu sama bapak!" Bagas terenyuh, hatinya semakin terbelah menjadi beberapa bagian. karna keinginan yang satu itu tidak bisa Bagas lakukan sebagaimana mestinya.

Jam 'pun semakin terus berdetak, dan tidak terasa adzan magrib berkumandang membuat para manusia yang sedang menahan lapar itu tersenyum senang, dengan telaten Bagas menyuruh ibunya untuk terduduk dan menyuapinya perlahan. takut, dirinya takut ayu terluka seperti langit.

"Pak maafin Bagas, kalau Bagas suka engga nurut sama bapak."

"Maafin bapak juga ya gas? bapak gabisa bikin kamu sama ibu bahagia."

Bahagia yang lukman maksud itu bagaimana? materi? cukup keluarganya utuh, Bagas tidak mau kehilangan lagi. Karna demi tuhan, itu sakit sekali.

Dilain tempat Krisna terus mengecap segala bentuk hidangan yang sudah terpatri jelas, ada dendeng balado, ikan goreng, jengkol, ayam kecap, sayur asem, kerupuk dan masih banyak lagi. Sebelum mengecap semua hidangan itu, memang keluarga yarsuna yang ikut andil membuat masakan ini dan menyuruh para anak tunggal lanang untuk berbuka puasa di kediamannya. akhiranya katanya.

Sebelum menjelang magrib pukul 12 siang, Syamil memang memberi tahu teman-temannya agar berbuka di kediamannya melalui grup chat.

Sebelum menjelang magrib pukul 12 siang, Syamil memang memberi tahu teman-temannya agar berbuka di kediamannya melalui grup chat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

--

Kalau bisa dibilang emang keliatan tampang jibal manusia-manusia itu, kalau gatau jibal itu artinya norak. Dari tadi bahkan Krisna gamau ninggalin tempat saji yang belum abis. Katanya kalau ditinggalin bakal abis, ya iya namanya makanan ya kalau ditinggalin bakal di embat orang. Malik udah wanti - wanti bakal nyambit mereka pake sarung wadimor. "Duduk!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tunggal Lanang || DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang