"Jangan Sok iye, Lo bukan Selena Gomez."
Ahmad Syamil yarsuna
***
Satu tahun kemudian..
Pagi itu semua Siswa dan Siswi SMA Rajawali pergi kekelasnya masing-masing, terkadang ada juga yang kebingungan mencari kelas. Setelah kenaikan kelas, Nazriel merasa bingung Dimana letak kelas barunya. Melihat denah sekolah yang berada di mading, ia mengangguk seraya mengunyah makanan dan berjalan beriringan bersama pelajar baru.
Tepat hari ini, Nazriel Menginjak bangku kelas sebelas. Tak jarang selama ia berjalan banyak mata yang terus melirik, Nazriel hanya membalas itu dengan senyumannya. Tujuannya satu saat ini pergi ke-kelas sebelas IPS 2.
"Mengapa semua menangis? Biasalah!" Nazriel masuk kedalam kelas, melempar sebungkus roti kewajah cowok berjaket Levis yang memetik gitar tak tentu arah.
Jiran memekik kesal, menaruh gitarnya dan mengebrak meja. Ia sudah tau kelakuan sahabatnya itu. Siapa sangka mereka berenam akan satu kelas seperti ini, entah sudah memang jalannya atau di rencanakan.
"Na! Masa Lo cuman kasih roti buat Jiran, buat gue mana?" Syamil gerasak-gerusuk harewang teu puguh.
Nazriel mengambil roti lagi di dalam tasnya dan menata rapi. "Gue beli di tukang sari roti depan, tumbenan harganya murah, yaudah gua beli semuanya."
"Wanjay, edun sih ini, Gue ambil dua ya!" Nazriel mengangguk dan berjalan kearah tempat duduknya bersama Krisna. Cowok itu menepuk-nepuk bangku kosong sebelahnya.
"Nana sayangku udah dateng aw-aw, kamu pasti ngasih roti berjamur itu ke-sekelompok anak idiot ya,"
Nazriel memutar bola matanya jengah, entah ia baru tau sifat Krisna yang berbanding terbalik saat insiden masa orientasi. Nazriel kira Krisna anak yang pendiam dan kasar. Namun siapa kira cowok bermata sipit yang tengah memakan bekalnya itu sama idiot dengan keempat teman lainnya.
Syamil menyemburkan Roti itu lalu memandang Nazriel marah "Gue tau Lo capek berteman sama kita, tapi jangan ngebunuh juga! Masa kita dikasih roti berjamur!"
"Heh dengerin ya Kimak! Manusia kora-kora tak berotak! Kalau itu jamuran pasti rotinya warna ijo!" Nazriel menggulung lengan seragamnya dan mengajak Syamil berduel.
Syamil terkekeh lalu menatap roti itu kembali "kalau rotinya warna ijo, kita berubah jadi Hulk ga?" Semua dikelas menatap mereka.
Ketakutan yang tidak jelas membuat seisi kelas geger, ia takut ada monster hijau dan mereka takut Syamil akan berubah menjadi Hulk.
"Tenang para hadirin yang terhormat, kalian bodoh boleh. Tapi jangan sampai goblok kaya Syamil ya, semuanya diharap tenang karna sebentar lagi ada kontes topeng monyet,"
Raffa berdiri didepan kelas, gestur tubuhnya seperti pembawa acara. Terkadang kacamatanya turun dan tercantol dihidung. Tidak ada niat membenarkan, Raffa malah asik berceloteh ria disana.
"Untuk saudara Nazriel a.k.a Nana supriman, emang benar anda membeli roti berjamur?" Nazriel menggeleng ia berjalan menghampiri Raffa dengan langkah besar lalu mengambil alih penghapus papan tulis yang dijadikan mic oleh Raffa.
Nazriel berbicara dengan lantang. "Saya tidak pernah beli roti jamuran, itu abangnya ngasih diskon besar-besaran. Berhubung saya anak orang kaya, yaudah saya beli semua!"
"Kalau kalian laper ambil aja rotinya, jangan nuduh saya macem-macem. Caper amat!" Lanjut Nazriel.
Jiran yang sedang duduk di Lawang pintu tersedak dan perutnya merasa sakit tidak karuan. Ia melihat bungkus roti tersebut dan tawanya meledak sebelum ia jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunggal Lanang || Dream
Teen Fictionkita sekumpulan anak tunggal yang begitu mendambakan kasih sayang, kita sekumpulan anak tunggal yang menyalurkan kerinduan. kita sekumpulan anak tunggal yang berdedikasi menyelamatkan negara dengan ancaman-ancaman monster pembunuh perasaan. kita sek...